A day with u

11.1K 589 3
                                    

"Nungguin siapa?" tanya Icha

Icha mendatangi Raka sang mantan pacarnya itu. Raka tampak sedang menunggu seseorang di kantin. Pikir Icha ia pasti menunggu Arin untuk bisa makan siang bersama selagi jam istirahat. Raka terkejut dengan kedatangan Icha yang tiba-tiba saja sudah di hadapannya itu. Ini pertama kali baginya untuk bertemu dengan Icha setelah mereka putus.

Sebenarnya dua kali namun ketika di cafe hanya Icha yang melihat Raka sedangkan Raka mana mungkin melihat ke arah sekitar soalnya lagi mesra sama Arin. Raka langsung berdiri terkejut melihat Icha, mungkin juga takut ketahuan dengan Arin jika sepasang mantan ini kembali bertemu apalagi harus ngobrol.

"Gak usah panik. Paling juga bentar lagi orangnya dateng" kata Icha, ia lalu duduk di kursi sebelah Raka sambil menyatap makanan nya

"Lo ada perlu apa kemari?" tanya Raka penasaran

"Oh gaada sih lagi pengen nyari angin aja. Gak nyangka ketemu lagi disini sama elo. Lo udah banyak berubah ya, lebih setia aja gitu kayaknya"

"Setia?"

"Hmm iya setia banget nungguin dia"

"Siapa?"

"Udah ah, gue tarik lagi omongan gue kalo lo belum berubah. Masih sama kayak dulu loadingnya lama" gerutu Icha ia kemudian tak lagi ingin menatap mantannya

Tak lama setelah itu yang Raka tunggu pun hadir. Arinda Mahesa, dengan berpakaian lengkap serta masih mengalungkan stetoskop pada lehernya. Tampaknya Arin sedang kelelahan selepas melakukan pekerjaannya. Terlihat dari wajahnya yang tampak kusam, warna lipstick yang memudar, rambutnya sedikit berantakan, matanya sayu sepertinya ia mengantuk. Raka menyambut kedatangan pacarnya itu, segera ia memberikan Arin Greentea Latte yang sudah ia beli sebelumnya.

"Sial! Itu kesukaan gue" omel Icha sesekali melirik aktivitas mereka berdua

"Kenapa milih duduk disini sih? Kan banyak kursi yang lain. Harus ya gangguin orang?" celetuk Arin, ia tahu bahwa gadis di sebelahnya itu Icha

Sebenarnya Icha yang merasa terganggu. Ketenangannya terusik sekarang. Ia meletakkan sendok garpunya lalu menoleh ke arah Arin dan Raka yang kini mulai menyantap makan siang.

"Permisi, dari tadi gue makan dengan tenang. Sekarang gara-gara lo ngomong selera makan gue jadi hilang. Lo memang hobi ya ngerusak kebahagiaan orang lain?" sindir Icha

"Bisa gak sih gak usah nyari ribut sama gue!" bentak Arin, lalu ia mendorong Icha dan tak sengaja refleks menarikkan alas meja yang terdapat beberapa peralatan pecah belah di atas meja ikut terjatuh. Suasana di kantin menjadi ribut dan juga berantakan. Telapak tangan Icha berdarah akibat pecahan piring.

"Drama banget sih lo!" bentak Arin lagi

"Udah rin. Tenang, malu di liatin orang" Raka melerai Arin yang berusaha ingin menyiksa Icha saat itu. Semua mata telah tertuju pada insiden konyol mereka, Arin selaku dokter koass sudah tersulut emosi dan tak peduli lagi dengan apa yang akan dibicarakan orang lain mengenai dirinya.

" Mantan kamu ini nyusahin banget tau gak!" Arin kembali membentak Icha yang sedang meringis kesakitan. Lalu Arin meninggalkan Raka dan juga tak peduli dengan keributan yang sudah ia ciptakan disana.

Raka membantu Icha untuk bangun. Icha membersihkan baju nya yang juga ikut terkena tumpahan makanan. Tak banyak bicara ia pun juga meninggalkan Raka. Icha berlari cepat mencari kotak P3K yang ada di ruangan Genta. Namun sialnya, ruangan Genta terkunci. Genta pasti masih di ruang operasi. Ia masih berusaha untuk menghentikan darah yang masih bercucuran.

"Ihhh bego banget sih, icha begoooo!!!!!" monolognya sambil berlari mencari pertolongan

Icha berlari menuju apotik rumah sakit. Sialnya lagi, harus bertabrakan dengan Zayn yang membawa beberapa dokumen. Icha kembali terjatuh, beberapa tetesan darahnya mengenai kertas yang di pegang oleh Zayn.

Hello Doctor! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang