✨09

2.5K 308 13
                                    

"Kita semua pernah menjadi lilin ulang tahun untuk orang yang kita cintai, menerangi, menemani, merayakan lalu ditiup hingga mati. Dan kemudian orang-orang disekitarnya akan bahagia"

Megacentaurus

Hari ini langitnya berwarna biru bersinar, aku memandangnya dengan penuh pujian. Bersih tanpa awan putih yang memenuhi, olehnya senyumku terangkat penuh. Aku berbahagia tanpa sebab sekarang, hanya dengan memandang keatas bisa membuatku setenang ini.

Seolah langit berkata aku akan mendapatkan kebahagiaan hari ini, hatiku tersentuh di titik yang paling dalam. Bisakah langit juga mengatakan bahwa aku bisa bahagia bukan hari ini saja, sehingga aku bisa tenang, sehingga tidurku kembali nyenyak.

"Aku telah merasakan semua kesedihanmu"

Suara aneh memenuhi pendengaran, aku berusaha menghilangkannya. Tapi semakin ingin dilupa, suara ini semakin bergema di pendengaran. Mataku berpendar, mencari sumber dari segala suara yang terus berdengung gila. Langit diatasku juga tak mampu menolong, dia hanya bisa mengatakan bahwa aku akan bahagia untuk hari ini saja. Tanpa mau membantu diriku untuk menghentikan suara yang terus menghantui.

Rasanya aku ingin menangis saja, aku terus saja menutup telinga. Tapi semakin dicoba menghilangkan, suara itu semakin bergema, tiada henti. "Siapa yang pernah merasakan kesedihan hatiku?" aku akhirnya menyerah, membiarkan suara aneh itu memasuki pendengaran, suaranya menggema sampai kehati, hampir menciptakan setetes air disudut mataku.

"Taehyung! Hei, taehyung!" seseorang menyentuh pelan pipiku, terasa dingin, ini bukanlah sentuhan hangat bintangku.

"Taehyung bangun bodoh" suara yang amat kukenal, suara gila tadi sudah menghilang.

Dan setelahnya aku menerima beberapa guncangan tubuh, sedikit tersentak. Aku membuka mata perlahan, terlihat bukanlah sebuah langit biru yang luas. Ini adalah ruang tidurku, aku lagi-lagi hanya bermimpi.

"Taehyung happy birthday bro!"

Pria bertubuh bantet ini melompat asal keatas ranjangku, kemudian memelukku erat. Aku menghelah nafas panjang, dia ini kenapa selalu membuatku senam jantung di pagi hari. Dan yeah, juga terimaksih untuk jimin dia orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun untukku.

Di musim dingin, di hari ke tiga puluh bulan desember.

Semoga aku mendapat hadiah terbaik hari ini, semoga kesedihan hatiku bisa berkurang barang sedikit. Aku bangun dari tidurku, jimin menarik paksaku untuk segera pergi ke ruangan utama apartement.

"Saengil chukkae hamida taehyung!"

Aku membulatkan mata, para hyungku sudah duduk rapi di barisan sofa ruang tamu. Mereka bertepuk tangan kompak sambil terus menyanyikan lagu selamat ulang tahun untukku, tanpa melunturkan senyum di masing-masing bibir mereka.

Aku ikut tersenyum, berjalan cepat kearah mereka yang tengah menungguku dengan semangat. Di atas meja besar aku dapat melihat banyak makanan dan tentu sebuah kue ulang tahun, bertuliskan namaku dan lilin angka umurku.

Aku memeluk jin hyung erat, dia yang paling bersemangat menyiapkan perayaan sederhana ini. "Saengil chukkae tae-ya" bisik jin hyung samping ditelingaku"Gomawo hyung, semoga kau bisa mendapat kebahagiaan terbaik" aku balas mengucapkan pengharapan untukku. Dia tersenyum tulus, lalu mengusap pelan pucuk kepalaku.

Lalu aku memeluk hoseok hyung yang ada di samping jin hyung, dia tertawa kencang saat aku memeluknya. "Heh, cepat lepaskan kim taehyung! Haha" bukannya melepaskannya aku tambah mengeratkan pelukan. "Gomawo hyung, tetap selalu menjadi matahari kami" aku berucap sedikit serak, mungkin setelahnya aku akan menangis. "Aigoo, aku bukan matahari, aku ini hyung mu" ucapnya lagi disertai tawa. Aku akhirnya melepaskan pelukan, jadi ikut tertawa.

Where Star Land ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang