PART EMPAT (4)

416 69 12
                                    

Happy Reading🎺

Aku tidak pernah meminta belas kasihan kepada seseorang, yang kutahu selama ini aku berdiri di atas kakiku sendiri bukan kaki orang lain

-Author-

*****           

  🌟🌟🌟

Keesokan harinya....

Langit yang berwarna gelap gulita, sekarang kembali cerah. Bintang dan bulan sudah menghilang digantikan dengan sang Surya. Hanya meninggalkan dinginnya malam yang berganti sejuknya udara di pagi hari sebelum tercemar oleh polusi kendaraan.

Reyna yang masih tertidur di ubin lantai luar rumahnya merasa terganggu dengan silaunya cahaya pagi dan langsung membuka kelopak matanya, namun sebelum berdiri tiba-tiba ada yang mengguyurku dengan satu  ember air dingin.

"Byuuurrrr....!!!"

"Kenapa kau tidak masuk?! Apa kau ingin dibicarakan tetangga dan dikasihani?" ucap ibuku sinis.

Aku tidak menjawab perkataan ibuku seperti pedang yang siap menusuk lawan tepat pada jantung dan seketika lawan akan hancur berkeping-keping, jika orang lain pasti akan depresi namun aku sudah kebal dengan tingkah ibuku. Aku tidak mengucapkan sepatah katapun aku langsung masuk ke rumah tanpa melihat ibuku, "Aku tidak pernah meminta belas kasihan kepada seseorang, yang kutahu selama ini aku berdiri di atas kakiku sendiri bukan kaki orang lain," batinku berteriak namun aku memilih bungkam.

Namun pergelangan tanganku dipegang dengan ibuku dengan sangat kencang, "SEKARANG BERANI KAMU SAMA SAYA!"

Aku tetap bungkam sampai ibuku lelah dan melepaskan cekalan tanganku dengan kasar. Sebelum ibuku pergi dia mengatakan, "Kamu ingatkan setiap hari kamu harus membersihkan rumah atau perlu saya ingatkan setiap hari!!!"

Aku bersyukur karena ayahku pergi keluar kota selama satu minggu karena urusan kerja. Ayahku hanya pegawai biasa saja, aku tidak membayangkan jika ayahku dirumah pasti tubuhku akan babak belur, mungkin kalian berpikir ayahku akan membelaku dugaan kalian salah besar malah ayahku akan mengatakan semua perkataan kasar kepadaku kata-katanya seperti timah panas yang mematikan setiap perkataannya membuat orang ingin bunuh diri kalau tidak yah ingin balas dendam kepadanya.

Aku langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diriku. Setelah itu aku berganti pakaian rumah dan membersihkan rumah, selesai mengerjakan tugasku di rumah aku bersiap-siap pergi untuk ke sekolah, lalu aku sarapan pagi.

"Kak Reyna!!!"

"Kenapa Sheila manggil kakak?" tanyaku.

"Iya kak, aku mau berangkat sekolah nanti ambil pakaian kotorku di kamar terus kak tadi malam aku mau nyuruh kakak ngerjain PR malah kakak nggak pulang-pulang!!! jadi aku kerjain sendiri deh!!! Pokoknya nanti malam kakak harus kerjain" ucap Sheila panjang lebar.

"Iya," jawabku singkat kepada Sheila.

Sheila sudah berlalu dari hadapanku tiba-tiba dia menoleh, "Satu lagi kak! Jauhi kak Jonathan! Karena dia milikku! Anggap saja ini ancaman dari Sheila!"

Reyna tidak menanggapi Sheila, sedangkan Sheila langsung pergi. Aku juga berangkat ke sekolah mencari angkuta umum.

Aku sampai di sekolah pukul tujuh pagi. Ketika aku sampai di kelasku aku membenamkan kepalaku dilipatan tanganku untuk tiduran. Aku tertidur dikelas karena semalam aku hanya tidur tiga jam. Disaat aku tidur aku tidak menyadari kedatangan Jonathan yang sudah duduk di sampingku, setelah itu dia menepuk pipiku untuk membangunkanku. Aku meringis kesakitan, "Awh!"

Hati Yang Bersuara [ COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang