#28

606 38 0
                                    

~ 📖 ~

📖 Can School Again 📖

~ 📖 ~

Sudah 2 bulan Miya tinggal di rumah Alucard. Ia kini tampak lebih baik dari sebelum nya. Kyrie rajin membawa Miya ke psikiater -Estes- hingga gadis itu sudah tak lagi mengalami trauma yang berkepanjangan. Yah, meskipun gadis itu terkadang masih melamunkan sesuatu.

Dan beberapa hari terakhir, Miya merengek minta sekolah. Gadis itu juga sempat mengurung diri di kamar seharian penuh, sehingga harus berakhir di psikiater selama beberapa hari.

~ 📖 ~

Pagi ini, Miya kembali merengek pada Kyrie agar mengizinkan nya sekolah. Alucard, Zilong & Freya sudah berangkat beberapa menit yang lalu. Sementara Kyrie memijat pelipisnya yang terasa pening, Nero justru santai membaca koran paginya.

"Suamiku, bagaimana ini?" tanya Kyrie frustasi.

Nero terkikik geli. Akhirnya, ia melipat koran paginya dan meletakkan nya di atas meja makan. Wajah Miya yang memerah karena menahan tangis kembali menyambutnya.

"Snowy..." panggil Nero. "Kemarilah."

Miya pun menghampiri Nero dan duduk di kursi sebelahnya. Gadis itu memasang wajah cemberut, membuat Nero gemas. Ia pun mencium pipi Miya.

"Miya mau sekolah?" tanya Nero. Miya mengangguk. "Homeschooling mau?" tanya nya lagi.

Miya kembali menggeleng. "Maunya sama Alu, Zilong, sama Freya!" jawabnya.

"Nanti Papa tanyakan ke Kak Estes dulu, oke?" ucap Nero. Ia pun menoleh ke arah istrinya, meminta persetujuan. "Kyrie?"

Kyrie menghembuskan napasnya lelah. "Baiklah," putusnya. "Tapi Miya harus janji, mau diajak pergi ke rumah sakit setiap Minggu," ucapnya.

Miya pun mengangguk senang. "Ayo ke rumah sakit! Aku sudah tak sabar untuk bertemu Kak Estes!" serunya.

~ 📖 ~

"Miya merengek lagi?" tanya Estes.

Nero mengangguk. "Aku sudah menawarkan homeschooling padanya. Tapi dia tidak mau," jawabnya.

"Dia ingin bersekolah di High School 5 seperti sebelumnya," tambah Kyrie.

Estes tampak menimang keputusan nya. "Baiklah," putusnya. "Asalkan ada yang memperhatikan dia setiap saat, kurasa tak masalah," ucapnya. "Dan pastikan dia tak bertemu dengan saudara kembar nya."

~ 📖 ~

"Kami pulang!"

Alucard, Freya & Zilong langsung menuju ke dapur kala mencium bau masakan yang begitu asing di hidung mereka. Tampaklah Miya yang memakai apron biru dan membawa sumpit di tangan nya. Gadis itu sedang membakar kaki gurita dan daging.

Freya, Zilong & Alucard pun meletakkan tas mereka di lantai dan segera menduduki meja makan. Tampaknya Miya tak menyadari kehadiran mereka sejak tadi karena gadis itu terlalu fokus memasak.

"Ak-"

"Ssst!" Zilong, Freya & Alucard serempak menoleh ke arah Kyrie dan menempelkan jari telunjuk mereka di depan bibir.

Kyrie terkikik pelan. Ia pun ikut duduk di meja makan dan menunggu Miya selesai memasak. Dan ketika gadis itu berbalik, mereka tertawa geli karena Miya menatap mereka terkejut dengan wajah yang tampak begitu imut.

"Eh? Kalian sudah pulang? Kok aku nggak tau, ya?" tanya Miya polos.

Freya beranjak dari kursinya dan menghampiri Miya. "Kamu sibuk sih, jadi nggak denger," jawabnya, sambil mencubit pipi Miya gemas. "Ayo, aku bantu," ucapnya.

~ 📖 ~

"Snowy, kamu boleh sekolah lagi besok!" seru Freya girang.

