Sudah sebulanan Ayen di rumah sakit, tapi hari ini ia di perbolehkan pulang, walaupun tetap harus ke rumah sakit menjalani terapinya.
Semua barang-barang sudah dikemas, Ayen bahagia, akhirnya ia keluar dari tempat membosankan ini.
Semua hyung nya masih menunggu mobil manager. Sekitar lima belas menit-an, akhirnya manager menelpon Bangchan untuk segera turun dan pulang.
Cukup memakan waktu lama, akhirnya mereka sampai di dorm. Ayen senang, akhirnya ia akan menjalani rutinitasnya sebagai idol lagi.
***
"Hyung! Mau kemana?" tanya Ayen ketika semua hyung nya keluar dari dorm.
Mereka terlihat berpikir untuk memnjawab pertanyaan dari Ayen, "ada schedule hari ini." jawab Lino.
"Oh, tapi kenapa aku tidak ikut?" tanya Ayen lagi.
"Kau kan sakit, jadi tidak usah dipaksakan." jawab Woojin.
Ayen mengerucutkan bibirnya, "tapi aku ingin ikut." ucap Ayen sambil aegyo.
Bangchan yang hampir membuka pintu kembali menuju Ayen yang sedang terduduk di kursi rodanya. Bangchan menyetarakan tingginya dengan Ayen sambil mengelus pelan rambut Ayen.
"Ayen masih sakit, dan Ayen tidak boleh ikut kami. Kami punya jadwal yang penuh, kalau kau ikut, kau akan lama sembuhnya. Ayen mau cepat sembuhkan?" tanya Bangchan sambil tersenyum.
"Baiklah, tapi pulangnya jangan lama-lama, aku nanti bosan disini sendiri." ucap Ayen.
"Tidak, kami akan lama perginya. Lagi pula, eomma mu akan datang." sambar Lino yang dekat dengan Ayen.
"Eoh? Kenapa kalian tidak berbicara dengan ku dulu?" tanya Ayen kaget.
"Hehe, tadinya mau surprise karna ku tau kau akan kaget, tapi sudah di bocorkan sama Lino. Cih, payah, tak tau memberi surprise." ucap Bangchan yang disauti tawaan dari mereka, dan Lino hanya mendelik ke arah Bangchan.
"Sudah ya, kami ditunggu manager, ponselku sudah bergetar sedari tadi. Bye, kami pergi." ucap Bangchan lalu keluar dari dorm, diikuti dengan member lainnya.
***
Cklek.
"Anyeong! Jeongin-ie, eomma kangen." ucap wanita paruh baya itu sambil memasuki dorm.
"Eomma, kau mengagetkan ku. Apa kabar? Apa kakak dan adik baik-baik saja? Kenapa mereka tidak ikut? Mereka tidak kangen dengan ku? Aku kangen dengan mereka." ucap Ayen sambil ber-aegyo.
"Aigo, kau banyak bicara sekali. Kami baik, kakak mu sedang kerja dan adikmu punya banyak tugas, jadi eomma tidak mengajaknya karna takut mengganggu. Tidak apa-apa kan?" jelas eomma Ayen diakhiri pertanyaan.
"Eum, tidak apa-apa. Lagi pula aku tidak mau mengganggu mereka juga." ucap Ayen sambil tersenyum.
Eomma Ayen tersenyum, ia pun menuju dapur untuk menyajikan makanan yang ia bawa dari rumah. Tak lama, akhirnya ia balik dengan membawa semangkuk dakbalgi (makanan campuran dari ayam, kol, ubi jalar, daun perillia, dan tteokbokki ditambah dengan saus gochujang pedas), semangkuk bulgogi, semangkuk bibimbap dan semangkuk kecil nasi.
"Woah, eomma ini banyak sekali. Bagaimana aku menghabiskannya?" tanya Ayen, mulutnya sudah tak sabar ingin memakan semua masakan eomma nya.
"Enak saja, tidak untuk mu semua. Sisakan untuk member lainnya, eomma masak banyak, semoga saja cukup untuk kalian semua." ucap eomma Ayen, Ayen hanya mengerucutkan bibirnya.
"Ku kira untukku semua." gumam Ayen yang bisa terdengar eomma nya.
"Sudah, sudah, sini eomma suapkan." ucap eomma Ayen dan Ayen pun menganggukinya.
Ayen makan dengan lahap, ia sudah menghabiskan satu mangkuk kecil nasi ditambah lauk-lauk tadi,tak lupa ia juga meminum obatnya. Eomma hanya tersenyum, mengingat anak keduanya ini sakit, tapi dia masih berperilaku gemas ke orang-orang terdekat.
Kini mereka berdua sedang menonton televisi, Ayen kangen sekali dengan eomma nya. Semenjak menjadi idol, dirinya jarang berkumpul dengan keluarga.
Ayen duduk bersampingan dengan eomma nya, tak lupa ia senderkan kepalanya ke pundak eomma nya. Ayen merasakan rambutnya dielus lembut sama eomma nya itu.
"Jeongin-ie, mian, mianhae." ucap eomma yang membuat Ayen kaget.
"Wae? Untuk apa eomma? Kau tidak pernah melakukan kesalahan." ucap Ayen menenangkan eomma nya yang menangis tiba-tiba.
Tidak membalas ucapan Ayen, eomma nya itu malah memeluk Ayen, wanita paruh baya itu semakin menangis saat ia sudah mendekap putra keduanya itu.
Ayen paham, ia tau maksud eomma nya yang tiba-tiba meminta maaf dan menangis saat beliau memeluk dirinya. Ayen hanya mengelus punggung eomma nya bermaksud menenangkan beliau.
"Gwaenchanha eomma, na… gwaenchanhayo." ucap Ayen lirih, dia menangis, pupus sudah harapan dia untuk menenangkan eomma nya. (Aku tidak apa-apa eomma, aku… tidak apa-apa.)
"Tidak, seandainya kakekmu tidak memiliki riwayat penyakit itu, pasti kau tidak seperti ini." ucap eomma sambil menangis.
"Eomma, berjanjilah datang ke tempat peristirahatan terakhirku nanti ya? Aku juga mau ditempatkan di samping makam kakek." pinta Ayen.
"Tidak! Kau akan sembuh, percayalah, Tuhan pasti akan memberi mu umur yang panjang." ucap eomma ayen sambil sesegukan.
"No eomma, uri Jeongin-ie ini sudah tidak ada harapan lagi." ucap Ayen sambil melepas pelukan dari eomma nya dan beralih mengusap air mata eomma nya dengan ibu jarinya, diselingi senyuman manisnya.
✘✘✘✘✘
Chap spesial wkwk. G
Maapkan aku yg tdk up selama satu bulan lbh, hwhw
Mau ksh heart bwt yg setia Eaa
♡♡♡♡♡♡♡
![](https://img.wattpad.com/cover/172597743-288-k187135.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shining Star | Yang Jeongin [✓]
Fanfiction❛ biarkan aku istirahat, aku lelah menjadi bintang yang selalu memancarkan sinarnya. Biarkan aku redup sesekali ataupun selamanya. Kuharap kalian mengerti dengan apa yang aku inginkan. ❜ Warning! masih ot9, belum revisi. #1 in Christoperbang 110519...