Waktu memang tidak dapat diulang.
Tapi ingatan, jangan sampai hilang.Oktamara
**
Lampu temaram di sebuah kafe mengalihkan perhatian Indah. Ia merenung sambil menunggu kawannya yang lain datang. Indah mempunyai firasat dan kepekaan paling kuat diantara yang lain. Matanya menerawang jauh. Jujur dari hati yang paling dalam, ia mendapat firasat buruk.
"Hai Ndah, dari tadi?"
Indah tergagap, berusaha senormal mungkin. Sore itu mereka janjian untuk bertemu kembali. Kabarnya Bari telah menyewa sebuah Vila bekas peninggalan orang Belanda di daerah Bandung.
"Mana yang lain?"tanya balik Indah.
"Bari sama Raina lagi di parkiran. Andi lagi ke toilet dan Salman gak tau dia. Ga ada kabar,"
Ilham mendaratkan pantatnya di sebrang meja Indah. Mata Ilham menjelajah seisi ruangan Kafe yang sangat unik dan terkesan misterius.
"Kamu sendiri Ndah?"
"Aku dianter sama Ayah. Sebentar lagi Dina sama Sila juga sampe,"
"Assalamualaikum,"sapa Dina dan Sila.
"Waalaikumsallam,"balas Indah dan Ilham bersamaan.
"Okta mana? belom sampe ya dia?"serobot Sila.
Ia tahu betul sifat jam karet teman yang satu itu.
"Dasar emang tu bocil!"umpat Ilham.
"Hai Sil, Din, Ndah,"sapa Andi dari belakang mereka.
"Kok kamu dari belakang Ndi?"tanya Sila.
"Abis nabung biasa haha,"
"Ohhh hahaha. Berapa potong Ndi?"celetuk Dina.
"Berpotong-potong Din. Lega akhirnya perut. Udah nahan dari tadi haha,"
Tak lama berselang,"Assalamualaikum coy," Bari datang bersama Raina.
Mereka datang bersama dengan Izul. Ia juga kawan kami, hanya jarang ikut kumpul bersama karena harus memenuhi tuntutan kuliahnya. Izul dan Andi kuliah di salah satu Universitas Negeri ternama di Jakarta. Sama seperti yang lain, mereka hanya berbeda jurusan dan juga jarang bertemu. Sifat Izul sedikit keras kepala dan Andi yang cuek membuat mereka tidak terlalu dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tengah Malam
Misteri / ThrillerTengah malam semua menjadi berbeda. Reuni semasa putih abu-abu berubah menjadi kisah tragis yang cukup membuat mereka trauma. Kejadian yang janggal dengan hal-hal tidak masuk akal mereka lalui. Persahabatan diuji di sana. Rumput basah menjadi saksi...