"Biarkan semua hal datang dan pergi, kita bertemu dan akhirnya berpisah"
Megacentaurus
Ps : Bacanya sambil denger lagu winter bear
_______"Terimakasih untuk hari ini, Blackpink team fighting!"
Kami saling merunduk menghargai, hari ini berjalan lamban, aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk berfikir sibuk sehingga bisa melupakan sejenak derita di hati. Tapi tetap saja derita itu dengan mudahnya kembali melintas, membuatku ingin berteriak kegilaan.
"Unnie ada apa? Kau sedikit pendiam hari ini" Jennie, adik tersayangku ternyata menyadari. Memang sulit menyembunyikan rasa sedih diantara wajahku yang selalu terlihat bahagia ini. "Siapa? Aku? Tidak juga jen. Tenggorokanku sedikit sakit, jadi harus banyak diam" aku memberikan alasan klise, semoga jennie tak terlalu peduli.
"Yampun unnie, aku bukan anak kecil umur lima tahun yang bisa kau bohongi dengan mudah" jennie mengerlingkan mata, aku tahu dia tidak mungkin percaya. "Unnie serius jendeuki, Tenggorokanku memang sedikit sakit" aku tetap kukuh dengan kebohongan.
"Yasudah, kita beli obat. Tidak ada penolakan"
Jika seorang jennie Kim sudah bertitah, maka tak ada yang bisa menentangnya. "Baiklah, kau senang sekarang" jennie memberi senyum simpulnya beberapa saat, tapi setelahnya berubah sendu mirip cuaca mendung.
"Wae? Ada apa? Katakan padaku jen"
"Maafkan aku untuk yang kemarin unnie, aku mengaku salah. Aku benar-benar tak tahu dan kebingungan" seorang jennie Kim yang dikira kuat pun nyatanya hanya manusia lemah, tak ubahnya anak kecil yang meminta eskrim. Aku menarik gemas pipi gembulnya, sampai dia merasa sakit. "unnie sakit" ringisnya kemudian.
Aku tertawa pelan "Kau tidak perlu minta maaf jendukie, tidak ada yang salah. Kau mungkin hanya ingin melakukan yang terbaik, dan itu dengan cara mencegahku untuk pergi bukan?" aku kembali menarik gemas pipi gembulnya.
"Harusnya aku yang salah disini, aku pasti sudah membuat kalian bertiga cemas" helah ku. Jennie menggeleng cepat, rautnya menunjukkan bahwa dia tidak sependapat dengan apa yang kuucapkan. "Anni, jangan berfikir seperti itu unnie. Kau berhak melakukan apa yang harus kau dilakukan. Bahkan jika itu dalam artian meninggalkan kami" jennie merunduk lesu, dia mencoba menghadirkan senyum di sudut bibir.
"Hmm..kau benar jika berbicara tentang melakukan hal yang harus kita lakukan. Tapi jangan pernah berfikir bahwa unnie mu ini akan meninggalkan kalian bertiga" aku tersenyum setelah puas mengeluarkan semua kalimat yang tertahan dihati, aku juga teramat mencintai mereka bertiga.
"Unnie...." jennie menatapku dengan mata berbinar, apa dia mencoba menahan air mata? Aku merasa bersalah telah membuatnya ingin menangis. "Aigoo... Jangan merengek. Bagaimana kabarmu dengan Jongin? Berjalan baik bukan?" aku mencoba mengalihkan topik pembicaraan, jangan sampai jennie meneteskan air mata untuk hal tak berharga ini.
"Iya, seperti biasa. Tak ada kemajuan, hanya sebatas telfon dan chat saja" mata jennie tak lagi berbinar, aku merasa lega atas itu. "Tetaplah kuat, tidak ada yang bisa menghancurkanmu atau kita."
Jennie mengangguk patuh, mirip anak anjing yang diberi titah. Manager unnie menghampiri kami berdua, wajahnya yang selalu terlihat marah nan datar selalu sukses membuat kami takut tiba-tiba. "Ada apa unnie, kita langsung pulang kan?"
"Iya kita pulang ke dorm, kecuali Jisoo dia dipanggil sajangnim pergi keruangannya" Manager unnie berucap sedikit keras, sehingga mungkin membuat anggota yang lain ikut terinterupsi. Sampai Lisa dan chaeyoung yang sedang bermain bersama kuma anjing kesayangan jennie menghentikan kegiatan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Star Land ✔
Fanfiction[IDOL-Life] ● [BTS V X BLACKPINK JISOO] Katanya bintang ditakdirkan untuk hidup berjauh-jauhan, terpisah sendiri-sendiri di semesta yang gelap. Jika begitu, tolong kutuk saja aku menjadi bintang yang jatuh. {Cerita lengkap} ©Megacentaurus