09. A fact

606 73 5
                                    

Kini Ayen sedang termenung di sofa dekat ranjangnya, selang infus di tangannya bertambah, tapi sampai sekarang ia tak tau sakit apa.

Ia menghembuskan nafasnya, sekarang ia bosan. Hyungnya sedang ada schedule, ia tidak bisa mengajak seseorang bermain. Salahkan manager mereka yang memilih kelas VIP.

"Aku bisa mati bosan disini." gumamnya yang hanya bisa ia dengar.

Ia hanya bisa melihat taman rumah sakit yang banyak dikunjungi pasien anak-anak rumah sakit ini. Mereka bermain, berlari kesana kemari dan tertawa.

Ayen yang melihat itu hanya tersenyum miris, ia ingin bermain tapi Ayen sadar dengan selang infus yang makin lama makin banyak.

Cklek.

"Maaf mengganggu, waktunya kemoterapi." satu kata yang Ayen benci dari suster adalah kemoterapi, karna itu menyakitkan.

Membuat ia kehilangan rambut indahnya, pipinya pun bertambah tirus, bibir pink manisnya kadang menjadi pucat.

Kadang terbesit sebuah ilmu dari sekolahnya.

Bukankah kemoterapi untuk penderita kanker? Batin Ayen yang membuatnya bingung sendiri.

                                   ***

"Hai Ayen!" seru seorang dengan rambut barunya, Lino.

"Wow, kalian merubah warna rambut. Bagus, apa ini tanda mau comeback? " tanya Ayen gembira.

Yang lainnya hanya bingung, mereka bingung harus menjawab apa.

"Tidak, hanya untuk bersenang-senang." ucap Seungmin, berbohong.

"Oh, bagus sekali. Cocok dengan kalian, Ayen mau mewarnai juga nanti saat sembuh. Tapi lihat, rambut Ayen rontok." ucap Ayen sambil meraba rambutnya dan wajahnya berubah menjadi sedih.

Mereka semua menatap Ayen iba, mereka tau itu menyakitkan.

"Tidak apa-apa, nanti tumbuh lagi dan bisa bersenang-senang seperti kami." hibur Changbin membuat Ayen sedikit bahagia.

"Oh ya, daddy bawa es krim." ucap Bangchan yang masih saja menyebut dirinya daddy.

"Mau~." pinta Ayen dan langsung di beri es krim oleh Bangchan.

"Makasih dad." awalnya Bangchan kaget, tapi ia maklumi, karna itu berawal dari kata-katanya sendiri.

"Yen, kemoterapi itu sakit tidak?" tanya Han.

"Sakit hyung. Aku tidak bisa menjelaskannya." jawab Ayen sambil menjilati es krimnya.

"Sesakit itu, sampai kau tidak bisa menjelaskan?" tanya Han. Lagi. Ayen hanya menjawab dengan deheman.

"Dimana manager?" tanya Ayen tiba-tiba.

"Sedang mengurus schedule kami." jawab Felix yang langsung di sikut Seungmin.

"Kami?" tanya Ayen.

"Maksudnya kita." Seungmin berharap Ayen tidak fokus dengan jawaban Felix.

"Kalian pulang saja, pasti lelah. Biar aku saja yang menjaga dia malam ini." titah Bangchan yang langsung diangguki semua member.

Mereka tidak munafik, mereka benar-benar lelah. Schedule nya padat hari ini. Setelah member lainnya keluar, tinggallah Bangchan dengan Ayen.

Tok.. Tok.. Tok..

"Pasti dokter, hyung tinggal sebentar ya? Kalau ada apa-apa telfon saja." ujar Bangchan yang langsung menghampiri dokter yang menunggu di luar.

Shining Star | Yang Jeongin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang