"Sir, menurutmu, tidak masalah melibatkannya?"
"Memangnya kenapa? Ia punya banyak pengalaman di alam liar. Ekspedisi tidak akan dijalankan tanpanya. Pemerintah sendiri yang menginginkannya ikut."
"Ayahnya juga ilmuwan di sana, kan?"
"Sofia, kau sudah kuperingatkan, jangan bicara tentang ayahnya. Ia tidak suka itu."
"Maaf. Aku cuma kepikiran soal kejadian tahun...."
"Hentikan. Kau sedang di sampingnya. Jangan ganggu tidurnya."
*****
Tidur, Alena mencerna suara-suara di dalam kepalanya. Semua suara itu menyatu dengan pikirannya, pekat dan berlarian. Aku harus bangun.
Namun, ia tidak bisa membuka mata.
Mimpi menahannya, satu demi satu. Mimpi-mimpi itu berupa sungai imajinasi yang menyeretnya cepat seperti sehelai daun yang terombang-ambing arus. Memerangkapnya di alam bawah sadar. Mengikat jiwanya, pikirannya.
Ia melihat ayahnya berdiri di sebongkah batu terjal, jurang menganga di bawahnya. Ia melihat ibunya yang sedang mengancingkan jas kerja, tubuhnya membelakangi cahaya sehingga wajahnya hanya samar-samar terlihat. Sir Arthur dengan pipa cerutunya, mengepulkan asap tembakau lewat embusan mulut. Ivankov berteriak kepadanya, menyuruhnya lari, sementara api berkobar melahap seisi kota. Sesosok makhluk predator mengejarnya dalam keheningan mencekam, lorong yang ia lalui semakin gelap dan gelap. Ia sendirian. Selalu sendirian.
*****
"Kudengar, ayahnya meninggal. Penyebabnya bukanlah sesuatu yang dibayangkan orang-orang selama ini. Bukan karena terjatuh dari tebing. Sir Arthur pernah memberitahuku tentang kecelakaan itu, tapi dia sendiri tidak yakin apa sebabnya. Aku tidak tahu banyak tentang ayahnya, tapi kurasa dia ilmuwan hebat. Hampir semua data-data pekerjaannya dirahasiakan."
"Kalau Alena? Ia bukan boneka pemerintah, kan, Han?"
"Semoga saja tidak. Ia tidak suka bekerja pada pemerintah. Kau ingat kata-katanya sewaktu di kamp?"
"Kukira itu gurauan."
"Tidak. Ia serius. Aku tahu dari caranya bicara, ia memang tidak suka."
"Mungkin benar. Ia masih terlampau muda untuk menjadi ilmuwan kesayangan pemerintah, sih."
"Sir Arthur tidak akan memaksanya. Tapi, bukan berarti dia tidak mau mendesak Alena dengan pilihan-pilihan berat. Mau bagaimana pun, Alena tidak sanggup menolak misi. Mungkin, ada yang ingin ia pastikan di Area 11. Mungkin.... mencari kebenaran tentang kematian ayahnya."
"Melibatkan masalah pribadi dalam pekerjaan? Ceroboh sekali."
"Itu urusannya. Kalau ia ingin tahu sesuatu, ia pasti akan mencari jawaban. Sir Arthur bilang, ia keras kepala. Tapi, di samping itu, ia juga cukup berhati-hati."
"...Itulah yang menjadikannya ilmuwan hebat. Keras kepala, seperti ayahnya sendiri. Pencapaiannya di bidang bio-genetika memang lumayan."
"Oh, Sir Arthur? Kupikir ... Kupikir kau juga tidur."
"...Sebenarnya, aku cuma menutup mataku sebentar. Kalian pikir aku tidak dengar apa yang kalian bicarakan? Lagipula, Sofia, kau sudah kuperingatkan tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
the Origins of Nature (On Progress)
Science FictionRasa bersalah semakin menggunung kala merenung di tempat dengan pemandangan hijau yang hampa. Dari balik jendela, hanya ada hamparan hutan hambar yang terasa tidak penting. Di atas, cakrawala berlapis tak lagi terasa indah. Terpaksa kuteruskan perja...