17. Park

474 65 4
                                    

Semingguan ini Ayen berteman dengan anak lelaki yang menceritakan masa lalunya yang kelam, Cheong-In. Hari ini, tepatnya sore ini Ayen mengajak Cheong-In ke taman, niatnya mau menghibur Cheong-In yang belakangan ini murung dan sering menangis.

"Cheong-In kenapa? Ada yang sakit?" tanya Ayen saat sampai di taman.

"Tidak, hyung. Aku hanya lelah, ingin tidur." balas Cheong-In singkat.

Setelah itu, Ayen mempersilahkan Cheong-In duduk dipangkuannya dan mendengar cerita dari relawan sekitar rumah sakit. Sudah dua cerita yang diceritakan, tapi Ayen merasakan Cheong-In yang dipangkuannya semakin berat dan sesekali kepalanya menyender di dada Ayen.

Ayen menepuk-nepuk pelan pundak Cheong-In, berharap anak itu sadar dan pulang ke kamarnya lalu tidur. Tapi saat ditepuk, Cheong-In semakin menyender, badannya sangat lemas membuat Ayen bingung dan panik sendiri. Relawan itu sadar ada keanehan di tempat duduk Ayen dan Cheong-In, ia pun berhenti bercerita dan menghampiri mereka berdua.

"Tolong, dia kenapa?" tanya Ayen panik, karna tidak biasanya Cheong-In seperti ini.

Relawan itu mengecek suhu tubuh dan nadi di tangannya, lalu tersenyum dan menghadap anak-anak yang melihati mereka sedari tadi. Relawan itu memberi isyarat diam dengan jari telunjuk yang ditempelkan di bibirnya.

"Cheong-In sedang tidur, dia sudah sampai di alam yang indah. Jangan berisik ya?" kata relawan itu lalu tersenyum manis. Lalu anak-anak itu diam sambil memperagakan isyarat relawan itu.

Ayen yang paham maksudnya hanya diam lalu memeluk tubuh kecil anak itu, air matanya turun. Ayen benar-benar sedih, dimana janji anak itu yang akan melihat Ayen membunyikan ring in hope? Ayen bahkan tak menyadari kalau ada delapan pria tampan yang melihat dari kejauhan.

***

Bangchan mengelus rambut Ayen, karna sedari tadi maknaenya ini tak mau berhenti menangis. Bangchan takut kalau Ayen menangis terus, ia akan banyak pikiran dan down.

"Ayen, sudahlah," ucap Bangchan, masih mengelus rambut Ayen.

Ayen menyeka air matanya, "tapi ini sulit, dia temanku disini. Dia satu-satunya orang yang mau berteman dengan ku, dan dia selalu menemani ku di saat kalian tak menjaga ku," ucap Ayen lalu menangis lagi.

Semua member yang didalam kamar Ayen hanya menghela nafas.

"Kau boleh sedih, tapi jangan sampai seperti ini," ucap Seungmin.

"Ah hyung, kau tak tau rasanya ditinggalkan," ucap Ayen lalu mengerucutkan bibirnya.

"Hyung, antarkan aku ke kamar Cheong-In," lanjut Ayen.

"Untuk?" tanya Bangchan.

Ayen hanya menggeleng singkat, "ingin kesana saja."

Dan Ayen ditemani oleh Bangchan. Sesampai disana Ayen hanya memandang kamar Cheong-In, desain yang ceria menggambarkan watak dari anak kecil itu. Lalu Ayen mendorong kursi rodanya menuju nakas yang belum dirapikan, sepertinya suster sedang sibuk mengurusi Cheong-In untuk pemakaman.

Ayen melihat buku kecil, seperti diary. Ia membuka dan membaca buku kecil itu, sesekali Ayen terkekeh membuat Bangchan bingung dan menyamperinya.

"Apa kau butuh waktu sendiri?" tanya Bangchan yang sebelumnya menepuk pelan pundak Ayen.

Ayen berdeham, "sepertinya," balas Ayen, tak lama Bangchan mengerti, ia mencium pucuk kepala Ayen lalu pergi.

Sekarang Ayen sedang berfokus dengan selembar amplop kecil yang terselip di beberapa halaman buku diary itu. Ia membuka dan membacanya.

Hai hyung!

Pasti kau baca ini setelah aku tak ada, benar bukan? Mengaku saja.

Kenapa aku tau? Karna kalau aku masih hidup, aku tidak mau memberi ini padamu, alasannya gengsi, hehe.

Mungkin aku sudah bertemu eomma disana, hyung semangat ya. Jangan menyerah, pasti hyung bisa sembuh dan membunyikan lonceng itu, walaupun aku tak melihatnya. Sudah ya hyung, aku lelah. Karna bintang yang bersinar pasti akan redup suatu saat nanti, entah sesekali ataupun selamanya.

–Cheong-In with love.

Ayen tertegun membaca kalimat terakhir yang ditulis bocah lima tahun itu, bagaimana anak sekecil itu mengerti kata-kata? Entahlah, Ayen tidak mau memikirkannya. Tapi Ayen terdiam saat melihat satu tetesan darah dari hidungnya, dan ia mengingat sesuatu, lupa meminum obatnya. Terlebih Bangchan atau hyung lainnya tidak ada ditempat ini.

✘✘✘✘✘

Shining Star | Yang Jeongin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang