✨01

8.8K 597 40
                                    

"Bintang juga pada akhirnya akan ditelan waktu, hancur lalu menghilang disemesta"

Hari yang lainnya akhirnya muncul, padahal aku sudah berharap bahwa waktu bisa berhenti. Ternyata rasaku selama ini salah, aku bukanlah mahluk Tuhan yang paling spesial. Jika spesial mungkin aku sudah dianugrahkan sebuah kekuatan untuk menghentikan waktu.

Rasa takutku, terus merenggut keyakinan

Setiap detik berganti, rasa takutku semakin kalut. Selain bukan mahluk Tuhan yang spesial, ternyata aku hanyalah mahluk Tuhan yang paling penakut.

Aku lemah ya?

"Taehyung, dari mana saja kau? " suara bariton berhembus pelan di sekelilingku, suara yang amat kukenali.

"Aku semalam pulang ke apartement ku-hyung" jawabku lemah, tenaga ku entah kenapa terasa terkuras habis

"Lain kali kau harus memberitahuku jika pulang, arraso? Cepatlah bersiap kalian harus melakukan pemotrean majalah NYLON siang ini" aku menggangguk tidak bersemangat, manager hyung selalu seperti itu, berbicara tanpa jeda, melakukan semua hal tepat waktu, terlalu disiplin. Membuatku sedikit tidak suka padanya

Aku serius, dia berbicara tanpa jeda. Mungkin juga lupa untuk menghirup udara sejenak, jika saja dia tidak menjadi menager kami. Sajangnim mungkin sudah menjadikannya Solo Rapper, dikirim ke acara survival macam SHOW THE MONEY. Mendapatkan peringkat pertama, lalu mulai mengeluarkan album solonya sendiri, dan menjadikannya solois rapper pertama dari agensi kami

Kenapa aku jadi hebat begini bisa merancang masa depan seseorang, padahal masa depanku saja terlihat abu-abu, buram, mungkin lebih kewarna gelap. "kenapa masih berdiri disana, ya, kim taehyung cepat bersiaplah. Katakan kepada yang lain juga"

"Nde....aku akan bersiap" teriakku masih tidak bersemangat, aku butuh istirahat sekarang juga. Tapi waktu belum mengizinkanku untuk melakukannya. Waktu memang kejam, dia berada di peringkat kedua setelah perasaan.

Aku melangkah lesu, memasuki lift. Apartement kami terlalu tinggi untuk ku naiki dengan tangga, selain tinggi juga terlalu mewah. Itu menurutku, jika menurut orang-orang lain kami pantas untuk mendapatkannya. Atas apa yang telah kami capai selama ini, aku lama-lama jadi gusar sendiri saat orang-orang itu mulai mengungkit sesuatu hal yang telah kami capai itu

Hey dengarkan ini, kami bukan malaikat ataupun Tuhan yang harus dipuja-puja. Kami sama seperti kalian, ya manusia biasa. Makan dengan makanan yang sama, bernafas dengan udara yang sama, dan mempunyai hati yang sama dengan kalian. Hati kami ini sama dengan kalian, hati yang ingin merasakan juga rasa ingin dicintai dan mencintai

Yang pasti aku tidak membenci kalian, aku hanya kesal dengan pola pikir kalian. Kalian yang menganggap kami ada, para sahabatku yang selalu bersamaku walau suka maupun duka. Kalian saja yang ingin dijuluki sebagai fans, tapi aku tidak. Kalian itu sahabatku, selamanya.

"Taehyung, semalam kau kemana? Menemui dia lagi?" aku baru saja membuka pintu apartement, dan langsung dihujani pertanyaan.

"Jika aku bilang tidak, apa hyung akan senang?" bukannya menjawab aku malah balik bertanya, aku benar-benar sudah tidak sopan pada hyungku

"Kenapa kau malah balik bertanya? Dan kenapa juga wajahmu berubah kesal seperti itu" hyung-ku mulai kesal, dan itu memang salahku. Karena telah menjawab dengan intonasi tidak suka.

Where Star Land ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang