Chapter 24

2.6K 183 37
                                    

Vote and coment yaa❤

Author POV

                Suara tepukan tangan menggema di penjuru ruangan tatkala Chae-rin dan Ae-cha menuruni anak tangga dengan anggun. Semua mata dibuat kagum dengan kecantikan kedua adik kakak itu, tak terkecuali Sehun. Pria itu tak henti-hentinya memuji kecantikan gadisnya dalam hati. Tentu saja Ae-cha, memangnya siapa lagi gadis yang ada di hati Sehun.

"Jangan hanya diam disini, sana jemput calon istrimu" ucap Tuan Oh pada putranya

"Tanpa appa suruh, aku pasti akan melakukanya" seru sehun dengan nada mengejek, semua orang tersenyum melihat tingkah konyol Sehun

"Dia cukup cantik untuk dipandang oleh pria lain nak" goda Tuan Oh

"Memangnya siapa mereka berani menatap gadisku" ucap sehun, lalu ia bergegas menuju gadisnya yang sudah berada diujung tangga

"Kau sungguh cantik malam ini, Cha" ucap Sehun, seketika atmosfer berubah menjadi ambigu

"Hei, apa kau baru sadar bahwa eonniku itu sangat cantik" ucap Ae-cha, tentu saja gadis itu tidak bodoh siapa yang dibicarakan oleh Sehun. Seketika semburat kecewa diwajah Sehun. Pria itu baru sadar, dengan siapa malam ini ia akan bertunangan. Pikiranya terlalu kacau saat melihat kecantikan Ae-cha hingga Sehun lupa bahwa ia sekarang sedang bersandiwara.

"Yang pasti calon istriku lebih cantik dari dirimu bocah kecil" ucap Sehun menjitak pelan dahi kekasihnya.

"Jangan menjitakku, atau aku tak akan merestuimu dengan eonniku" Ae-cha pura-pura marah pada Sehun

"Aishh, tadi kau membuatku bingun oppa. Kupikir Cha yang kau maksud adalah adikku" Kali ini Chae-rin membuka suara

"Tadinya aku inin menyebut namamu dengan lengkap, namu seketika lidahku kelu untuk mengucapkanya. Aku sungguh terhipnotis dengan penampilanmu malam ini" dusta Sehun

"Aku kemari untuk menjemputmu, mari kita ke podium untuk pertukaran cincin" lanjut Sehun, lalu menggenggam tangan Chae-rin dengan romantis untuk menuju podium dengan meninggalkan Ae-cha dengan seribu luka dihatinya.

"Entah mengapa aku ingin menjadi orang jahat saat ini, jujur aku tak ingin kekasihku melamar eonniku walaupun hanya sandiwara hatiku sangat terluka. Aku tidak bisa membayangkan betapa bahagianya semua orang, dan kecewanya mereka saat mengetahui fakta bahwa aku dan sehun saling mencintai" batin Ae-cha dalam hati, tanpa sadar cairan bening keluar dari matanya. Gadis itu tidak sadar bahwa dirinya sekarang sedang menangis tatkala Sehun memasangkan cincin di jari manis eonninya, begitupun sebaliknya. Kini mereka sudah resmi bertunangan saat Sehun mengucapkan lamaranya pada Chae-rin yang menggema diseluruh ruangan dan disaat itu juga pertahanan Ae-cha runtuh seketika. Dengan mata sembabnya gadis itu meninggalkan tempat menyakitkan itu menuju taman belakang. Setibanya disana tangis Ae-cha pecah, ia tidak bisa menahanya lagi.

"Aku benci kenyataan ini!!. Mengapa kau mempertemukanku dengan sehun tuhan, jika akhirnya kau berikan kenyataan menyedihkan ini" teriak Ae-cha dengan tersedu-sedu, karena tidak ada seorangpun selain dirinya yang berada di taman belakang.

"Hatiku sakit saat Sehun memasangkan cincin pada eonni dan melamarnya. Aku benci senyuman yang terpatri diwajah eonni dan keluargaku, itu membuat hatiku lebih sakit. Bagaimana jika aku membuat senyuman mereka hilang, aku tak sanggup membayangkanya" lanjutnya

Oh Sehun POV

Hari ini aku resmi bertunangan dengan gadis yang tidak kucintai Setelah bertukar cincin dan melamarnya. Semua orang bersorak bahagia terkecuali diriku. Aku mengedarkan mataku keseluruh ruangan namun aku tidak menemukan diamana Ae-cha. Malam ini aku sangat menyakitinya, mungkin ia meninggalkan ruangan saat aku melamar eonninya. Bagaimanapun caranya aku harus pergi dari tempat ini dan menemukan dimana kekasihku berada. Aku ingin memeluknya dan mengucapkan ribuan maaf untuknya.

"Kau tetap disini hm, aku ingin ketoilet sebentar" bohong ku pada Chae-rin

"Perlu kutemani oppa?"

"Tidak perlu, kau disini saja. Aku akan cepat kembali"

"Baiklah" Setelah berpamitan aku langsung meninggalkan Chae-rin untuk mencari Ae-cha. Di kamar, dapur, toilet aku tidak menemukan keberadaan Ae-cha. Aku sangat bingung dimana sekarang gadisku, aku sungguh khawatir denganya. Bagaimana aku bisa lupa, aku bahkan tidak mengecek taman belakang.

"Pasti ia di taman belakang" akupun segera menuju taman belakang, sesampainya disana aku sangat lega bisa menemukan Ae-cha.

"Aku benci kenyataan ini!!. Mengapa kau mempertemukanku dengan sehun tuhan, jika akhirnya kau berikan kenyataan menyedihkan ini"

"Hatiku sakit saat Sehun memasangkan cincin pada eonni dan melamarnya. Aku benci senyuman yang terpatri diwajah eonni dan keluargaku, itu membuat hatiku lebih sakit. Bagaimana jika aku membuat senyuman mereka hilang, aku tak sanggup membayangkanya"

Aku tercengang saat mendengar teriakan Ae-cha, mungkin ia tidak sadar bahwa sekarang aku dibelakangnya. Hatiku terasa sakit mendengarnya, ini kesalahanku. Aku yang membuatnya seperti ini.

"Tolong jangan kau keluarkan air matamu, hatiku sangat sakit melihatnya" ucapku tiba-tiba dan ia menoleh sangat terkejut mengetahui kehadiranku. Tanpa disuruh aku langsung memeluknya.

"Maaf, maaf, dan maaf telah membuatmu menangis lagi" ucapku menyentuh pipinya

"Tidak, ini bukan sepenuhnya kesalahanmu. Ini resiko keputusaanku tetap mempertahankan cintaku" ucapnya dengan mata memerah

"Kau tahu kan, ini hanya sandiwara"

"Aku tahu hun, tapi aku tidak tahan saat melihat kalian bertukar cincin, kau melamarnya. Hatiku sangat sakit menyaksikan semua itu!! Aku iningin menyerah hun!" ucap Ae-cha berteriak padaku

"Apa kau pikir hatiku tidak sakit, saat aku melakukan itu semua? Aku juga merasakan apa yang kau rasakan, tetapi apa aku harus berteriak kesemua orang bahwa aku sedang bersandiwara?" tanyaku

"Terlebih kau tersakiti dan menangis karenaku. Dulu aku sudah berjanji padamu untuk tidak membuatmu menangis lagi, namun aku menginkarinya" lanjutku

"Aku ini egois hun, aku ingin berada diposisi eonniku saat itu. Aku ingin kau melamarku, dan memberitahu kesemua orang bahwa kau sangat mencintaiku" ucap Ae-cha dengan air mata terus mengalir di pipi mulusnya

"Apa kau ingin aku mengatkan pada mereka sekarang tentang hubungan kita, aku siap untuk itu. Aku tidak bisa membuatmu terus tersakiti seperti ini" ucapku

"Kumohon jangan, mereka sangat bahagia hun. Maafkan atas keegoisanku, kau sama sakitnya sepertiku. Jadi aku akan lebih memahami sandiwara ini" ucapnya menyegahku, aku menghangat mendengarnya. Kupeluk lagi tubuhnya dengan erat, agar meringankan beban hatinya.



TBC

Stay With You - [Hunlis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang