#17

654 48 0
                                    

~🚪~

🚪 Welcome Home 🚪

~ 🚪 ~

Seturun nya dari panggung, wajah Miya telah memerah karena menahan tangis. Gadis itu sudah bertingkah sangat profesional dengan mengesampingkan perasaan nya saat tampil di atas panggung tadi.

"Zil," panggil Freya.

Zilong menghentikan langkah nya. Pemuda itu segera memutar badan nya menghadap ke arah Freya. Freya sudah mengangkat tangan nya, dan Zilong sudah menduga hal ini akan terjadi -lagi- ketika gadis itu kembali dari Chicago. Ia pun memejamkan mata nya erat, bersiap menerima tamparan keras Freya di hadapan teman-teman nya. Namun...

Grep!

Gadis itu tak menampar nya, tapi memeluk nya. Zilong pun mencoba membuka mata nya perlahan, dan menghembuskan napas nya yang sempat ia tahan beberapa detik yang lalu.

Isakan kecil Freya berdengung di telinga nya. Pemuda itu membalas pelukan tunangan nya dan membelai surai dark blue miliknya dengan lembut.

"Aku kangen kamu," cicit Freya.

Tiga kata yang membuat senyuman Zilong terbit di bibir tipis nya itu. "I miss you too, honey," bisiknya.

~ 🚪 ~

Sesampainya di tempat loker dekat lobby, Alucard mendudukkan dirinya di bangku panjang yang di sediakan. Pemuda itu menarik lengan Miya agar duduk menyamping di pangkuan nya.

"Ada apa, hm?" tanya Alucard lembut.

Air mata Miya telah mengalir di kedua pipi nya. Namun wajah gadis itu justru terlihat begitu lucu di mata Alucard. Pemuda itu terkekeh dan mencium kedua pipi Miya.

"Kemarilah," ucap Alucard, menarik Miya agar bersandar di bahu nya.

Isakan Miya keluar. Gadis itu akhirnya menangis di bahu Alucard.

"Kamu kangen aku, kan?" tanya Alucard yang dijawab anggukan oleh Miya. "Aku juga," ucap Alucard. "Mau coklat?"

Miya menggeleng. "Tadi kan udah," ucapnya dengan suara yang kurang jelas karena teredam oleh bahu Alucard.

Alucard tertawa pelan. Pemuda itu menyisir surai snowy Miya dengan lembut. Membuat gadis nyaman di pelukan Alucard.

"Hei, lihatlah gadis itu! Bukankah dia yang diatas panggung bersama Alucard tadi?"

"Kau benar! Bukankah dia yang diberi kalung oleh Alucard tadi?"

"Kalian benar! Berani sekali dia bermanja dengan Alucard! Padahal dia saja tak pernah melirik ke arah kita."

"Sialan! Kenapa Alucard terlihat begitu menyayangi gadis pindahan dari Jepang itu?!"

Alucard & Miya tak menggubris bisikan para siswi itu. Karena yang mereka inginkan sekarang, adalah melepas rindu bersama sang tunangan. Soal para gadis yang membicarakan mereka itu, masih bisa di lakukan besok atau lusa.

"Al, lo ikut pesta minum nggak?" tanya Claude.

Alucard menatap Claude, Harley & Harith yang menghampirinya. Pemuda itu menggeleng sebagai jawaban.

"Gue gak mau mabuk lagi," jawabnya. "Gue harus jagain Miya. Lagipula, gue juga harus istirahat. Gue belum sempet istirahat sepulang dari Chicago," jelasnya.

"Gue juga," sahut Martis. "Have a nice party!" ucapnya.

Claude, Harley & Harith pun berlalu dari tempat itu. Sementara Martis sibuk dengan lokernya, Alucard tampak celingukan mencari seseorang.

"Zilong mana?" tanya Alucard.

Brakk!

Setelah memastikan loker nya benar-benar bersih, Martis menutup pintu loker nya dan mengunci nya. "Udah pulang tadi sama si Freya," jawabnya.

Alucard melihat Gusion melewati mereka. Ia pun memanggilnya, berharap mendapat tumpangan untuk pulang dari sahabat nya itu.

"Sorry, Al. Gue bawa motor," ucap Gusion.

Gusion pun berlalu dari tempat itu bersama Lesley. Tak hanya mereka, Martis juga pergi dari tempat itu. Alucard tak punya pilihan lain. Ia harus menelpon Nero, memintanya agar menjemput mereka di sekolah.

"Halo, Pah. Papa udah pulang belum" tanya Alucard.

"Ini masih di jalan. Kenapa?"

"Tolong jemput Alu dong, Pa. Alu nggak bawa mobil nih..." pinta Alucard.

"Pestanya udah selesai?"

"Belum," jawab Alucard. "Alu nggak mau ikut mabuk sama yang lain," lanjutnya.

"Ya udah, ini Papa putar balik dulu"

"Oke. Alu di tempat loker, kok, Pa. Deket sama aula," ucap Alucard.

"Miya dimana?"

"Ketiduran di sebelah Alu," jawab Alucard berbohong. "Nanti biar Alu aja yang gendong Miya ke mobil. Papa tunggu di depan aula aja," ucapnya.

~ 🚪 ~

"Kami pulang..."

Kyrie datang dengan piyama tidurnya. "Selamat datang," ucapnya. "Eh? Dia kok bisa ketiduran?" tanya nya.

"Iya, Ma. Mungkin karena capek," jawab Alucard.

"Bawa Miya ke kamarnya. Ah, ya, kamarnya di sebelah kamarmu, Alu" ucap Nero.

Alucard tersenyum kikuk. "Tapi Miya nggak mau lepasin pelukan nya, Pa" ucapnya.

Kyrie terkikik geli. Sementara Nero menatap Alucard dengan mata yang memincing tajam.

"Kau bisa tidur bersama nya malam ini," ucap Kyrie.

Dengan segera, Nero menyahuti, "Selama itu, berjanjilah untuk menjadi lelaki yang baik!" ucapnya tegas dengan nada penuh ancaman.

Alucard pun mengangguk mantap dan segera menuju kamar untuk tidur.

~ 🚪 ~

Alucard membaringkan Miya di ranjang nya dengan hati-hati. Ia lalu berbaring di sebelahnya dengan pelan tanpa menimbulkan pergerakan yang berarti di ranjang nya. Namun usaha nya ternyata gagal. Gadis itu sudah terbangun dari tidur.

"Ini dimana, Alu?" tanya Miya dengan suara serak.

Alucard membelai rambut Miya dan tersenyum. "Di kamarku," jawabnya. "Tidurlah, ini sudah malam," bisiknya.

Miya mengangguk. "Tetaplah disini bersamaku, Alu," bisiknya, memeluk Alucard erat.

~ 🚪 ~

🚪 To be continued 🚪

~ 🚪 ~

LDR (Long Distance Relationship)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang