21 :: BAYI BESAR.

22.9K 3.4K 1.1K
                                    

UDAH APRIL AJA NI?!

KENA APRIL MOP GASI?!

Btw eliminasi sudah di depan mata. Mohon berperilaku lah seperti doi saat ini. Datang, meninggalkan jejak, lalu pergi. Jangan lupa vote dan bacot💏

KARENA VOTE DAN KOMEN TUH GRATIS.

ASYIAP.

🚐🚐🚐

Tebak itu siapa hayo?😻😽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tebak itu siapa hayo?😻😽

🚐🚐🚐

Dengan hati-hati Mily meletakkan kresek makanan yang dibelinya tadi sebelum berada disini. Ia memperbaiki posisinya, menatap Surya yang sedang tertidur damai. Kepala lelaki itu ditempeli kompres instan yang biasanya dipakai oleh bayi atau balita ketika sedang demam.

Mily tersenyum meski hatinya merasa bersalah karena  membuat Surya yang akhirnya terbaring sakit setelah kejadian kemarin.

Secara pelan-pelan Mily jongkok agar bisa memperhatikan wajah lelaki itu dengan dekat. Lalu dengan berani Mily menjulurkan tangan ke pipi Surya, mengecek suhu tubuh lelaki itu yang terasa hangat—tetapi sudah menurun seperti kata Citra tadi saat mempersilakan Mily menjenguk.

Ketika Mily ingin berlama-lama menyentuh pipi Surya, ia harus tergelonjak—hampir saja menimpa Surya lagi saat pintu tiba-tiba dibuka. Menampilkan Citra yang datang dengan pakaian rapinya.

"Maaf, ya, Mily. Tante harus pergi ada rapat mendadak. Tante titip Yaya ke kamu nggak apa-apa, kan? Cuma sebentar, kok," kata Citra.

"Nggak apa-apa, kok, Tante. Aku juga nggak ada kerjaan."

"Makasih, ya." Citra tersenyum senang. "Kalau misalnya Yaya tiba-tiba merengek kamu usap-usap aja kepalanya. Dia kalau sakit emang berubah jadi manja," lanjutnya terkekeh.

Mily terhenyak sebentar lalu tidak lama mengangguk kuat-kuat. "Iya, Tante."

"Ya udah, Tante pergi dulu." Citra memperbaiki posisinya tasnya. Memberikan senyuman lalu melangkah menjauh. Tetapi sebelum keluar kamar ia berbicara dahulu. "Kamu nikmati aja sikap sebenarnya Yaya, ya. Biar nanti terbiasa dan tau harus bagaimana kalau Yaya sakit di masa depan kelak."

Mily hanya terdiam sambil terus memandangi Citra yang sudah menutup pintu setelah memberikan satu kedipan mata jahil ke arahnya. Gadis itu berpikir sejenak, mencoba memahami.

"Maksud ucapan Tante Citra tadi apa, ya?"

Karena tidak ingin pusing, Mily malah mengangkat bahunya tidak acuh, ia tidak ingin memperpanjang pekerjaan otaknya untuk mencari tahu arti ucapan tadi. Ia jongkok kembali karena sempat berdiri lagi saat Citra datang. Memperhatikan baik-baik wajah Surya yang pucat. Ketika sedang memperhatikan, lelaki itu malah tiba-tiba bergerak dan membuat Mily yang sangat fokus memandangi tersentak kaget sampai terjatuh di lantai.

Too Easy To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang