"Di kepala ini, semesta kata berputar tak beraturan. Dan kau akan menjadi tema yang selalu kutuliskan"
Malam ini, kami berlatih tanpa henti. Berjuang sekuat tenaga untuk mencapai hasil yang maksimal. Aku tidak berucap berlebihan, memang kami berlatih tanpa henti, seolah-seolah besok adalah puncak dari segala tujuan. Sihyuk sajangnim pernah berpesan seperti itu pada kami, dan dengan bodohnya kami tetap setia atas ucapannya.
"Kim taehyung! Kau bisa fokus tidak, gerakanmu kenapa berubah lamban!"
Namjoon hyung menatapku tajam dari pantulan dinding kaca, aku sedikit tersentak. Mengangguk pelan, mencoba lagi dengan nafas yang tersengal menyesuaikan irama lagu dan gerakan, yaampun aku lelah sekali.
"Namjoon, bagaimana jika kita berhenti sebentar. Nafasku hampir habis" seokjin hyung berucap lelah, ambruk ke dasar lantai seketika.
"yeah– tentu. Kita bisa istirahat sebentar" jawabnya pendek, lalu pergi meninggalkan ruangan."Tae, mau diambilin minum tidak?" teriak seseorang, yang tak lain dan tak bukan adalah si bantet park jimin. Hebat, dia sudah tidak ngambek lagi.
Jangan tanya kenapa, tentu setelah kuberi dia hadiah. Kemarin, aku memberinya hadiah yang kubeli bersama jisoo, awalnya ku sangka dia tidak bakal suka, dan nyatanya dia suka setengah mampus.
Bintangku menyarankan untuk membeli sebuah lampu tidur berbentuk biji oak, awalnya aku ragu untuk membelinya, tapi bukan jisoo namanya jika tidak memaksa, jadi yah kuikuti saja sarannya. Dan hei, si bantet itu suka, syukurlah.
Tidak perlu lagi ada acara ngambek-ngambekan
"Nih! Kau lelah tae? Jangan melamun terus, tidak baik" oceh jimin saat setelah dia sudah duduk nyaman disampimgku. Dia ini, aku tidak sedang melamun bodoh.
"Aku tidak sabar untuk besok, sudah lama tidak bertemu army"
Celoteh jimin lagi tanpa henti, aku disini akan berperan sebagai pendengar saja, malas untuk ikut berkomentar. Bicara untuk besok, kami sebagai boy grup BTS akan memenuhi undangan acara penghargaan akhir tahun.
Mereka menyebutnya malam penghargaan Melon Music Award
Melon, adalah sebuah situs platform music korea. Setiap tahunnya mereka akan menggelar acara ini, untuk menobatkan dan mengapresiasi musik yang telah diliris dalam satu tahun. Hanya musik-musik tertentu yang bisa mendapatkannya, dilihat dari berbagai sudut, seperti jumlah pendengar setiap bulan ataupun kualitas dari musik itu sendiri
"Nah kan melamun lagi! Tae dengar tidak aku barusan bicara apa" teriak jimin disamping telingaku. Aku menatapnya kesal, bisa tidak dia memelankan suara, wanita saja kalah olehnya.
"Iya, aku dengar bantet"
"Apa? Coba? Apa yang aku bilang tadi"
Ucapnya setengah tak yakin"Hm...kau mencuri celana pendek hoseok hyung lagi?" jawabku asal, sumpah aku tidak dengar dia berbicara apa padaku tadi.
"Ussttt.. Taehyung kau gila ya!" jimin membekap mulutku dengan tangan kotornya, memaksaku untuk diam.
"Apa! Tae kau tadi bilang apa?" aku tidak fokus pada hoseok hyung yang sudah berdiri bersedekap didepanku. Karena jimin terus menghalangi. "hyung seperti tidak tahu tae saja, sering ngaco bicaranya" kilah jimin, dengan senyum ambigunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Star Land ✔
Fanfiction[IDOL-Life] ● [BTS V X BLACKPINK JISOO] Katanya bintang ditakdirkan untuk hidup berjauh-jauhan, terpisah sendiri-sendiri di semesta yang gelap. Jika begitu, tolong kutuk saja aku menjadi bintang yang jatuh. {Cerita lengkap} ©Megacentaurus