"Eh?" manik violet Miya berbinar senang, bahkan sampai berkaca-kaca. "Huaa... Arigato!!" serunya, langsung menerjang tubuh Freya.

Freya yang kebetulan tak siap dipeluk pun termundur beberapa langkah ke belakang. Bahkan gadis itu hampir saja jatuh ke tangga jika saat itu tak ada Zilong yang menahan punggung nya dari belakang.

"Miya, hati-hati," tegur Zilong.

Miya tersenyum dengan wajah tanpa dosa, membuat Zilong memutar bola matanya malas. Miya pun memeluk Freya semakin erat dan bersandar di pundak gadis itu.

"Zilong jahat," cicit Miya.

Zilong mengerjabkan matanya beberapa kali. Apa salahnya? Dia hanya memutar bola matanya malas.

Sementara itu, Freya menatapnya tajam. Diam-diam gadis itu mengulurkan tangan nya dan mencubit pinggang Zilong, membuat pemuda itu mengaduh kesakitan.

"Aku nggak ngapa-ngapain Miya, Fre!" protes Zilong. Pemuda itu berusaha menghindar dari cubitan maut tunangan nya, sambil mengelus bekas cubitan nya tadi.

"Sudahlah, sebaiknya kita bersiap-siap untuk sekolah besok," lerai Alucard, mencoba melepaskan Freya dari pelukan Miya.

"Kamu tertinggal pelajaran hampir satu semester, Miya. Bersiaplah untuk mengejar semuanya," ucap Freya.

Miya mengangguk mantap. "Aku akan berusaha mulai besok!"

~ 📖 ~

"Kupercayakan Miya pada kalian. Kalau ada apa-apa, just call me," pesan Alucard.

Zilong & Lesley mengangguk.

"Kelas kita agak jauhan. Enaknya kumpul dimana?" tanya Lesley.

Alucard menengok ke kanan-kiri, mengecek koridor. "Lihat dulu gimana kondisinya," jawabnya. "Gue duluan, ya!" pamitnya.

Setelah Alucard menghilang di pertigaan lorong, Zilong & Lesley pun segera masuk ke kelas. Lesley duduk satu bangku dengan Miya, sementara Zilong di belakang mereka.

~ 📖 ~

Zilong menancapkan satu sisi earphone nya di telinga Miya. Gadis itu kembali melamun saat pelajaran ekonomi berlangsung.

"Miya..."

Miya menolehkan kepalanya guna mencari keberadaan Alucard. Gadis itu belum sepenuhnya sadar dari pikiran nya yang mendadak kosong. Lesley pun menepuk pundak gadis itu pelan.

"Uh... Lesley?"

Lesley mengangguk. Miya menoleh ke belakang, ada Zilong. Pemuda itu menempelkan jari telunjuk nya di bibir, isyarat untuk diam. Miya melirik ke arah Lesley, gadis itu juga melakukan hal yang sama.

"Miya?"

"Alu, maaf..." lirih Miya.

"Snowy, kamu hanya harus fokus. Jangan sampai pikiranmu kosong lagi, oke?"

"Ya, Alu," ucap Miya. "Aku akan berusaha lagi," lanjutnya.

Lesley menepuk pundak Miya, mencoba untuk menyemangatinya, "Kamu pasti bisa, Miya," dukung nya.

"Aku akan membawamu jalan-jalan ke Disneyland kalau kamu mendapat peringkat 10 besar di ujian kenaikan kelas nanti."

Miya tampak tertarik. "Benarkah?" tanya nya penuh harap. "Kamu nggak akan mengulur nya lagi, kan?" cicitnya.

"Tidak untuk kali ini."

Miya tersenyum tipis. "Okay, thanks, Alu," ucapnya.

Miya pin melepas earphone Zilong dan kembali memperhatikan guru yang sedang mencatatkan sesuatu di papan tulis. Gadis itu juga menyalin apa yang ia lewatkan selama melamun tadi dengan bantuan buku catatan Lesley.

"Bagaimana?"

Zilong ikut tersenyum tipis. "Untuk saat ini, kurasa aman."

~ 📖 ~

📖 To be continued 📖

~ 📖 ~

LDR (Long Distance Relationship)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang