#22

639 43 0
                                    

~✈~

✈ Back To Chicago ✈

~✈~

Di mobil Alucard, keheningan tampak menyelimuti mereka. Zilong masih fokus menyetir, sementara Alucard terus memikirkan pertanyaan Miya yang seolah menuntut jawaban.

"Alucard, Freya, kapan kalian kembali?"

Freya tertidur pulas dengan bersandar pada pundak Miya. Sedangkan Miya sendiri hanya melamun, menatap kosong pepohonan di luar jendela.

"Ada yang lapar?" tanya Zilong.

Tetap hening. Alucard pun menoleh ke belakang untuk menengok keadaan tunangan mereka. Ia lalu memberitahu Zilong dengan berbisik pelan.

Tidak tahan dengan keheningan yang ada, Alucard mengambil flashdisk dan menyetel lagu di dashboard mobilnya. Mendengar suara lagu yang diputar Alucard membuat Freya terbangun, dan otomatis menyadarkan lamunan Miya.

"Apa kalian lapar?" tanya Zilong lagi.

~✈~

Kini giliran Alucard yang menyetir. Zilong pun bersantai di sebelah nya. Perjalanan dari rumah ke villa keluarga Harley memang sangat jauh, membuat mereka berdua harus bergantian untuk menyetir.

"Kita langsung ke rumah kalian aja. Sesekali nginep disana" ucap Alucard.

Freya pun menoleh semangat. "Bagus, deh! Aku bisa tidur bareng sama Miya," ucapnya.

Karena kebetulan lampu lalu lintas menyala merah, Alucard & Zilong serempak menoleh ke belakang. Namun naas, kepala mereka berbenturan cukup keras.

"Nggak, nggak boleh," tolak Zilong, sambil mengelus kepalanya yang sakit.

"Kenapa?" tanya Freya.

"Pokoknya nggak boleh," jawab Alucard, kembali menginjak pedal gas.

Freya menghembuskan napas nya lelah. "Kalian kenapa, sih? Kan aku cuma mau menghabiskan waktu berdua dengan Miya," rajuknya.

"Jijik, ih," ketus Miya.

Kembali hening. Tampaknya suasana hati Miya sedang tidak baik. Jika saja Miya tidak menekankan 2 kata itu dengan aura gelap nya, pasti mereka -Alucard & Zilong- akan tertawa terbahak-bahak.

"Kamu mau sesuatu, Snowy?" tanya Alucard.

Seketika Miya menoleh. "Apa boleh aku minta dibelikan parfum Victoria Secret?"

Sontak, Zilong menelan permen yang baru saja ia masukkan ke dalam mulutnya. Freya pun segera memberi tunangan nya itu sebotol aqua. Sementara itu, Alucard tampak sweatdrop.Karena semua orang tau, produk bermerek Victoria Secret itu sangat mahal, meskipun kualitas nya tak tertandingi.

Yang menjadi pertanyaan adalah, bukankah Miya selalu memakai produk khusus anak-anak? Lalu, kenapa ia meminta barang bermerek kelas atas itu?

"Oh, ayolah, aku hanya bercanda," ucapnya, tertawa terbahak-bahak setelah melihat reaksi teman-teman nya yang cukup berlebihan.

"Seriously?" ucap Zilong kesal.

Miya berdiri dan mencium pipi Alucard sekilas. "Aku hanya ingin es krim," ucapnya, kembali duduk di kursi penumpang.

Alucard menghela napas lelah. "Hime-chan, jangan mengerjaiku," ucapnya malas. "Dan sejak kapan kau mengambil alih kesadaran Miya, huh?" tanya nya.

Hime-chan tertawa terbahak-bahak. "Kau baru menyadarinya, eh, calon adik ipar?" ucapnya. "Hmm... Aku sudah lama disini. Kau saja yang tidak menyadarinya sejak awal," jawabnya, dengan nada mencibir di akhir kalimat.

"Err... Maaf, aku tak mengerti apa yang kalian ucapkan," ucap Freya.

"Akan kujelaskan nanti. Tapi sebelum itu, kau harus menjelaskan semuanya pada Miya, sialan! Apa kau tak tau seperti apa tingkah nya ketika merengek karena merindukanmu?!" sentak Hime-chan, menjitak kepala Alucard.

"Baiklah-baiklah akan ku jelaskan padanya! Berhentilah menjitak kepalaku!" protes Alucard, berusaha melindungi kepala nya dari jitakan maut Hime-chan. "Tapi bagaimana caranya?" tanya nya.

Hime-chan memutar bola matanya malas. "Kau tau Miya itu gadis seperti apa. Just flatter her with an ice cream or box of chocolate and Miya will understand you," jawabnya. "Cepat lakukan atau kuhantui kau seumur hidupmu!" ancamnya.

~✈~

Di cafe, Alucard & Miya memilih untuk duduk terpisah dengan Zilong & Freya. Mereka berdua duduk di teras balkon, sedangkan Zilong & Freya di sudut ruangan lainnya.

"Snowy, aku harus kembali ke Chicago lusa. Kuharap kamu mengerti," ucap Alucard.

Miya menundukkan kepala nya, menatap jalanan yang terlihat dari celah pagar pembatas balkon. Alucard pun segera beranjak dari duduknya dan berlutut di hadapan Miya. Digenggamnya tangan gadis itu dengan lembut.

"Snowy, dengarkan aku," pinta Alucard.

Miya menatap Alucard dengan pandangan sendu. Gadis itu sudah siap meneteskan air matanya.

"Ssst... Jangan menangis," ucap Alucard lembut. "Aku nggak suka kalau ada air mata yang mengalir di pipimu."

Dengan sedikit terisak, Miya mengucek mata nya, berusaha mencegah air mata nya agar tidak turun membasahi pipi.

"Ini akan jadi yang terakhir," ucap Alucard. "Hanya 2 bulan, dan kita akan terus bersama. Aku akan terus disini bersamamu," lanjutnya.

Miya mengangguk. Ia merentangkan kedua tangan nya ke depan, meminta Alucard memeluk nya. Alucard pun terkekeh, ia berdiri dan langsung memeluk tunangan nya itu.

"Jadi kangen lagi deh, nanti," cicit Miya.

"Bagus dong," ucap Alucard. "Itu artinya Miya sayang sama Alu," godanya.

Miya melepaskan pelukan nya dan menatap Alucard dalam. "Miya kan emang sayang sama Alu," ucapnya polos.

Alucard membungkuk dan mendekatkan wajahnya dengan Miya. "Alu juga sayang Miya," ucapnya tulus. Ia pun mencium pipi Miya karena gemas.

Miya mengalungkan tangan nya ke leher Alucard. Manik violet nya menatap Alucard penuh harap. "Janji, ya, ini yang terakhir," cicitnya dengan nada sendu.

Alucard mengangguk. Ciuman mereka pun hanya berlangsung beberapa detik.

"Kamu juga harus berjanji, nggak boleh menangis lagi. Aku nggak suka lihat pipimu basah karena air mata," ucap Alucard.

Miya pun mengangguk mantap. Seulas senyum terbit di bibir mungil nya. Membuat Alucard mau tak mau harus tertular senyuman manis gadis itu.

~✈~

"Snowy, kamu sudah berjanji padaku. Tidak ada air mata yang mengalir lagi, oke?" ucap Alucard.

Miya menggeleng lucu. Air mata nya yang hampir jatuh tak jadi keluar. Gadis itu memasang senyum ceria, lalu memeluk Alucard.

"Nah, gitu dong..." ucap Alucard, sembari membelai surai Miya dengan lembut.

Saat ini mereka berada di bandara untuk mengantar Alucard & Freya yang harus kembali ke Chicago untuk menjalani bulan terakhir pertukaran pelajar mereka. Juga Martis yang kembali ke Chicago untuk menetap di sana.

"Kalian hati-hati, ya! Semangat belajar nya!" pesan Miya.

"Semoga kau bahagia disana, Martis. Kami pasti akan merindukanmu. Berkunjunglah kemari kalau sempat," ucap Zilong. "Hati-hati di jalan."

"Pelukan perpisahan!" seru Miya.

Mereka pun tertawa. Alucard, Martis, Zilong, Miya & Freya pun berpelukan seperti teletubbies. Setelah itu, Alucard, Martis & Freya menggeret koper mereka menuju lorong keberangkatan. Miya & Zilong pun melambaikan tangan mereka.

"Kita harus kuat. Lagipula, ini yang terakhir kalinya kita berpisah dengan mereka."

~✈~

To be continued

~✈~

LDR (Long Distance Relationship)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang