"Sihir waktu akan tiba, mantranya menggema dilangit dunia. Sekarang, lepaskan topengmu, dan buka matamu"
Sudah dua bulan waktu berlalu, semuanya terasa cepat kembali keawal, aku bisa tenang sesaat, juga bisa kembali menjadi taehyung yang ceria, lebih tepatnya taehyung yang berpura-pura ceria. Jangan lupakan aku ini si pembohong ulung, dunia saja dengan mudahnya kubohongi
Sekarang aku dan lainnya tengah berada di ruang latihan, musim gugur akan berakhir sebentar lagi disusul dengan munculnya musim salju, yang artinya akan ada banyak acara penghargaan akhir tahun. Tentu grup kami akan diundang sebagai tamu serta masuk nominasi penghargaan. Semoga saja kami mendapatkannya lagi, itu akan membuat para hyungku senang.
"Tae, mana hadiah untukku?" aku merengut kesal, sebulan yang lalu jimin berulang tahun dan dengan bodohnya aku melupakan hadiah untuknya. Jadinya ya dia, menagihnya terus.
"Iya nanti, sekalian sama hadiah natal" jawabku
"Kau ini, awas saja ya. Aku juga tidak akan memberi mu hadiah ulangtahun nanti" selain senyum ambigu, si bantet ini juga sering bawa perasaan. Ujung-ujungnya tidak mau bicara alias ngambek.
Aku menggerutu pelan, berapa sih umur jimin, semakin tua kelakuannya semakin mirip anak-anak paud. Terus dia kan laki-laki, gimana nasib istrinya nanti kalau sudah menikah.
"Hyung, mau minum?" tawar seseorang disampingku, aku duduk menyender didinding. Ternyata dia jungkook, maknae kami, si pria misterius.
"Oh.. Tentu, makasih kookie" jawabku seadanya, lantas meminum minuman pemberiannya itu. Tampak dari ekor mataku, dia melamun lama, sesekali menghelah nafas gusar, aku memperhatikannya cara pria itu menggerakkan jari-jari tangannya.
"Kita diberi libur dua hari. Hyung ingin melakukan apa?" tanyanya seketika, aku mendadak linglung, takut dia tahu bahwa aku sedaritadi terus memperhatikannya.
"Aku? Pulang keapartement, lalu tidur seharian haha" aku lantas tertawa, padahal tidak ada lucu-lucunya.
"Hmm.. Begitu ya. Baiklah, hati-hati dijalan hyung" gigi kelincinya muncul, yang artinya maknae kami itu tengah tersenyum. Terus? Untuk apa dia bertanya, yaampun dia itu benar-benar aneh.
Dia melangkah pergi, membereskan beberapa baju, kemudian hilang dibalik pintu. Sekarang hanya tinggal aku, dan namjoon hyung diruangan. Jimin tadi pergi karena ngambek, sedangkan hoseok dan suga hyung ada di studio rekaman, tengah menyiapkan beberapa lagu baru. Sudah lama aku tidak berbincang santai pada hyungku ini, apa dia masih marah? Padahal dua bulan sudah berlalu.
"Jaga kesehatanmu, jangan sampai sakit. Banyak acara penghargaan yang harus kita hadirin" ucapnya merusak keheningan. Aku mengangguk pelan, menatap tubuhnya yang membelakangiku, "Iya, tenang saja. Aku tidak akan sakit"
"Ya sudah, kau boleh pulang. Lusa kita latihan lagi" ucapnya untuk terakhir kali, lalu meninggalkanku sendirian diruangan dingin ini. Aku menatap dinding kaca disebrangku, menatap pantulan diriku sendiri.
Siapa orang bodoh itu
Jangan menatapku, aku benci ditatap seperti itu. Ingin memberontak? Coba saja, aku akan lebih dulu menghancurkanmu sampai berkeping-keping. Yaampun apa aku sudah gila?
Line
(My star)
Jum, 26 Nov
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Star Land ✔
Fanfic[IDOL-Life] ● [BTS V X BLACKPINK JISOO] Katanya bintang ditakdirkan untuk hidup berjauh-jauhan, terpisah sendiri-sendiri di semesta yang gelap. Jika begitu, tolong kutuk saja aku menjadi bintang yang jatuh. {Cerita lengkap} ©Megacentaurus