#23

541 37 0
                                    

~❌~

❌ Miya's issues ❌

~❌~

Sebulan telah berlalu. Alucard merasa lega karena Miya tak lagi merengek meminta nya pulang. Meskipun akhir-akhir ini ia merasa kalau Miya menghindari nya.

Pemuda itu sempat bertanya pada Natalia, Zilong, Gusion, bahkan Harith. Mereka memang mengakui kalau akhir-akhir ini tunangan nya bersikap aneh. Belum lagi laporan dari Zilong dan Lesley yang mengatakan kalau gadis itu sempat membolos sekolah selama berhari-hari.

"Anak itu berulah lagi."

"Siapa?"

"Anak kelas 11 IPS itu.... Dengar-dengar, namanya Miya."

"Memang nya apa yang dilakukan nya?"

"Bullying. Bahkan gadis yang di bully nya hampir bunuh diri"

"Kukira dia anak yang baik-baik, ternyata sama saja!"

Alucard yang mendengar itu hanya menulikan telinga nya. Bisa jadi Miya yang mereka bicarkan bukan tunangan kawaii nya itu kan? Lagipula, gadis itu kan berada di London. Ia pun mengambil ponsel nya dan mencari kontak Zilong.

"Zil, apa Miya masuk sekolah hari ini?"

~❌~

Miya memasuki kelasnya dengan angkuh. Semua siswa di kelasnya pun menunduk takut, tak ada satupun dari mereka yang berani menatap gadis itu. Ia memang baru saja masuk ruang konseling, tapi tak ada satupun kata yang tersimpan dalam memory nya, semua nasehat gurunya bagaikan angin lalu di telinga nya.

"Siapa target kita selanjutnya, kapten?" tanya Rafaela.

Miya tampak berpikir. Gadis itu menyeringai sebentar sebelum berbalik untuk menjawab Rafaela yang kebetulan duduk di bangku belakang nya itu.

"Bagaimana kalau balas dendam pada guru BK tadi? Aku sudah muak dengan ocehan nya yang tak jelas dan tak berguna itu."

~❌~

Esok harinya, Alucard kembali mendapat laporan dari Lesley kalau Miya kembali membolos sekolah hari ini. Pemuda itu tampak kacau. Ia pun memutuskan tidak mengikuti jam pelajaran untuk sementara waktu sampai emosi nya stabil. Mungkin merokok di rooftop dengan Martis bisa menjadi pilihan terbaik baginya saat ini.

~❌~

"Sial! Lepaskan aku anak-anak!"

Miya, Rafaela dan genk nya tertawa sinis. Miya pun mengambil seember penuh air es dan mengguyur guru Bimbingan Konseling yang sempat menasehati mereka kemarin.

"Kami sudah muak dengan semua omong kosong mu di ruang BK kemarin, Pak Moscov. Tak bisakah kau membiarkan kami bersenang-senang seperti ini?" ucap Rafaela. Nada suaranya lembut, namun di dalam nya penuh akan racun.

"Semua itu bukan omong kosong, anak-anak! Karena karma pasti akan berlaku sampai kapan pun. Tak ada seorang pun yang bisa menghindarinya, bahkan kalian!" ucap Moscov.

Miya menendang pria yang diikat di atas kursi kayu itu. "Jangan membuatku bernafsu untuk membunuhmu disini saat ini juga, Pak Moscov," geram nya. "Kau tak mengerti apa-apa tentang kami. Kau hanya bisa mengadili kami dengan sudut pandangmu sendiri," ucapnya.

Rafaela menghela napasnya pasrah. "Sudahlah, Miya. Lebih baik kita pergi dari sini," ucapnya. "Biarkan kami yang menyelesaikan urusan ini. Kau tak perlu turun tangan dan mengotori tangan mu hanya untuk masalah sepele seperti ini," lanjutnya.

"Baiklah," ucap Miya. "Siapkan helikopter. Aku akan pulang ke London sekarang," titahnya.

~❌~

Hari Senin. Di pagi ini, majalah mingguan sekolah dibagikan. Mading dan papan pengumuman juga telah di perbarui. Dan tindakan Miya tempo hari lalu telah menjadi topik terpanas di tahun ini.

Sekelompok siswi mengurung guru nya di gudang hanya karena dinasehati.

Alucard sangat terkejut, tentu saja. Apalagi foto Miya yang juga di pasang membuatnya semakin geram. Sekarang semua kemungkinan dan sikap nya yang selalu think positive ternyata tak berguna. Gadis di foto itu memanglah Miya.

'Aku harus bicara dengan gadis itu,' batin Alucard.

Namun, bukankah tidak mungkin jika gadis itu masuk dalam majalah sekolah disini sementara ia bersekolah di London?

~❌~

Alucard sengaja menyamar menjadi anak culun ketika bel pulang sekolah telah berbunyi beberapa jam yang lalu. Pemuda itu sengaja melakukan nya untuk membuktikan apakah issue itu benar atau tidak.

Miya & Rafaela tampak sedang tertawa di salah satu bangku panjang koridor. Alucard pun berpura-pura membaca buku fisika yang dibawa nya. Tak lupa, ia memakai kacamata lama miliknya yang sudah tak berguna.

"Wah... Ada anak culun lewat nggak permisi," ucap Miya dengan nada yang begitu sinis.

Rafaela menjulurkan satu kakinya ke depan, membuat Alucard tersandung dan jatuh di depan kedua gadis itu. Ia hendak mengambil kacamata nya, namun Miya sudah terlebih dahulu menginjak nya.

"Aku tau itu kau, Alucard," ucap Miya sinis. "Sejak kapan kau menjadi anak culun begini, huh? Jangan membuatku bertambah muak!" serunya.

Alucard hanya diam. Pemuda itu berdiri dan merapikan tatanan rambut nya. Percuma saja ia terus menyamar jika sudah ketahuan.

Rafaela menatap nya terkejut. "Jadi, dia yang dijodohkan denganmu itu?!" tanya nya heboh. "Tak kusangka, ternyata si tampan dari kelas MIPA!" ucapnya, terkekeh anggun.

Miya memutar bola mata nya malas. "Ingatlah, Rafaela, kau sudah menjadi milik seorang model majalah terkenal di Eropa," ucapnya.

Rafaela kembali terkekeh. Gadis itu mengecek notifikasi yang tiba-tiba masuk di ponsel nya. "Helikopter mu sudah mendarat di rooftop. Kau bisa pulang ke London sekarang," ucapnya.

Miya tertawa. "Oh, aku akan merindukanmu, Rafaela. Sampai jumpa lagi!" ucapnya, memeluk Rafaela. "Daah, Alucard!" ucapnya, sambil melambaikan tangan nya di depan Alucard. Ia pun berlari dengan cepat menuju tangga rooftop.

~❌~

To be continued

~❌~

LDR (Long Distance Relationship)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang