Janji, Zayn

13.5K 702 17
                                    

"Dokter Zayn juga ikutan pergi? Bukannya cuma Arin yang harus keluar dari ruangan?" Icha mendadak bertanya setelah sekian lama membungkam. Ini saatnya Zayn dan Arin akan keluar dari ruangan dan melanjutkan pekerjaannya, namun Icha mencegah hal itu terjadi walaupun sebenarnya hanya untuk Zayn bukan Arin.

"Kenapa?"

"Aku belum makan siang, dokter sibuk?" tanyanya lagi

"Zayn lagi sibuk, anak koas lain menjadi tanggung jawab Zayn. Sudah makan siang sama gue aja." sahut Genta sembari membereskan alat tulis yang berserakan di atas meja kerja, bersiap akan turun ke bawah untuk makan siang. Zayn hanya tersenyum lalu pamit keluar ruangan, tak lupa bersama Arin.

***

"Maaf kalau terdengar lancang, Icha itu adik dokter Genta?" tanya Arin penasaran, ia sedang berjalan di lorong-lorong rumah sakit bersama Zayn sekaligus proses adaptasi. Sesekali mengikuti Zayn yang memeriksa keadaan pasiennya.

"Iya adik semata wayang" jawab Zayn

"Disini?..."

"Dia anak Jurusan Ilkom, semester 3. Emang disini setiap hari kalau pulang kuliah, nungguin Genta sampe pulang" ucap Zayn. "Kalau dirumah sendirian gak enak katanya, disini rame jadi dia gak kesepian. Anaknya ramah, ceria, lucu juga makanya cepet deket sama pegawai disini dan disukai banyak orang itu spesialis nya" tambah Zayn

"Disukain semua orang termasuk dokter ya?" tanya Arin memperjelas. Zayn hanya menjawab dengan senyuman selagi buru-buru masuk kedalam lift.

***

Genta menemani Icha makan siang seperti janjinya tadi. Sejak tadi Icha hanya sibuk menggerakkan sendok dan garpunya saja tanpa menyentuh makanan. Tatapannya kosong dan hanya tertuju pada vas bunga kecil yang menjadi hiasan meja dibagian tengahnya. Melihat Icha yang tak seperti hari biasa, Genta meletakkan punggung telapak tangannya ke dahi Icha.

"Ga panas" katanya pelan, tapi Icha langsung menyadari kejahilan kakaknya

"Gue ga sakit" jawabnya ketus

"Kepala lo emang ga sakit, tapi hati lo sakit banget"

"Sok tahu lo. Lagian kepala gue bakalan sakit kalo lo terus-terusan ngisengin gue. Tobat kek!" kata Icha tidak mau kalah dari ejekan kakaknya

"Hmmm iya deh princess. Udah cepet makan, mubazir kalo cuma di obok-obok"

"Ini bukan air kali dan bukan lagu joshua, diobok-obok"

"Yeee gue gak nyuruh ngelawak kali, gue nyuruh makan"

"Gue gaada ngelawak YATNO!"

"Diem lu SRI YATI!"

"Dasar lo BAMBANG"

"Uhh MARKONAH lu!"

"sialan! Dasar lu JOKOWI!"

"PRABOWO!"

"Ribut beneerrr sih, mau makan atau debat capres?!" bentak Bu Rossi penjual makanan dikantin yang kalau malam latihan balapan buat tanding di sirkuit. Genta dan Icha diam lalu meneruskan makan siang mereka.

***

Malam ini rumah sakit tampak sibuk, sepertinya mereka tidak akan tidur. Pasalnya pukul 10 tadi ada pasien kecelakaan dan ada bagian organ dalamnya yang patah. Tentu menjadi tugas bagi Genta untuk menanganinya dan harus segera dioperasi.

Padahal beberapa menit sebelumnya Genta dan Icha sudah bersiap untuk pulang. Namun niat tersebut dibatalkan, Icha terpaksa harus menunggu Genta lebih lama. Bisa jadi pukul 2-3 dini hari akan selesai. Icha mengeluarkan laptopnya dari dalam tas lalu menghidupkan laptop itu.

Hello Doctor! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang