Mereka semua sedang berkumpul untuk merayakan comeback. Berpesta hal yang wajar untuk merayakan sesuatu.
Ayen bingung, ia memilih senang atau tidak. Disatu sisi, ia tidak ikut comebacknya dan disisi lain mereka sukses comeback tanpa Ayen.
Ayen sedari tadi menatap kosong jus buah yang dibuatkan Lino tadi. Ia tidak nafsu dengan jusnya, moodnya sedang tidak bagus.
Mereka sedang membicarakan tentang comeback mereka sendiri, saling puji memuji, tertawa, bercanda, dan minum bersama. Tapi beda dengan Ayen, ia duduk di sofa masih melihat mereka bercanda.
"Ayen, kau kenapa?" tanya Lino saat dia duduk di sofa samping Ayen, Ayen hanya menjawab dengan gelengan singkat.
"Kenapa jusnya tidak diminum? Apa kau tidak suka atau tidak enak?" tanya Lino lagi, dan lagi-lagi Ayen hanya menggelengkan kepalanya.
"Ayen sudah minum obat?" sekarang Seungmin yang nanya, Ayen diam, ia tidak memjawab.
"Mungkin dia lelah atau mengantuk, aku antar ke kamar ya?" ajak Lino, lagi-lagi Ayen hanya mengangguk.
Dan Lino pun mengajaknya ke kamar, saat sampai dikamar Lino tak lupa mengucapkan selamat malam dan menyelimutkan Ayen, Lino memperlakukan Ayen seperti ini agar dia merasakan ketenangan saat bersama eomma nya.
"Good night our little hero, we love you." ucap Lino lalu keluar dari kamar Ayen.
***
Pagi pun datang, jam sudah menunjukkan angka 06.30 AM. Ayen terbangun karna tiba-tiba kepalanya sakit lagi, tapi tak lama sakit itu mereda dan hilang.
Seperti rutinitas manusia pada pagi hari, Ayen berjalan ke luar kamar menuju kamar mandi. Setidaknya ia cuci muka dan gosok gigi, Ayen pikir ia tidak usah mandi karna kemarin Ayen tidak berkeringat dan hanya duduk-duduk saja.
Saat Ayen sudah masuk kamar mandi, ia menyalakan air wastafel kamar mandi dan mulai membasuh mukanya. Ia melihat ke cermin yang menampilkan dirinya, ia cukup tirus bahkan lebih tirus dan saat rambutnya ia pegang, ia merasakan rambutnya sudah tipis dan tidak mungkin tumbuh cepat. Ia kecewa.
Ayen mengambil sikat giginya, berkumur-kumur, menaruh pasta gigi di sikat giginya, dan memulai menyikat giginya, tak lupa ia matikan krannya. Setelah selesai, ia membersihkan mulutnya dan membasuh muka lagi, dan ia memandang cermin dengan tangan yang di taruh dipinggiran wastafel.
Ia melihat dirinya, air bekas basuhan yang masih menempel di wajah dan rambut depannya menetes satu per satu. Ayen merasakan ada yang aneh dengan dirinya, tiba-tiba kepalanya pusing. Tapi Ayen masih bisa menahan.
Lama kelamaan, Ayen merasakan pusingnya semakin sakit, ia meremat rambutnya, sesekali memukul kepalanya agar sakitnya hilang, tapi semua itu tidak berhasil.
Tok.. Tok.. Tok..
"Ada orang didalam?"
Tok.. Tok.. Tok..
"Hei, aku sudah tidak tahan, siapapun cepatlah keluar."
Ayen mendengar itu, itu suara Changbin. Ayen berniat ingin membuka pintu kamar mandi, tapi semua itu gagal karna tiba-tiba pandangannya buram dan akhirnya gelap.
***
"Bagaimana keadaan adik saya?"
"Dia lupa meminum obat, dan metabolismenya lemah. Saya sarankan anda untuk merawat inap lagi di rumah sakit khusus kanker. Agar ada yang lebih paham untuk mengurus pasien."
"Baiklah, terima kasih, saya permisi."
Bangchan keluar dari ruangan dokter dengan lesu, ia bingung, kenapa makin hari Ayen semakin lemah. Bangchan memasuki kamar inap Ayen, disana para member sudah menunggu, manager sedang mengurus administrasi.
"Bagaimana? Apa kata dokter?" tanya Changbin, Bangchan hanya menggeleng dan duduk dikursi dekat bangkar Ayen.
"Dia makin memburuk, kata dokter, kita disarankan membawa Ayen kerumah sakit khusus kanker, agar diurusi sama yang lebih paham. Lagipula kita sibuk, susah mengurus Ayen, dia tidak mungkin ditinggal sendiri di dorm terus bukan?" jelas Bangchan. Yang lain hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
Cklek.
"Bagaimana kondisinya?" tanya manager saat masuk ke kamar inap Ayen.
"Memburuk hyung." balas Bangchan.
"Nanti kalau sudah siuman, kita bawa ke rumah sakit khusus kanker, saya mau mengatur schedule kalian dulu. Saya pergi, oh ya, tadi saya sudah menyewa ambulance untuk mengantar Ayen kesana, maaf saya tidak bisa ikut." ucap manager sambil memeriksa tabletnya karna masih mengatur schedule.
"Baiklah hyung, terima kasih." manager menjawab dengan senyuman.
"Baiklah, berikan salamku pada Ayen saat dia sadar, saya permisi." ucap manager lalu pergi keluar.
✘✘✘✘✘
KAMU SEDANG MEMBACA
Shining Star | Yang Jeongin [✓]
Fanfiction❛ biarkan aku istirahat, aku lelah menjadi bintang yang selalu memancarkan sinarnya. Biarkan aku redup sesekali ataupun selamanya. Kuharap kalian mengerti dengan apa yang aku inginkan. ❜ Warning! masih ot9, belum revisi. #1 in Christoperbang 110519...