15 :: SELECTION OF THE PRETTIEST GROUP (2).

23.8K 3.1K 1K
                                    

Sebelum baca seperti biasa, gue mau minta kalian rekomen lagu bagus indo/inggris/korea. Gue lagi nyari lagu bgs untuk meningkatkan mood. Komen disini yaw! Aku sgt butuh):

***

Aku pernah berhenti berharap. Lalu kamu yang tanpa bersalah datang dan menghidupkan rasa yang dulu ada. Entah aku yang memang lemah atau memang sudah di takdirkan terus mengukir rasa padamu. Apapun itu, artinya aku harus siap-siap terjatuh lagi.

***

🚐🚐🚐

Mily dan Juwita sudah berhasil mendapatkan tempat duduk setelah tragedi jatuhnya mereka saat baru menginjakkan kaki di pintu masuk aula. Kejadian tadi benar-benar memalukan hingga mereka berdua tidak pernah berhenti mengumpat pada kebodohannya sendiri. Mbak Dona memang sudah mengajarkan menggunakan high heels dengan benar, tetapi balik lagi pada kenyataan dengan Mily dan Juwita yang tidak pernah becus memahami apa-apa.

Benar-benar tidak sesuai ekspetasi. Mily dan Juwita awalnya berpikir jika mereka akan di sambut dengan wajah melongo terpesona tetapi malah mendapatkan wajah kaget sekaligus wajah prihatin.

Tetapi setelah Mily dan Juwita duduk tenang kedua gadis itu mendapat sorotan dengan tatapan berbeda. Suara bisik-bisik pun mulai memenuhi telinga. Decakan berbagai makna ikut melengkapi. Serta lirikan mata mengagumi terang-terangan Mily dan Juwita rasakan.

"Itu Mily dan Juwita manusia aneh dari kelas sebelas Bahasa, kan?"

"Mereka itu yang terkenal karena tampang buruk rupa? Serius lo?"

"Semua bisa cantik kalau modal ada, cuy."

"Kampret! Gue kalah cantik!"

Mily dan Juwita yang mendengarkan itu diam-diam tersenyum senang. Sesekali saling menyikut ketika mendapati komentar yang menyenangkan. Mendengarkan kata cantik dari mulut orang lain sangat membuat mereka berdua merasa lega. Dari beranjak remaja, Mily dan Juwita tidak pernah mendengar kata itu, bahkan Mama mereka berdua sangat jujur untuk mengatakan kalau anaknya memang ditakdirkan memiliki rupa di bawah rata-rata.

"Kok gue sepertinya pernah liat mereka berdua, ya?" Sofyan terus setia memperhatikan Mily dan Juwita yang duduk canggung di seberang sana. "Tapi di mana?"

"Lo kenal mereka, Yan?" tanya Dito.

"Kalau gue kenal, Dit, dari dulu gue gebet salah satu dari mereka!"

Dito tersenyum mengejek. "Serius lo? Emang lo tau cara gebet cewek?"

Sofyan menoleh dengan wajah tersinggung. "Gini-gini walau gue jomblo dari lahir tapi gue itu sebenarnya jago masalah cewek! Cuman gue nya aja yang nggak minat. Kalau gue minat udah berlusin-lusin mantan gue, Dit, kalau lo mau tau gue sebenarnya itu gimana!"

Dito berdecak kagum. "Emang hebat kau, Nak. Hebat banget berkhayalnya! Mana ada yang mau sama orang kek lo! Songong! terus percaya dirinya melewati batas orang normal!"

"Lo pasti belum pernah di sliding, kan, Dit?" Sofyan mulai melemparkan tatapan kesal. "Mau jadi percobaan pertama gue sliding orang?"

Dito menggeleng-gelengkan kepalanya sembari terkekeh karena ucapan Sofyan. Meski tubuh lelaki itu hampir mendekati sama dengan Surya tetapi Sofyan itu sebenarnya lembek di dalam. Sangat payah dalam hal beladiri apalagi sampai mau men-sliding-nya. Sofyan hanya jago memasukkan bola ke dalam ring tetapi tidak pernah menang dalam adu panco bersama adiknya sendiri yang masih duduk di bangku SMP tahun terakhir.

Too Easy To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang