Rasa itu mulai tumbuh perlahan-lahan dengan atau tanpa kita sadariEntah ada angin apa yang membuat Devan mondar-mandir membawa handphone digenggamnya seperti orang yang kebingungan. Sudah berlangsung lima menit Devan bergerak monoton di kamarnya.
Sesekali ia menyalakan handphone, yang tak menunjukkan apapun yang baru di layar berukuran lima setengah inch tersebut selain notifikasi dari google cuaca. Lelah berjalan mondar-mandir akhirnya Devan mendaratkan pantatnya di ujung kasur ber-sprei putih dengan gambar motif bunga yang menghiasi.
Ketiga temannya; Bastian, Rivo, dan Arfan yang biasanya mereka berempat selalu hangout bareng di Sabtu pagi berbeda dengan hari ini. Mereka bertiga sedang ada acara masing-masing. Bastian menghadiri acara reuni angkatan SMP-nya, Rivo ada acara khitanan sepupunya, Dan Arfan sedang menghadiri pernikahan kerabatnya.
Tersisa Devan sendirian. Ia bingung bagaimana menghabiskan waktu di hari Sabtu ini. Sebenarnya ada yang ingin Devan lakukan untuk malam ini. Ia masih ingat pembicaraannya dengan Lenata kemarin. Lenata mengatakan bahwa dirinya Sabtu malam akan pergi ke toko buku. Sinta juga nanti tidak bisa menemani Lenata, itu berarti Lenata akan pergi sendiri. Iya sendiri. Devan berinisiatif mengisi malam Sabtu kelabu-nya dengan ikut pergi ke toko buku dengan Lenata. Pemikiran yang gila memang apalagi nanti malam adalah malam Minggu yang artinya banyak pasangan bertebaran di jalan maupun di tempat-tempat lainnya dimalam itu.
Jemarinya tak henti-henti mengetuk dagu, keningnya menampilkan deretan kerutan, giginya menggigit bibir bawah. Matanya terus fokus menatap ke layar handphone yang sudah menyala dari tadi. Ibu jarinya hanya bergerak-gerak kebingungan tanpa menyentuh layar persegi panjang itu.
Ibu jarinya spontan bergerak menyentuh layar yang mulai meredup kembali menyala terang kembali. Setelahnya ia tetap diam bergeming sampai lagi-lagi layarnya yang mulai meredup kembali disentuhnya untuk mencegah mati. Itu terjadi sudah delapan kali tanpa Devan melakukan hal lain selain menyentuh-nyentuh layarnya menjaga tetap menyala.
Jemarinya yang mengetuk dagu semakin cepat, lelah terus begitu akhirnya kedua ibu jarinya berkumpul di layar handphone dengan cepat menyentuh aplikasi hijau bergambar telepon. Di kolom pencarian langsung saja Devan mengetik nama Lenata. Tangannya kembali kaku seketika setelah membuka room chatnya dengan Lenata.
Otaknya berpikir keras apa yang akan ketik dan memprediksi beberapa kemungkinan respon dari Lenata. Mungkin setiap sel-sel di dalam otak Devan sekarang diibaratkan sedang mengadakan rapat penting.
Satu menit, dua menit, tiga menit, empat menit belum ada kata-kata yang dihasilkan otaknya untuk diketik. Beberapa kali mengetik sejumlah kata, Devan langsung menghapusnya karena ia pikir kurang pas. Dipikirannya, kalau saja Lenata membaca pesan darinya bisa-bisa Lenata beranggapan macam-macam tentang dirinya. Itulah yang membuat Devan perlu menghasilkan kata-kata yang cocok.
Sudah tak tahu apa yang harus ia ketik, ibu jarinya menari di atas layar keyboard, mengetik seadanya.
Nanti malam lo jadi enggak ke toko buku?
Kalau jadi gue ikut, ada buku yang mau gue beli jugaDevan terus memandangi layar handphone-nya, membaca kembali pesan yang baru ia kirim, meneliti setiap kata-katanya. Tak lama setelah pesan terkirim, tanda dua checklist abu-abu berubah menjadi biru. Di bar nama muncul tulisan 'mengetik'.
Lenata:
Iya, jadi
Nanti malem bisa jemput, enggak?Devan mengedip-kedipkan matanya membaca apa yang baru dilihatnya. Beratus-ratus perkiraan Devan tentang respon Lenata, Devan tak pernah memprediksi atau punya pemikiran Lenata minta dijemput. Kenapa? Devan seakan-akan tak percaya kalau itu Lenata. Di-ceknya bar nama di atas layar benar itu chat roomnya dengan Lenata. Lantas ada angin apa yang membuatnya mengirim pesan itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Awal
RomanceSMA Garuda tidak kurang memiliki murid bandel di sekolahnya. Devan Aldeno contohnya. Seluruh warga sekolah mulai dari guru-guru, satpam, sampai siswa-siswi semua angkatan mulai dari kelas sepuluh - dua belas kenal dengan anak satu ini. Tahun pe...