"Kepada sang pencipta, terimakasih telah mengirimkanku sebuah bintang sebagai pemberi peluk atas segala rasa yang kulalui"
[|]
Matahari membias diatas danau berselimutkan biru muda milik semesta langit, bukit-bukit tinggi maupun kecil berbaris rapi juga mengelilinginya. Tidak ada yang tidak bisa tersenyum memandangi lukisan Tuhan yang tengah terpajang, maha karya-Nya yang menelisik sampai dasar hati.
Angin berhembus, menerbangkan daun-daun yang menguning kecoklatan , yang memang telah mati. Daun yang berwarna senada dengan apa yang sedang dipakai seorang wanita berparas menawan, kaos hitam dibalut mantel cokelat tebal, dan jeans berwarna hitam juga.
Kecantikannya yang sebanding dengan pemandangan yang tengah tersaji. Seorang dewi bulan yang muncul saat senja telah tiba.
"Aku tidak menyangka kamu akan datang"
Seorang laki-laki tinggi semampai dengan surai tersisir rapi menghampiri, mereka terlihat cocok dengan pakaian yang berwarna sama. Wanita itu menyambutnya penuh, senyuman tidak lupa diberikan khusus untuknya.
Matahari hampir hilang dibalik barisan bukit-bukit yang tinggi, tidak lagi membias diatas danau yang tenang. Sebentar lagi cahaya bulan yang dinanti-nanti akan tiba, perasaan hangat akan menguasai dan memeluk mereka.
"Iya, aku datang. Ketempat yang seharusnya memang aku datang. Maaf karena harus membuatmu menunggu begitu lama" jawaban wanita lantas menghadirkan senyuman terindah yang pernah diterbitkan si lelaki.
"Tidak masalah, aku akan menunggumu kapan pun juga"'
"Dan maaf juga, mungkin aku hanya memberikan kesedihan pada mu selama ini"
"Tidak masalah, karena kesedihan ku akhirnya berakhir"
Laki-laki itu tetap tersenyum, walaupun langit telah gelap wanita itu tetap bisa melihat bagaimana laki-laki itu seperti bersinar layaknya bintang.
"Kamu pergi terlalu jauh" ucap wanita itu lagi. yang mulai berjalan mendekati si lelaki.
"Aku pergi, karena aku merasa kasihan pada hatiku sendiri. Tidak sekuat itu bisa melihatmu saling melemparkan senyum pada seorang yang lain, yang juga mencintaimu" mereka berhadapan, sama-sama memandangi.
Lalu tanpa perlu berkata lagi, laki-laki itu membawa cintanya dalam dekapan. Memeluknya dalam seakan takut jika saja terpisah.
"Aku datang menjemput cintaku yang selama ini kuabaikan, sekali lagi maafkan aku" wanita itu menangis dalam dekapannya, tidak masalah karena dia yang akan menghampusnya.
"Tidak masalah karena cinta memang begitu, kesedihan dan kebahagiaan terbesar yang dimiliki manusia"
Tangan laki-laki itu mengelus pelan surai hitam wanita, menenangkannya seolah-seolah dia dalam keadaan baik saja selama ini. Padahal perlahan dia mulai rapuh dari dalam, siap hancur kapapun juga.
"Tapi, apa aku boleh meminta satu harapan padamu" lanjut laki-laki itu, mereka tetap masih dalam satu pelukan.
"Katakan saja, apa pun itu"
"Tetap bersamaku, walau aku bukanlah seorang bintang sepertimu dan dirinya, walau aku tidak bersamamu selama dirinya. Tapi aku akan menjadi yang terakhir bagimu"
Wanita itu melepas pelukan hangat, memandang lekat pada laki-laki yang juga tengah memandangnya berwajahkan resah dan takut "Tanpa kamu meminta pun harapan itu akan terkabul"
"Terimakasih"
Suasana menjadi sangat hangat nan nyaman, walau langit telah menghitam dan angin malam yang berhembus disekeliling, tetap membuat mereka tak bergeming.
![](https://img.wattpad.com/cover/180059996-288-k200841.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Star Land ✔
Фанфик[IDOL-Life] ● [BTS V X BLACKPINK JISOO] Katanya bintang ditakdirkan untuk hidup berjauh-jauhan, terpisah sendiri-sendiri di semesta yang gelap. Jika begitu, tolong kutuk saja aku menjadi bintang yang jatuh. {Cerita lengkap} ©Megacentaurus