~💍~
💍 I Need to Let You Go 💍
~ 💍 ~
Alucard langsung membawa Miya ke rumah sakit bersama Kagura & suaminya. Gadis itu tampak begitu pucat, kurus, dan pandangan mata nya selalu kosong.
Ceklek...
"Aku kembali," ucap Alucard.
Kyrie mengerutkan alis nya bingung ketika melihat putra nya masih berseragam sekolah. "Kau tidak pulang dulu, Alu?" tanya nya.
"Nggak deh, Ma. Kalau Mama sama Miya, kan Alu jadi sendirian di rumah. Sendirian itu nggak enak loh, Ma," jawab Alucard, mendramatisir keadaan.
Ceklek...
"Kalian pulang saja dulu. Aku yang akan menjaga Miya disini."
~ 💍 ~
"Kagura-nee," panggil Miya.
Kagura menggenggam tangan Miya lembut. Akhirnya gadis itu mau bicara lagi setelah sekian lama. Semua ini berkat Estes, kakak tertua mereka yang berprofesi sebagai seorang psikiater. Pria itu kebetulan sedang melakukan study reset untuk penelitian terbaru nya di London.
"Ya, Miya?" sahut Kagura.
Miya menundukkan kepala nya. Air mata nya kembali turun membasahi pipi nya. "Modena-nee mengancamku untuk menjauhi Alucard. Kalau tidak, ia akan membunuhku," isaknya.
Kagura menyisir surai Miya dengan lembut. "Jangan takut, Miya. Kami semua ada di sini untuk melindungi kamu," ucapnya.
Tok tok tok...
Ceklek...
Kagura & Miya serempak menoleh ke arah pintu. Alucard masuk sambil membawa nampan berisi makan malam Miya.
"Alucard, kaukah itu?" tanya Miya. "Aku tak sedang berhalusinasi kan?" gumam nya pelan.
Alucard meletakkan nampan itu di atas nakas. Ia menatap Miya sebentar, tersenyum tipis sambil mengangguk. Setelah membelai lembut surai Miya sebentar, ia beranjak keluar dari ruangan tersebut.
"Nee-chan, ada apa dengan Alucard?"
~ 💍 ~
Kyrie & Nero memutuskan untuk merawat Miya mulai saat ini. Bahkan, mereka meminta Zilong & Freya agar pindah ke rumah mereka untuk menemani Miya.
Dan jadilah, lantai 2 rumah Alucard yang biasanya di pakai para tamu yang menginap berubah menjadi basecamp mereka. Karena di lantai 2 memiliki aula yang cukup besar, mereka menggunakan nya sebagai ruang keluarga a.k.a basecamp di rumah.
Kamar Alucard yang semula berada di lantai 3 juga ikut dipindah ke lantai 2. Di sebelah kamar Alucard, ada kamar Miya. Sementara kamar Zilong bersebelahan dengan kamar Freya.
Di balkon, ada sebuah meja bundar kecil dengan karpet lembut yang biasa mereka gunakan untuk belajar. Tak lupa, ada bantal untuk duduk yang disimpan di lemari kecil agar tetap bersih.
Sementara aula yang mereka gunakan sebagai basecamp diisi dengan rak-rak buku, 2 sofa panjang, tv, AC, karpet berbulu, dan mini bar. Tak lupa, disana juga tersedia WiFi dan stop kontak.
~ 💍 ~
Setiap hari akan selalu sama. Alucard harus segera menuju rumah sakit sepulang sekolah. Kagura sudah kembali ke Jepang karena urusan bisnis suami nya sudah selesai.
Selama ini Alucard selalu berjaga di luar kamar inap Miya. Ia hanya duduk di ruang tunggu sembari membaca buku atau mengerjakan soal-soal latihan nya. Pemuda itu hanya akan masuk ke dalam ketika para suster mengantarkan makanan atau...
"Alucard... Tolong..."
Alucard segera meletakkan buku pelajaran nya dan masuk ke dalam kamar rawat Miya. Gadis itu tampak kacau. Bahkan infus nya sampai lepas. Ia meremas rambut nya sendiri sambil berteriak. Membuat helaian rambut seputih salju itu rontok dan berceceran di lantai.
Alucard menahan napas nya sebentar. Jujur saja, ia ingin menangis sekarang. Pemuda itu pun menarik kepala Miya ke dada nya agar gadis itu tenang mendengar detak jantung nya.
Dan benar saja, gadis itu mulai tenang. Kedua tangan nya yang sejak tadi meremas rambut juga ikut melemah. Alucard pun menjauhkan tangan gadis itu dari kepala nya.
"Tenanglah Snowy..." bisik Alucard.
Kyrie sudah menyiapkan suntik yang berisi obat penenang. Namun melihat Miya yang mulai tenang, ia pun menyimpan nya kembali.
Beberapa saat kemudian, suster datang untuk memasang infus Miya yang terlepas. Namun gadis itu menolak ketika Alucard hendak melepaskan pelukan nya.
"Jangan pergi!" seru Miya.
Alucard menyisir surai Miya dengan lembut. "Oke. Tapi tangan kamu harus di infus dulu, ya," bujuk nya.
Alucard melepaskan tangan kanan Miya dari pelukan nya. Suster pun dengan cepat memasangkan infus Miya.
"Nyonya, apa perlu--"
"Tidak," potong Alucard cepat. "Apa boleh aku membawa nya jalan-jalan keluar sebentar?"
~ 💍 ~
Alucard mendorong kursi roda Miya menuju taman rumah sakit. Sejak di suntik obat penenang oleh suster sebelum keluar tadi, gadis itu terus menatap ke depan dengan pandangan kosong.
Alucard menghentikan langkah nya di depan air mancur. Pemuda itu berlutut di depan Miya dan menggenggam jemari mungil gadis itu.
"Miya..." panggil Alucard.
Alucard menyelipkan anak rembut Miya yang berantakan tertiup angin, berusaha mencuri perhatian nya. Dan ternyata perlakuan kecil itu mampu menyadarkan Miya dari lamunan masa lalu nya.
"Alucard... Aku harus melepasmu. Kak Modena akan membunuhku jika kau terus berada di sisiku. Pergilah, Alucard... Lagipula, kita sudah tak ada hubungan apapun lagi, kan?" lirih Miya.
Setetes cairan bening meluncur di pipi Miya. Dengan lembut, Alucard mengusap air mata itu.
"Jangan menangis lagi, Miya, kumohon..." ucap Alucard. "Aku tak akan pergi. Aku akan tetap berada di sisimu, sekarang dan seterusnya. Maaf aku sudah melanggar janjiku. Dan jangan khawatir soal Modena, aku bisa mengatasinya," lanjutnya.
Miya menggeleng. "Jangan paksakan hatimu, Alucard. Aku tak ingin melukai hati banyak orang karena kondisiku," ucapnya.
"Aku tak pernah memaksakan diri, bahkan hatiku," ucap Alucard. "Karena sejujur nya ada alasan di balik semua itu," lanjut nya.
"Apa?"
"Kurasa kamu sendiri sudah tau."
Miya terkejut ketika Alucard kembali menyematkan cincin pertunangan mereka di jari manis nya, lalu mencium punggung tangan nya dengan lembut. Air mata gadis itu pun kembali mengalir karena terharu.
"Aku mencintaimu, Miya."
~💍~
💍To be continued💍
~💍~
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR (Long Distance Relationship)
FanfictionFirst meet First kiss First love Alucard & Miya tak saling kenal. Bahkan lihat wajah nya saja tak pernah. Namun seperti yang telah terjadi pada remaja seusia mereka di novel romansa, keduanya di jodohkan atas nama perusahaan. Di hari Minggu. Pagi ha...