Halaman 17

634 54 3
                                    

Katanya intuisi harus diikuti? Katanya logika harus diperdalami?Jadi kamu lebih percaya pada intusi atau logika?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Katanya intuisi harus diikuti?
Katanya logika harus diperdalami?
Jadi kamu lebih percaya pada intusi atau logika?

Oktamara

***

Akhirnya mereka kembali pada Vila peninggalan Belanda tersebut. Butuh perjuangan panjang untuk menyeret Bari dan Ilham kembali pada Vila itu. Bari mengidap sebuah trauma yang berkepanjangan berefek pada kehidupannya. Sedangkan Ilham, tidak mau mempertaruhkan nyawanya untuk sekedar kembali ke Vila itu. Bukan tidak setia kawan, hanya sedikit mencegah ketimbang mengobati.

Ilhampun memutuskan untuk ikut akhirnya bersama mereka. Langit nampak cerah sore hari itu. Sebelum menghampiri Vila, Andi menghampiri Ujang dan penjaga Vila itu untuk datang bersama dengan mereka. Mungkin terlihat fiktif bagi mereka yang tidak mempercayainya. Tapi percayalah, semua yang berada di bumi ini saling berdampingan.

Ilham memandang tak suka pada bangunan di hadapannya. Gedung itu terlihat dingin dari luar. Mereka tiba di Vila hampir menjelang magrib. Beruntunglah mereka tidak terjebak di hutan keramat. Entah mereka beruntung hari itu atau karena takdir Tuhan tidak ingin membuat mereka susah.

"Jangan terlalu dipikirkan,"

Tepukan halus di pundak Ilham membuatnya sedikit berjengkit. Kang Usman, membuang rokoknya yang tersisa sedikit. Tidak sekali-duakali orang luar mengalami kejadian aneh di Vila ini. Sejak Kang Usman muda sudah mengalaminya. Hanya saja, yang berbeda kasusnya. Baru kali ini ia mengalami hal seperti ini.

"Kalau menyeramkan, kenapa masih disewakan?!"tanya Ilham dengan nada yang sedikit ditinggikan.

"Tidak seram kalau kamu punya iman. Mereka itu akan datang kalau kamu dan yang lain memikirkan hal yang tidak-tidak."

"Sering kejadian seperti ini?"

"Baru kali ini. Sangat merepotkan!"keluh Kang Usman meninggalkan Andi masuk ke dalam.

Ilham hanya memandang punggung Kang Usman yang menjauh. Iya sedikit berpikir akan hantu itu benarkah ada?

Tapi Ilhampun melihat jelas sendiri kondisi Raina yang aneh. Bahkan kejadian Izul yang melayang ditarik sesuatu yang tidak dapat ia tangkap oleh panca indranya.

"Masuk yuk Ham,"ajak Okta.

Bari, Andi, Salman, Indah dan Dina sudah berada di ruang tamu dekat api unggun. Ujang menyiapkan api unggun untuk sekedar menghangatkan tubuh mereka.

"Gimana kabar kawan kalian yang di rumah sakit?"tanya Ujang.

Okta yang baru saja mendaratkan pantatnya di ruang tersebut menatap Ujang. "Kemarin dia sempet kejang-kejang,"ucapnya.

Indah membulatkan matanya,"Serius kamu Ta?"

"Ya, kemarin aku sempet telpon ibunya. Karena bokapnya Raina lagi di Jakarta juga, ada urusan."balas Okta.

Tengah MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang