Ini adalah part terpanjang yang pernah ada. Kalian suka yang panjang kan?
Oke. Mohon dibaca pelan-pelan. Hayati.
🚐🚐🚐
Ketika memutuskan untuk mencintai, maka tanpa sadar kau juga memutuskan untuk terluka.
Tuhan itu adil.
Dia selalu menciptakan sesuatu yang berpasangan.Yang berarti, jika kamu dan aku bersatu.
Maka cinta dan luka ikut menyatu.Sesuatu yang sempurna, tetapi hati kadang tidak menyetujui.
Lalu apa yang bisa dilakukan?
Hanya bisa menerima sebuah kejutan yang telah di namai Takdir.Benar bukan?
🚐🚐🚐
"Maaf. Aku mungkin egois. Tapi aku beneran nggak bisa liat kamu kenalan dan ngasih nomor ke cowok lain. Aku suka sama kamu. Jadi, kamu mau jadi pacar aku, kan? Biar aku punya hak itu itu."
Mily menunduk kuat-kuat, tidak mampu mengangkat wajahnya yang ia yakin sudah memerah. Jantungnya tidak bisa santai, terus mendobrak kuat dan kini telah menancap gas pol. Kakinya pun tidak bisa diam, terlalu gemetar karena perasaan meletup-letup ini.
Jadi gini rasanya kalau doi akhirnya nembak juga?
Entah sudah berapa kali bibir Mily menjadi bahan pelampiasan, di gigit-gigit karena terasa gatal untuk teriak. Serta jemarinya yang bertautan gelisah. Mily tidak pernah berandai-andai jika hal ini akan cepat datangnya. Bukan ia ingin berlarut-larut dalam hubungan yang tidak jelas dengan Surya, tetapi ia belum mempersiapkan diri sebelumnya. Karena itu, ia tidak tahu harus bagaimana. Hanya bisa diam, berdiri kaku, bersama dengan seribu perasaan yang tidak bisa Mily jelaskan betapa indahnya hal itu.
Mily mencoba berdeham, menetralkan suaranya. Lalu kemudian pelan-pelan mengangkat wajah, menatap lawan bicaranya. "Kak Surya...."
"Iya, Mily?"
Meneguk ludah dahulu, dan kembali berbicara. "Aku harus banget jawab sekarang? Atau bisa besok aja?"
Terdengar suara kekehannya. "Sekarang aja. Aku udah siap, kok. Jadi gimana? Mau nggak?"
Mily menahan napas. Perasaan grogi sangat menguasai. "Kak Surya mau jawaban iya atau tidak?"
"Terserah kamu. Aku nggak maksa kamu terima perasaan aku, kok. Tapi kalau kamu emang suka sama aku, terus aku juga suka sama kamu, jadi alasan apalagi yang bisa menghalangi agar kita tidak bersatu?"
Lagi-lagi Mily harus mengigit bibirnya. Matanya dengan berani memberikan tatapan lurus. Mengambil napas dahulu, lalu dihembuskan. "Yaudah...."
"Yaudah apa?"
"Yaudah itu..."
Kini berganti suara tertawa yang terdengar. "Yang jelas dong. Aku, kan, nggak ngerti," ucapnya jahil. Sengaja agar pipi Mily semakin merona.
Mily berdecak pelan, seharusnya lelaki itu sudah mengerti. "Yaudah iya. Aku mau jadi pacar Kak Surya! Udah ngerti, Kan?!"
"Jangan ngegas dong, nanti kamu nabrak," katanya lagi.
Bibir gadis itu cemberut. Bisa merasakan kepalanya di tepuk pelan. "Kak Surya, sih...."
"Iya, iya, maaf. Jangan cemberut gitu bibirnya. Nanti makin lucu, terus akunya tambah sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Easy To Love
Novela JuvenilPernah jatuh cinta pada pandang pertama? *** Nama mereka adalah Mily dan Juwita. Kalau mendengar namanya, mungkin kebanyakan orang sudah berekspetasi jika mereka berdua adalah gadis yang cantik dan manis. Tetapi, ekspetasi memang sering tidak sesuai...