Happy Reading➰
jika ada masalah cerita saja jangan dipendam nanti malah jadinya penyakit, jika memang kamu tidak bisa bercerita biarkan air matamu yang mengatakan karena hatimu sedang bersuara dengan meneteskan air mata!
-Author-
*****
⛲⛲⛲
Mereka berempat berjalan menuju ke gudang sekolah. Sesampainya di gudang sekolah mereka semua menemukan Sheila yang berada di kursi yang jatuh, tangan dan kaki masih dalam keadaan terikat dan tak sadarkan diri, apalagi tubuhnya yang sangat mengenaskan.
Reyna dan Reyhan langsung berlari dengan panik, sedangkan Jonathan masih terkejut melihat apa yang menimpa Sheila, dan jangan tanyakan Bryan yang berjalan santai menuju ke arah teman-temannya apalagi raut wajahnya yang tidak menunjukkan panik dan cemas malah terlihat biasa-biasa aja. Jonathan yang melihat langsung menyikut Bryan tanpa mengatakan apapun, sedangkan Bryan tetap masa bodoh.
"Sheila bangun ini kakak!" panggil Reyna dengan cemas sambil mengguncang tubuh Sheila.
"Sheila sayang ini aku Reyhan, sekarang bangun," ucap Reyhan lembut dengan suara serak sambil mengusap-usap pipinya.
"Kita langsung aja ke Rumah Sakit Sheila butuh ditangani segera!!! Atau gini aja Reyna sama Reyhan pergi ke Rumah Sakit sedangkan gue sama Bryan nyelidiki siapa yang ngelakuin ini ke Sheila, gimana?" tanya Jonathan.
"Ehm gue sih setuju aja," balas Bryan datar.
"Gue nggak setuju Jo!!! Solanya gue mau ikut nyelidiki, biarin yang ngantar ke rumah sakit Reyna sama Bryan," sanggah Reyhan.
"Yaudah, tapi kalian bawa Sheila naik apa?" tanya Jonathan.
"Naik taksi aja gimana?" tanya Bryan.
"Jangan kelamaan Sheila itu butuh segera ditangani, gue udah telepon supir gue ke sekolah sebentar lagi juga bakal sampai!!!" jelas Jonathan.
Reyhan tidak berkata apa-apa langsung membopong Sheila ala bridal style dan menuju halte sekolah yang diikuti oleh Bryan dan Reyna.
"Reyhan, itu mobilnya keluarga Jonathan!" seru Reyna sambil menunjuk mobil Jonathan dengan jari telunjuknya.
Reyhan langsung memasukan Sheila ke dalam mobil setelah itu kembali ke gudang sekolahan. Sebelum kembali ke gudang sekolah Jonathan yang masih ingin tahu kenapa Bryan tidak panik dan cemas malah terlihat biasa saja bertanya kepada Reyhan selaku sahabatnya, "Reyhan gue mau tanya kenapa Bryan tadi kayak biasa aja?"
"Dia emang enggak pernah gugup sama panik sekalipun ada kecelakaan truk, maupun tsunami pasti ekspresinya biasa-biasa aja, apalagi dia itu nggak peduli sama lingkungan sekitar!!!"
"Apa keputusanku tepat? Dan apakah dia akan peduli dengan Reyna?" batin Jonathan.
"Tapi gue heran kenapa dia bisa nolongin lo padahal ada orang pingsan dia pasti undang orang terus pergi masih ada jiwa kemanusiaan lah," jelas Reyhan.
Jonathan hanya mengangguk-anggukan dan menyahuti perkataan Reyhan, "Gue mau tanya lagi dong Rey boleh enggak?"
"Iya boleh tapi sambil jalan!"
"Oke siap!"
"Bryan pernah punya pacar?"
Reyhan malah tertawa, "Boro-boro pacar ngelirik cewek aja ogah walaupun dia tampan dia itu cuek bebek, tapi gue baru pertama kali lihat Bryan jadi peduli nyatanya pas lo pingsan dia yang nolongin itu kejadian langkah dan dia selalu cerita tentang teman lo Reyna kayaknya sih lagi kasmaran sama sahabat lo apalagi dia ngebet pengen tahu kehidupannya, kan lo juga tahu sendiri!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Bersuara [ COMPLETED✓]
Fiksi RemajaJudul diganti "Hati Yang Bersuara" ----> asal mula judulnya adalah "Life In The Darkness" Ketika aku menangis... Ketika aku disakiti... Ketika aku tak kuat lagi... Ketika doapun seakan tak terjawab Seakan aku sendirian Tapi terkadang ada saat dimana...