"Kau menyelamatkan semua orang dari kesedihan, tapi saat sedih siapa yang akan menyelamatkanmu?"
Di lautan kesedihan ini aku tidak bisa menemukan diriku dimana pun, semuanya menghitam menyisahkan suara perih yang minta obati.
Kematian mungkin tengah menggapaiku, bayangan masa lalu terus terputar bak kaset film lama. Aku hidup diantara nafas - nafas keputusasaan, menunggu waktu yang tepat untuk diakhiri.
Segera, secepat mungkin.
Aku berada di kamarku, lampunya sengaja dimatikan agar suasana semakin terasa hampa. Aku tidak perlu hal lain, hanya sendiri sampai waktu perlahan berhenti.
Jika semua orang tidak mengerti, artinya itu aku ingin mati.
Semua orang meninggalkanku, termasuk bintangku. Dia pergi tanpa pamit, melakukan seolah-olah dia benar-benar ingin meninggalkan. Aku yakin bahkan dia sekarang masih terus menangis, tanpa diriku bisa memeluknya.
Aku sudah kehabisan cinta, cinta ku seluruhnya telah kuberi untuknya. Dia tidak mungkin meninggalkanku, ini terasa seperti waktu aku membuatnya menangis untuk pertama kali dulu.
Dia menangis dipelukanku, sangat lama, sampai dia akan mengutukku jika aku berani melepaskannya. Bahkan jika benar-benar dia akhirnya menyerah, aku berusaha tetap berlari kearahnya.
Aku membaca beberapa komentar di sebuah artikel tentangku, semuanya seakan mengutuk. Mereka bahkan mungkin tidak akan membiarkanku bernafas dengan tenang, hanya sebuah kalimat tapi mampu mencekik leher ku dalam kegelapan.
Aku Kim Taehyung dan aku adalah seorang kriminal terburuk di negeri ini. Mereka boleh mengatakan hal seperti itu, tidak akan ada yang berubah, aku akan tetap sedih dan mereka tetap akan bahagia.
Lalu muncul salah satu artikel baru di Naver, masih tentangku.
Ribuan fans menandatangi petisi, meminta secara pribadi kepada Blackpink Jisoo untuk memberikan klarifikasi yang sebenarnya atas skandal yang menimpa BTS V
Aku semakin sedih saat membacanya untuk pertama kali, lagi-lagi aku menyulitkan Jisoo ku. Berharap dia tidak mengetahui hal ini, dia sudah cukup menderita.
Tidak mau membuat kesedihannya berlarut-larut.
Apa yang bisa kulakukan untuk meringankan semua bebannya, dia terlalu baik untuk tersakiti. Tidak ada lagi yang harus kulindungi kecuali kebahagiaannya, bahkan grupku secara tidak langsung terus saja membuatku sakit, untuk pertama kalinya aku membenci mereka.
Tidak ada kata penenang, mereka seakan membantuku membukaan pintu untuk pergi. Kenapa aku baru menyadarinya di hari-hari terakhir sisa hidupku, orang-orang ternyata benar saat memaksaku untuk sedikit lebih egois.
Aku terlalu terlelap dalam namanya kebaikan, berusaha sampai hampir mati membuat semua orang bahagia. Tapi ketika aku mengalami semua hal ini, mereka semua pergi, tanpa berniat mengulurkan tangannya untuk kupegang.
Kumohon, aku semakin rapuh dari waktu ke waktu.
Rasanya aku kembali menjadi Taehyung yang dulu, dibenci, di kutuk, dan tidak diinginkan kehadirannya. Jika tahu begini aku tidak akan meminta pengharapan pada bintang untuk menjadi seperti dirinya.
Harusnya aku meminta untuk tidak dilahirkan saja.
Army, para sahabatku kalian tidak perlu repot meminta kejelasan. Semuanya sudah jelas bahwa aku yang melakukannya, kalian semua tidak perlu berpura-pura peduli, siapa yang mau melihat wajah kriminal ini lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Star Land ✔
Fanfiction[IDOL-Life] ● [BTS V X BLACKPINK JISOO] Katanya bintang ditakdirkan untuk hidup berjauh-jauhan, terpisah sendiri-sendiri di semesta yang gelap. Jika begitu, tolong kutuk saja aku menjadi bintang yang jatuh. {Cerita lengkap} ©Megacentaurus