8 :: FANS KLUB.

27.5K 3.3K 425
                                    

Ternyata banyak yang mau baca kalau uda tamat aja ya😤 Oke, gpp. Nanti akan ku selesai dengan ending terkejut terkaget-kaget😝

****

Menggapaimu layaknya ingin menggapai Bulan. Terlihat jelas, dekat, tapi mustahil.

****

🚐🚐🚐🚐🚐

Di jam kosong begini, Mily dan Juwita hanya bisa duduk terdiam dengan wajah bosan. Pergantian semester baru sudah lewat beberapa saat lalu belum bisa mengembalikan belajar-mengajar secara rutin. Di tambah lagi acara perayaan ulang tahun sekolah yang akan di adakan tiga hari berikutnya. Semua kelas rata-rata tidak belajar dan bebas kesana kemari. Tetapi itu tidak berlaku pada Mily dan Juwita, mereka berdua bingung harus melakukan apa untuk mengisi waktu kosong.


Mily bergerak sedikit di tempatnya, mencoba memperhatikan keadaan kelas yang sibuk satu sama lain.  Ia melihat kumpulan cewek-cewek kecuali dirinya, Juwita, dan satu lagi cewek berbadan berisi di depannya, semuanya berkumpul asik bercerita. Sedangkan cowok-cowok sudah konser dadakan di depan papan tulis. Mily mendesah lelah, hidupnya sangat membosankan.

“Mil, ke kantin, yok.” Juwita mengajak yang langsung di jawab decakan dari Mily.

“Duit gue udah abis. Sisa ongkos angkot doang.”

“Kan, bisa ngutang, Mil.”

“Ngutang mulu pikiran lo. Kalau besok gue tiba-tiba mati dan nggak sempat bayar hutang gimana?”

“Ya, alhamdulillah.”

Mata Mily membulat. Baru saja ingin menjulurkan tangan menghajar Juwita yang berbicara asal tetapi tertunda karena tiba-tiba Nila—kalau Mily tidak salah nama gadis gendut di depannya adalah itu—menyela pembicaraan mereka berdua.

“Ke kantin, yuk. Gue yang bayar.” Nila beranjak.

Mily dan Juwita saling pandang sejenak, pasalnya Nila bisa di katakan jarang berbicara apalagi mengajak mereka berdua untuk ke kantin bersama. Kerjaan Nila yang Mily tahu hanya makan di tempat dan tidak pernah membuka suara kecuali pada hal-hal tertentu.

Juwita beranjak duluan. “Ayo-ayo aja gue, mah. Asal gratis.”

Mily ikut beranjak, lebih semangat. “Rezeki nggak boleh di tolak. Ayo, Nil.”

Nila tertawa sebentar, “ayo.” Ucapnya berjalan dahulu.

Mily dan Juwita ikut berjalan keluar, mengikuti Nila yang jalan seperti menyeret kakinya agar bisa sampai di kantin. Jika alasan Mily dan Juwita tidak memiliki teman lagi karena sudah nyaman dengan keadaan sekarang, maka Nila tidak mempunyai teman karena badannya terlalu besar dan hal itu membuat teman-teman kelas enggang bersama gadis itu. Tetapi, Nila bukan orang yang gampang di Bully, bahkan alasan kedua Nila tidak memiliki teman karena takut dengan gadis itu yang katanya pernah menendang siswa kelas lain sampai masuk rumah sakit. Nila itu bagai beruang yang sedang hibernasi yang akan ngamuk jika ada yang menganggu. Makanya, Mily dan Juwita yang berada di belakang merasa takut-takut dengan gadis itu.

"Mil, kalau lo berani colek Nila, gue kasih lo duit dua ribu." Juwita berbisik. Bibirnya tersenyum jahil.

"Dua ribu? jadi nyawa gue yang mungkin akan melayang karena colek Nila cuman seharga dua ribu?"

Too Easy To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang