Nyatanya, Gini

8K 382 0
                                    

Kembalinya Zayn ke rumahnya membuat ekspresi wajah sang bunda sangat bahagia. Bundanya sudah duduk di ruang tamu menunggu kedatangan anak semata wayangnya itu. Zayn penasaran dengan gelagat sang Bunda yang tidak seperti biasanya, kemudian Bunda menjelaskan bahwa beberapa menit lalu calon besan atau calon mertuanya Zayn kembali menelpon.

Mereka memberitahukan kabar bahwa pernikahan akan lebih baik di percepat. Alasannya klasik, soalnya Amanda sudah kebelet nikah dan tidak bisa LDR sama Zayn seperti ini. Zayn berusaha mengontrol napasnya, seketika perasaan tidak suka terhadap pemberitahuan itu tadi mulai menyerbu dalam hati dan pikirannya. Ia langsung menolak permintaan itu secara terang-terangan di depan bunda.

"Memang apalagi yang mau kamu tunggu? Lebih cepat kan lebih baik yin, seminggu lagi Amanda bakal pulang kemari" ungkap bundanya beliau sangat bersemangat setelah mendengar pemberitahuan dari besannya itu.

"Zayn sibuk bun, dan pernikahan itu bukan acara main-main. Kalau Zayn sibuk sama pekerjaan, sibuk sama pernikahan bisa-bisa jadi stress dan malah enggak ada yang beres kan? Kenapa jadi cepat begini sih?" Zayn menjelaskan alasan penolakannya, kemudian kembali menanyakan hal yang menyangkut pernikahannya akan di percepat.

"Amanda enggak bisa LDR-an sama kamu, lagian katanya malah kamu enggak pernah ngabarin apa-apa sama dia selama dia disana. Benerkan? Kamu kok cuek banget sih, dia itu bakal jadi istri kamu loh"

"Kan Zayn tadi udah bilang kalau Zayn sibuk"

"Yin!! Bunda gak ngerti lagi ya sama jalan pikiran kamu!" teriak sang Bunda, kemudian Zayn meninggalkan Bunda menuju kamarnya.

***

"gue harap, pernikahan gue sama Zayn bakal lancar tanpa gangguan dari siapapun Ta. Tolong bantu gue ya" – Amanda

Sementara Icha masih merasa kesal terhadap ucapan Zayn setelah mengantarkannya kembali ke rumah tadi, Genta dengan ekspesi seriusnya menatap kedatangan Icha. Icha kembali berdecak kesal setelah tahu sang kakak menatapnya seperti tak biasa.

Icha mendekati Genta yang tadinya duduk di kursi ruang tamu dan sibuk menatap layar ponsel, kini menjadi lebih intens untuk menatap sang adik. Seperti akan menerkam mangsanya pada malam ini, kerutan pada dahi dan juga sorotan mata Genta yang tajam itu menambah praduga Icha bahwa Genta benar-benar akan marah padanya. Namun, siapa yang tahu Genta akan memarahinya karena alasan apa. Jujur saja perasaan Icha malah menjadi semakin kacau

"Kayaknya Genta bakal ngajakin berantem nih" batin Icha

"Lo punya hubungan apa sama Zayn?" Genta menembak Icha dengan pertanyaan mematikan, ini berlangsung begitu saja tanpa ada kata pengantar sedikitpun

"Apaan sih, emang gue punya hubungan apa sama dia? Ya kayak biasalah teman main, lo juga biasanya udah paham kan?" jawab Icha santai

"Mulai besok lo enggak perlu lagi dateng ke rumah sakit, setelah pulang kuliah langsung pulang. Kalau lo belum berani pulang pergi aja ke kosan Mika, gue bakal jemput lo disana"

" Kok mendadak gini sih? Kenapa juga gue ga boleh ke rumah sakit?"

"Masalahnya panjang dan gue gak bisa ceritain satu-satu ke elo, gue juga gak mau buat lo sakit hati Ca" ungkap Genta

"It's okay, kalau lo emang gak mau cerita lagi ke gue. Gue bakal cari tahu sendiri, apa yang lo sembunyiin dari gue" ungkap Icha yang berlalu meninggalkan Genta.

Amanda sudah menceritakan banyak hal pada Genta mengenai Pandu yang ia pinta untuk menjadi mata-mata bagi hubungan Icha dan Zayn selagi ia tidak berada di Indonesia. Amanda bercerita bahwa sebenarnya Zayn belum sepenuhnya menerima Amanda untuk menjadi calon istri, dan tentu ia juga mencerita alasan Zayn yang masih belum bisa melupakan perasaannya pada Icha, sang adik. Pernyataan Amanda yang telah ia dapatkan melalui pesan di ponselnya tadi benar-benar membuat Genta semakin penasaran dengan hubungan apa yang sedang dijalani oleh dua orang terdekatnya itu.

Hello Doctor! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang