"Beberapa orang gemar menyakiti dirinya sendiri, dengan mencintai seseorang yang bahkan tak dapat dia miliki."
Megacentaurus
Setelah tiga hari jungkook menghilang akhirnya dia kembali, tapi dimataku dia tak menghilang, pria kecil itu hanya bersembunyi dari ketakutan. Semalam dia meminta tumpangan tempat untuk tidur, tanpa menjelaskan apa yang telah terjadi padanya.
Aku tak memaksa, membiarkannya menenangkan diri adalah hal terpenting. Dia mungkin bisa saja menceritakannya nanti, setidaknya tangisnya sudah mengering, setidaknya aku tak melihat tatapan menyedihkannya semalam.
Aku menekan pelan bel apartement kami, bersama jungkook yang tentu masih setia berdiri dibalik pungguku, dia terlihat takut entah untuk apa. Mungkin dia takut jika nanti para hyung kami akan marah, aku sudah mencoba untuk menenangkan, tapi dia kepalang takut.
"Hm? Tae darima- aigo! jungkook kau akhirnya pulang" jimin yang membukakan pintu, bersamaan dengan teriakannya yang membelah suasana lenggang apartement. Satu persatu hyung kami mendekat, terutama jii hyung yang setengah berlari memastikan. "kook-eih kau darimana saja oeh"
Laki-laki yang berada dibelakangku ini hanya bisa menggeleng pelan atas jawabannya, jari-jari tangannya bertaut tak beraturan, mirip saat pertama kali aku menemukannya semalam. "Aku menemukannya duduk sendirian ditaman belakang" ujarku mengalihkan simpati mereka terhadap jungkook. Jika jungkook ingin menyimpannya sendiri harusnya dia menyembunyikannya dengan baik, aku tahu rasanya bagaimana, ketika luka dan kesedihan kita tak ingin dilihat oleh orang lain.
"Selama beberapa hari ini kau pergi kemana jungkook! setidaknya kau harus memberitahu kami oeh, aku ini hyungmu dan juga pemimpi dari kalian berenam bagaimana jika terjadi sesuatu pada kalian." Namjoon hyung datang dengan segala kerisauan dihatinya, melihat jungkook yang kembali dengan kedaan baik-baik saja sukses membuat dia hampir menangis dilanda perasaan yang bercampur aduk
"Maafkan aku"
Hanya dua kata itu yang bisa laki-laki itu ucapkan, selebihnya dia hanya bisa mengangguk mendengarkan nasihat dari hyung-hyung kami, tanpa sekalipun ingin menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, penyebab dari menghilangnya dia beberapa hari kebelakang.
"Joon sudah, biarkan jungkook istirahat dahulu. Setelah kedaannya membaik, aku percaya dia akan menceritakan semunya" jin hyung lagi-lagi memotong nasihat panjang namjoon hyung, cukup melegakan bagaimana pengertiannya hyungku yang satu itu.
"Baiklah, kau istirahat saja. Dan hyung mohon jangan pernah melakukan hal seperti kemarin" ujar namjoon hyung untuk terakhir kalinya sebelum dia pergi masuk kedalam kamarnya lagi.
Jungkook kembali mengangguk lesu, lalu menghelah nafas pelan. Aku tetap menatapnya dari arah belakang, tanpa sadar jimin yang bediri disamping menatapku heran. "Tae, semalam kau kemana?" bisiknya setelah mendapati namjoon hyung sudah pergi, juga seokjin hyung.
"Aku pulang ke apartementku" jawabku pendek, lagi malas untuk diajak berbicara.
"Kenapa? Apa karena wanita mu hari ini sedang berulang tahun?"
Bisik jimin untuk kedua kalinya, sekejap aku menolehkan kepala kearahnya. Pikiranku buntu seketika, aku bahkan melupakannya, orang jahat mana yang bisa melupakan hari bahagia si kekasih.
Aku mungkin orang jahat itu
"Hyung..." jungkook menoleh kebelakang, kearahku. Tatapnya seperti meminta maaf, mungkin dia pikir karenanya aku bisa melupakan hari ini.
Hari ketiga bulan januari, bintangku tengah berulang tahun.
"Kau lupa tae? Astaga maaf telah mengingatkanmu, soalnya berita ulang tahunnya tengah trending di naver" ujar jimin juga merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Star Land ✔
Fanfiction[IDOL-Life] ● [BTS V X BLACKPINK JISOO] Katanya bintang ditakdirkan untuk hidup berjauh-jauhan, terpisah sendiri-sendiri di semesta yang gelap. Jika begitu, tolong kutuk saja aku menjadi bintang yang jatuh. {Cerita lengkap} ©Megacentaurus