Awali membaca dengan doa dan klik bintang yaa..
.
.
.Jung Chaeyeon pov
Kalau saja Eomma tak memaksaku untuk mencoba melamar pekerjaan itu, aku pasti akan kehilangan kesempatan emas ini.
Sepertinya ada orang baik yang rela menapaki 523 anak tangga hanya untuk menempelkan sebuah brosur di depan pintu rumahku. Siapa pun itu, aku sangat berterima kasih.
"Jung Chaeyeon, bisa kau gantikan aku sebentar? Aku ingin ke kamar kecil, perutku sangat sakit," seorang wanita yang berpakaian sama denganku meminta tolong.
"Nde, Eonni."
Kini aku berdiri di kasir tempat pemesanan menggantikan posisi Jieun Eonni.
Seragam ala pelayan yang simple dan sederhana ini sangat nyaman, membuatku menikmati semua pekerjaan yang aku lakukan.
"Hot Coffe latte, satu please."
Senyum ramahku seketika pudar. Pemandangan seseorang di depanku membuat suasana hati menjadi buruk.
KIM MINGYU! KIM MINGYU! KIM MINGYU! Mengapa kau selalu mengganggu hidupku?!
Dengan setengah hati aku melayaninya. Berpura-pura tidak kenal meski senyuman ramah ini muncul dengan keterpaksaan.
"Delapan ribu won untuk hot coffe latte. Anda bisa membayar dengan card atau cash."
Selalu. Persis seperti itu. Mingyu selalu tersenyum menyeringai kala berbicara denganku. Menggangguku sepertinya menjadi kepuasan sekaligus hobi barunya. Menyebalkan!
"Aku akan membayar dengan uang cash," dia tampak merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa lembar uang dan ada pula uang logam.
Aku menantinya penuh kesabaran karena dia masih menghitung uang recehnya.
"Oh! Uangku kurang lima ratus sen," dia sedikit shock dan anehnya dia malah menatapku, "kau punya uang lima ratus sen?" tanyanya.
Tanpa tahu malu, secara tidak langsung dia meminta uang lima ratus sen kepadaku. Kini aku berpikir, bahwa Mingyu sekarang sedang mencoba menggangguku. Aku tidak boleh terpengaruh. Aku tidak mau karena emosi aku bisa dipecat dan kembali menjadi pengagguran hanya karena pria menyebalkan di hadapanku ini.
"Maaf Tuan, Anda bisa membayarnya dengan kartu milik Anda," aku masih tenang meski sebenarnya ubun-ubunku mulai panas.
"Aku hanya ingin menghilangkan uang receh ini. Kau sungguh tak mau membantuku dengan lima ratus sen?" dia masih bertanya, "ya sudah, nanti aku kembalikan uangmu," lanjutnya.
"Bahkan kau meminjam satu sen pun tak akan aku beri Kim Mingyu!" batinku kesal.
"Maaf Tuan, jika uang Anda kurang Anda bisa membeli di cafe lain. Lihatlah! Sudah banyak pembeli yang menunggu," aku menunjuk ke belakang tubuhnya dimana ada antrean lumayan panjang.
Mingyu sempat menoleh, tapi dia tak merasa malu ataupun tidak enak. Dia bersikekeh memintaku membayar lima ratus sen nya.
"Apa kata pemilik cafe ini jika ada pelayan yang justru menghilangkan pelanggannya. Pasti dia sangat kecewa...," dengan jelasnya Mingyu menyindir sekaligus mengancamku dalam artian tersirat.
Baiklah. Kini aku menurut padanya. Aku rela kehilangan lima ratus sen ku dari pada kehilangan pekerjaan baruku.
Dengan seringai di wajahnya dia berjalan dengan puas menuju kursi dekat pintu. Tangannya menenteng hot coffe latte yang tentunya ada hak lima ratus sen milikku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fake Boyfriend (Mingyu-Chaeyeon)
Fiksi PenggemarTidak ada yang salah dari perkataanmu. Yang salah adalah hatiku yang menghempaskan kebencian menjadi kerinduan terhadapmu. -Jung Chaeyeon. Awalnya aku pikir aku gila karena kelemahanku. Tapi ternyata aku memang lebih dari gila saat mengatakan itu...