Jangan takut. Ada gue disini. Gue yang akan jaga lo. Gue janji!
Siswa-siswi kelas X-IPS-2 berbaris rapi di tengah lapangan dengan posisi tangan terlipat dibelakang dan kaki yang dibuka selurus dengan badan menunjukkan sikap istirahat ditempat. Kaos olahraga berwarna merah bergambar pemain basket dan tulisan yang menunjukan identitas sekolah di punggung kaos telah menggantikan seragam putih abu-abu mereka.
Di barisan samping mereka, anak-anak dari kelas XI-IPS-1 juga ikut berbaris memakai kaos olahraga dengan gambar dan motif garis yang sama, hanya berbeda di warna yang membedakan tingkatan kelas. Warna merah untuk kelas X, warna kuning untuk kelas XI, dan warna hijau untuk Kelas XII.
Jam pelajaran olahraga kedua kelas berada di jam yang sama. Kelas XI yang harusnya diajar Pak Danil, hari ini tidak. Karena beliau sedang ijin tidak mengajar. Sekarang kelas XI diajar oleh Pak Adi, guru olahraga kelas X. Alhasil jam pelajaran olahraga Kelas X-IPS-2 dan kelas XI-IPS-1 digabung menjadi satu.
Ketua kelas dari kelas XI-IPS-1 maju ke depan barisan kelasnya dengan membawa buku absensi memanggil nama teman-temannya satu persatu sembari mencentang daftar absensi. Kelas X-IPS-2 untuk absensi langsung ditangani sendiri oleh Pak Adi.
Pak Adi mengalihkan pandangannya dari buku absensi yang ia bawa. Belum sempat memanggil nama-nama murid untuk diabsen, bola matanya bergerak sibuk mencari artis-artis sekolah dari kelas X-IPS-2. Artis sekolah yang dimaksud bukan artis pemain film dan artis endorse atau yang semacamnya. Artis-artis yang dimaksud siapa lagi kalau bukan empat sekawan dari kelas itu. Dari kelas X-IPS-2. Ada yang kurang dari kelas itu. Pak Adi mengamati secara seksama apa yang kurang dari pengamatannya. Hanya ada tiga orang artis di kelas itu! Dimana-mana yang namanya empat sekawan pasti ada empat orang, bukan tiga. Namun seteliti apapun matanya melirik sana-sini, Pak Adi hanya melihat tiga orang dibarisan kelas itu. Arfan, Bastian, dan Rivo. Kurang satu orang, yaitu Devan.
"BASTIAN," panggil Pak Adi dengan suara lantang membuat Bastian kaget mendengarnya.
Bastian yang sedang asyik menggerakkan mulutnya naik turun mengunyah permen karet segera memindahkan permen karet ke sebelah gusi dekat pipi dengan lidahnya. Setelah dirasa permen karet telah ia letakkan pas di samping gusi, Bastian mulai mengeluarkan suaranya.
"Nama saya dimulai dari huruf B, Pak. Urutan abjad sebelum B masih ada huruf A. Kenapa nama saya yang dipanggil lebih dulu. Ah, bapak lupa urut-urutan abjad, ya," ucap Bastian mengatakannya dengan santai.
Pak Adi mengeluarkan napas berat, mulutnya berancang-ancang mengeluarkan suara. "SIAPA YANG KAMU BILANG LUPA HURUF! BAPAK MANGGIL KAMU CUMA MAU TANYA! MANA TEMAN KAMU!"
Bastian yang mendengar suara merdu Pak Adi langsung menunduk menutupi lubang telinganya. Memang benar bila Pak Adi menanyakan keberadaan Devan tidak kepada anak yang lain tapi menanyakannya ke Bastian, salah satu teman dekat Devan. Jika persoalan mengapa tidak bertanya kepada Arfan atau Rivo yang juga ada disana jawabannya adalah karena Bastian lah yang paling dekat dengan jarak penglihatan Pak Adi.
Mendengar suara Pak Adi telah mereda Bastian memutar badannya sembilan puluh derajat ke kanan. "Mereka ada di belakang saya, Pak. Masa bapak enggak liat mereka baris di belakang dari tadi," tunjuk Bastian mengarah ke Arfan dan Rivo.
Arfan dan Rivo menarik tangan mereka ke atas sembari melambaikannya. Pak Adi mau marah tapi ya bagaimana lagi, jawaban dan respon mereka juga tidak salah. Mungkin cara bertanya Pak Adi sendiri yang salah. Belum mulai mengajar saja sudah dibuat kesal melihat tingkah tiga anak itu walaupun mereka sebenarnya tidak bersalah, hanya saja Pak Adi lupa jika bertanya kepada mereka harus singkat padat dan jelas agar kejadian seperti tadi tidak terjadi. Jika tiga orang sukses membuat Pak Adi kesal dengan jawaban mereka, bagaimana dengan empat orang termasuk Devan? Apa jadinya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Awal
RomanceSMA Garuda tidak kurang memiliki murid bandel di sekolahnya. Devan Aldeno contohnya. Seluruh warga sekolah mulai dari guru-guru, satpam, sampai siswa-siswi semua angkatan mulai dari kelas sepuluh - dua belas kenal dengan anak satu ini. Tahun pe...