PART LIMA (5)

386 72 7
                                    

Happy Reading🍭

Kadang aku berpikir untuk lari dari kejamnya takdirku, namun apa dayaku yang hanya bisa pasrah tanpa melawan kejamnya takdir dan terus menerus mempermainkan hidupku!

-Author-

***

🦋🦋🦋

#Cafe Bintang

"Reyna, lo bisa lembur lagi nggak soalnya akhir-akhir ini cafe kita lagi rame?" tanya Cika kepada Reyna.

"Nggak bisa mbak soalnya orang tua saya nggak ngizinin lembur mbak," balas Reyna kepada mbak Cika sambil tersenyum manis dan ramah.

"Yaudah gak papa nanti aku cari sift malamnya buat gantiin lo, gue ngerti pasti orang tua lo khawatir sama lo,"ucap mbak Cika.

Aku hanya tersenyum kecut menanggapi perkataan mbak Cika tapi dalam hatiku mengatakan "boro-boro khawatir mbak peduli sama saya aja enggak!"

Aku tertawa getir, jika mengingat perlakuan orang tuaku kepadaku.

Setelah itu mbak Cika pergi dari hadapanku. Akupun mengerjakan tugasku menjadi waiters cafe dengan baik, selesai menyelesaikan pekerjaanku akupun langsung bergegas pulang.

Aku sampai di rumah pukul delapan malam, sesampainya di rumah aku menuju ruang makan karena perutku sudah berbunyi untuk diisi makanan saat aku sampai di ruang makan, aku melihat keluargaku sedang makan malam akupun menarik kursi untuk duduk tapi aku terperanjat kaget dengan suara bentakan ibuku yang tertuju kepadaku, "APA KAMU SUDAH LUPA KALAU KAMU BOLEH MAKAN SETELAH KAMI SELESAI MAKAN!!! HAH!!!"

Austin berdiri dari tempat duduknya dan berjalan mendekatiku lalu menjambak rambutku dengan sangat kencang setelah itu ibuku melepas jambakannya dengan begitu kasar, lalu ibuku menarikku dengan mencengkram tanganku sangat kencang untuk dibawa ke dapur. Sesampai di dapur ibuku memasak air lalu saat mendidih airnya ibuku menarik tangan kananku dan memasukannya.

"AWWHHH....!!! Sakit bu...!!! Saya minta maaf bu," ucapku merintih kesakitan.

Setelah itu ibuku mengluarkan tanganku dengan kasar, sedangkan aku menatap tangan kananku yang sudah melepuh.

"Tanganku memang sakit bu, tapi itu semua tidak sebanding dengan hatiku yang lebih tersakiti!" batinku sambil menangis dalam diam dan menatap ibuku dengan pandangan yang sulit aku artikan dengan kata-kata.

Sebelum ibuku pergi dari hadapanku dia berujar, "Setelah selesai makan nanti saya akan memanggilmu dan kamu harus cepat datang ke ruang makan atau kamu akan mendapat akibatnya!"

"Iya bu saya akan datang!"

"Baguslah!"

Setelah ibuku pergi, aku langsung mencuci tanganku yang melepuh dengan air dingin yang mengalir dari keran air. Lumayan ini nggak kelihatan kalau tanganku melepuh huh. Selesai mencuci tanganku, tenggorokanku rasanya sangat kering sehingga aku langsung minum segelas air putih lalu mengambil tasku dan mengerjakan PR. Sesudah menyelesaikan PR aku mendengar suara teriakan ibuku memanggilku, "REYNA!" teriak Austin ibuku.

"REYNA!" teriak Austin ibuku sekali lagi.

Akupun segera menuju ruang makan.
Sesampai disana aku disuruh ibuku untuk mengangkat piring-piring kotor dan menyuruhku mencuci piring tapi sebelum itu ibuku menyuruhku memakan sisa makanan yang ada di meja makan.

"Tapi bu apa nggak ada lauk pauk untuk saya?" tanyaku sopan.

"MAKAN SEADANYA JANGAN PROTES TERUS!" bentak Austin lalu beranjak pergi dari meja makan menuju kamarnya. Setelah mengatakan itu ayahku menatapku tajam dan berjalan mendekatiku dan menamparku dengan keras, "PLAK!"

Hati Yang Bersuara [ COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang