"Rasaku padamu seperti sebuah energi, kekal dan abadi"
Megacentaurus
Langit pagi yang merah, semerah darah. Fajar telah sirna, dan bulan yang menemani malam kelamku mulai tertidur.
Apa yang harus kulakukan, untuk bertemu hari ini. Hari dimana dunia akhirnya mengetahui kebohonganku.
Aku melihat pantulan diriku sendiri dibalik kaca, bercermin dengan kesedihan. Siapapun tolong, aku terlihat sangat menyedihkan sekarang, benar-benar ingin dikasihani.
Bintangku bilang, apapun kesedihannya pasti aku bisa melewati.
Semoga saja.
Suara ketukan pintu terdengar, awalnya pelan, lama-lama semakin keras dan memaksa minta dibuka.
Tidak ada niatan untuk membukanya, ku biarkan saja terus seperti itu. Pelakunya pastilah hyung-hyung ku, meminta kejelasan tentang situasi.
"Taehyung! Cepat buka pintunya, hyung tahu kau ada didalam" teriakan terdengar, jelas itu suara namjoon hyung.
Aku menoleh ke arah pintu, masih tanpa niatan untuk membukakan pintu.
"Taehyung! Taehyung! Buka pintu sekarang" jin hyung juga ikut bersuara, aku tidak bisa untuk terus berpura-pura menjadi tuli.
Aku melangkah malas ke arah pintu, memegang knop pintu dengan sebelumnya menarik nafas dalam-dalam, ada rasa sesak di sudut dada.
Pintu terbuka, dan mendapati namjoon hyung, jin hyung, hoseok hyung tengah menatap ku cemas. Dan langsung saja, tanpa basa-basi namjoon hyung menarik kerah bajuku, mendorong tubuh sampai menabrak dinding.
Mata, matanya yang memerah menatapku tajam.
"Kau, hal bodoh apa lagi yang telah kau lakukan eoh!"
Aku tak balas menatap, mata sayuku merunduk pasrah. Namjoon hyung semakin mengeratkan cengkraman kerah bajuku, dia mungkin tak bisa menahan emosinya lagi.
"Namjoon, hentikan. Dia bisa kehabisan nafas" jin hyung menarik kedua cengkraman itu, membawa namjoon hyung sedikit menjauhiku.
"Ya! Keparat. Jawab pertanyaan ku, apa yang sudah kau lakukan huh!" namjoon hyung kembali berteriak, menggema seisi kamar.
"Apa maksudmu, aku tidak melakukan apapun hyung" ucapku lirih, bohong jika aku tidak tahu apapun.
Semuanya sudah direncanakan, dan aku dipaksa untuk menjadi bisu, lemah tanpa bisa berbuat apapun untuk menolak.
Namjoon hyung, dan jin hyung saling tatap. Mereka tak menyangka mendengar jawabanku yang berpura-pura tidak tahu hal apa yang tengah mendesak sekarang, bukan hanya merugikan diriku bahkan juga merugikan grupku.
"Taehyung! Jangan berpura-pura bodoh oeh" jin hyung berteriak setengah tertahan.
Aku masih kukuh diam, hanya meratapi wajah-wajah cemas hyung ku. Mereka, amat takut, sama sepertiku. Bedanya aku tidak bisa memberitahu mereka ataupun dunia, bahwa aku juga takut bahkan melebihi mereka.
"Kau, cepat jelaskan semuanya. Atau aku benar-benar menghajarmu sampai habis"
Namjoon hyung kembali mengancam, masih dengan tatapan mata itu, merah padam karena emosi yang membuncah.
"Apa yang harus kujelaskan hyung! Aku tidak mengerti" jawabku, dan kali itu sedikit berantensi, semoga mereka bisa merasakan, sesak hatiku.
Hoseok hyung yang sedari tadi hanya diam menarik pelan namjoon hyung, semakin menjauhiku. "Kau memang tidak tahu, atau hanya berpura-pura tidak tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Star Land ✔
Fanfiction[IDOL-Life] ● [BTS V X BLACKPINK JISOO] Katanya bintang ditakdirkan untuk hidup berjauh-jauhan, terpisah sendiri-sendiri di semesta yang gelap. Jika begitu, tolong kutuk saja aku menjadi bintang yang jatuh. {Cerita lengkap} ©Megacentaurus