Part 27

550 14 0
                                    

Setelah berbincang-bincang. Azka kembali ke kelasnya, Azka sudah tau apa yang sedang terjadi. Dan harus segera diselesaikan biar tidak berkepanjangan nanti nya.

Azka'Pov

Azka berjalan menyusuri lorong kelas untuk mencari keberadaan Adiknya itu. Tetapi Nihil, adiknya tidak ada diruangannya. Azka berfikir dimana adiknya sekarang ini. Ia terus berjalan tanpa Arah, hingga Akhirnya ia menemukan adiknya yang sedang duduk dibawah pohon rindang sambil membaca buku sendirian saja.

"Zaa, kemana aja sih daritadi abang nyariin juga. Tau-tau malah disini, sendirian pula. Gak tau rumor pohon ini apa" cerocos Azka, Aiza sama sekali mendengarkan cerocosan Azka malahan ia terfokus dengan Novel yang sedang ia baca.

"Astagfirullah Aiza. Abang lagi bicara, jangan fokus sama novel. Bunda sama ayah gak ngajarin Iza kayak gitu yaa.." bagaikan Orang tua, Azka merampas buku yang sedang dibaca oleh Aiza membuat Aiza jengah melihat Kakaknya yang terus mencerocos.

"Apaan sih bang asal ngambil. Aiza denger abang ngomong apa, tapi jangan diambil dong. Iza kan lagi baca sini balikin" tak mau kalah, Aiza geram. Tanpa berfikir panjang ia merampas lagi buku yang dipegang Oleh Azka.

"Abang mau ngomong apaan sih. Cepetan, Iza gak punya banyak waktu dikit lagi bel masuk. Kalo enggak cerita nya dirumah aja. Rumah kita Satu atap jadi gak perlu cerocos kayak tadi" Jadi Aiza yang marah, Harusnya yang marah itu Azka. Mengapa Azka yang jadi kena omelan Aiza.

"Yaiyalah kita satu atap. Kan kita sodara, dodol. KITA INI ADIK KAKAK" ucap Azka menekankan setiap Katanya.

"Hah, apa? Adik kakak?, gak salah dengar. Bunda sama ayah gak punya anak macam Bang Azka" ucap Aiza menusuk.

"Kalo gue bukan Abang lo, ngapain lo manggil gue abang dodol?" Ucap Azka tak mau kalah.

"Ya karna..." mencari-cari alasan yang cukup menusuk untuk Azka "Ya karna abang lebih tua dari Iza. Mangkanya Iza panggil Abang, Mangakanya Jadi orang jangan TUA kalo gak mau dipanggil Abang" setelah mengatakan Itu, Aiza pergi meninggalkan Azka yang sedang cengo ditempat, hahaha dia paling tidak bisa berdebat dengan perempuan.

"Heh sial, gue ditinggal" Azka tersadar jika ditinggalkan oleh Aiza.

Author'Pov

Matahari sangat terik hari ini. Semua sibuk mengerjakan soal-soal, dan Ada sebagian yang mencotek dari internet atau bertanya kepada teman sebelahnya. Seperti saat ini yang sedang dilakukan Oleh Evan dan Aksara. Dia bertanya kepada Andreass dan tak kunjung menerima jawaban. Hanya Andreass lah yang paling pintar. Matematika, Fisikia semua ia pandai. Tidak seperti mereka berdua yang sama sekali tak menguasai bidang pejalaran.

"Mpshh es,es satuu lagi es" Ucap Aksara berbisik Kepada Andreass agar tidak ketahuan oleh Pengawas.

"Berapa?"

"Hah kok berapa, gue nanya nomor soal bukan lagi jualan" ucap nya sedikit mengeras membuat semuanya tertuju kepada nya.

"Aksara Kenapa kamu berisik ?" tanya Pak sultan yaa sekarang ini Pak Sultan lah yang mengawas diruangannya.

"Enghh nganu pak, ehm apa ya pak" sibuk mencari Alasan agar tak kena hukuman Pak Sultan.

"Kalau bicara yang jelas AKSARA PRATAMA" ucap Pak sultan dengan nada Meninggi.

"Eh iya pak, tadi saya minjem penghapus sama Es." 'Yang langsung mendapatkan lirikan dari Andreass' "maksud saya Andreass pak. Tapi Andreass nya gak mau ngasih, malah dia berjualan. Kan gak boleh ya pak berjualan di area sekolah Apalagi didalam kelas yang sedang mengikuti ulangan ya kan pak" ucap Aksara menyalahkan Andreass.
"Apa betul yang dikatakan Aksara Andreass ?" Tanya Pak sultan kepada Andreass.

THE SENIORS COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang