• Yang Terbaik •

176 40 3
                                    

Oh Tuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh Tuhan..., kucinta dia, sayang dia, inginkan dia. Utuhkanlah rasa cinta di hatiku, hanya padanya, untuk dia.

-Dia, Anji


Risa berakhir di taman kecil yang cukup sepi karena letaknya yang berada di sudut sekolah, dekat musholla. Sengaja dia ke sana, agar bisa menumpahkan tangisnya, tanpa harus dihujami tatapan kepo ataupun aneh.

Risa bisa saja pergi ke kelasnya dan menumpahkan tangisnya di Rena. Tapi sahabatnya itu pasti akan bertanya mengapa dia menangis dan akan terus merecokinya sampai Risa menjawab sedang Risa lagi tidak ingin menceritakan dan menjelaskan apapun.

Risa mendesah, dia mengeluarkan tupperware berwarna ungu dari paperbag dan mulai memakannya. Meskipun Risa sudah selesai menangis, cewek itu masih setia duduk di bawah pohon kedondong dan memiklih memakan bekalnya. Menangis membuat energinya berkurang sehingga dia jadi merasa lapar.

Risa mendesah di tengah kunyahannya, dia bergumam kesal, "Kampret, gue lupa bawa aer." Lalu mendecak, Risa terlalu mager untuk merapikan makanannya lalu bangkit untuk pergi ke kantin membeli air.

"Bodo amatlah, gak bakal mati juga gue karna gak minum air waktu lagi makan." Setelah berkata seperti itu, Risa kembali melanjutkan makannya.

"Oi, Risa!" Risa mengangkat kepalanya mendengar seseorang meneriakkan namanya, matanya memicing untuk mengenali siapa orang itu. Sosok itu mendekat, dan Risa langsung mengenalinya. Bagas.

"Ngapain lo di sini? Lagi piknik?" Tanya cowok itu lalu mengambil duduk di sebelah Risa.

Risa ingin menjawab, tapi botol air mineral di tangan Bagas lebih menarik perhatiannya. Bagas memang sahabat sehatinya, selalu tau apa yang Risa butuhkan.

"Pas banget deh lo dateng bawa air minum gini." Risa menyeringai, merebut air botol tersebut, membuka tutupnya dan meneguknya. "Tau aja, lo, gue butuh minum."

Bagas tak menjawab, dia melirik pada paperbag di samping Risa, "Udah selese di perpusnya?"

Risa hanya mengangguk, karena mulutnya penuh dengan makanan.

"Terus, tumbenan lo gak langsung ke Reza. Makan bareng gitu, kan udah lama gak maem bareng."

"Ahh lebay lo, baru tiga hari doang."

"Yeuu, biasanya juga lo nempelin dia terus, gak ketemu waktu libur aja udah kangen." Bagas mencibir. Dia memandang Risa serius kali ini. "Kenapa?"

"Hmm?" Risa menatap Bagas. "Apanya yang kenapa?"

"Itu-" Bagas menunjuk paperbag di samping Risa dengan dagunya "-bekel yang di sana buat Reza, kan? Terus kenapa gak makan bareng sama dia?"

Risa tersenyum kecil, "Lagi gak pengen aja. Takutnya ntar Reza bosen liat gue yang selalu nempelin dia. Jadi gue kasih kita jarak sedikit. Biar dia kangen gitu sama gue," bibir Risa mengerucut lucu, "masa gue terus sih yang kangen dia. Kan gak adil!"

Give Love | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang