He knows

9.9K 497 5
                                    

"Biar gue bantu untuk menyimpulkan teka teki dari sikap Zayn ke elo. Hmmm, kayaknya ada yang ga beres deh Ca" tebak Mika

"Ha? Kenapa?"

"Cinta lo itu ga sepenuhnya bertepuk sebelah tangan. Kayaknya Zayn lagi berusaha untuk membuka hatinya buat elo"

"Ah ngaco! Zayn sebentar lagi bakalan jadi suami orang Mik. Gila ya lo! Tebakan lo ga lucu"

"Lagian kisah kayak gini ga cuma satu atau dua orang. Sebelum saksi ngucapin kata Sah, lo masih bisa kok miliki Zayn"

"Gak. Gue ga mau di cap sebagai cewek ga bener"

"Kalo itu sih terserah elo, gue juga ga maksa. Ini kan perasaan elo, gue juga ga berhak ikut campur. Tapi gue ingetin yaa, sebelum lo bakalan nyesel nantinya"

Mika meninggalkan Icha di taman rumah sakit karena ia harus kembali ke kampus. Mika ada mata kuliah sore ini dan kebetulan kelasnya berbeda dengan Icha. Semenjak diperkenalkan pada Zayn, Mika juga jadi sering ikut Icha ke rumah sakit. Katanya mana tahu bisa ketemu sama dokter ganteng yang lain. Padahal Mika sudah punya gebetan yakni Rama lelaki yang mengajaknya nonton film Dilan 1991 Sabtu kemarin. Memang masih status pendekatan, makanya Mika masih suka lupa kontrol untuk memilih pria yang ia suka.

***

Icha pergi ke ruangan Zayn namun ruangan kosong. Zayn tidak ada di ruangannya.

"Apa mungkin sedang bertugas?" batin Icha

Namun terlihat jas nya tergantung tak mungkin Zayn bertugas. Icha menutup kembali pintu ruangan dan mencari Zayn.

"Zayn" ucapnya pelan

Ia melihat Zayn yang sedang tertidur pulas di pantry. Zayn membaringkan kepalanya di meja pantry. Wajahnya tampak pucat saat ini, Icha menyetuh dahi Zayn untuk mengecek kondisinya. Zayn terbangun, sentuhan tangan Icha membangunkannya. Icha langsung salah tingkah, ia langsung menjauhi Zayn yang masih berusaha memperjelas penglihatannya. Ia menemukan Icha disana.

"Oh, Ca. Sejak kapan disini?"

"Baru aja, aku tadi ga sengaja lihat dokter disini. Ehmm dokter sakit ya?" tanya nya

"Cuma lagi ga enak badan aja sih" jawab Zayn

Icha langsung beranjak dari sofa, ia tampak sibuk membuatkan sesuatu untuk Zayn. Tak lama setelah itu ia membawakan Zayn secangkir teh hangat, lalu meletakkan di atas meja.

"Aku buatin dokter teh hangat, biar agak mendingan" kata Icha dengan senyum manisnya

"Makasih Ca, kamu tahu aja kalau tugas kelima sekretaris itu adalah memberikan perhatian buat kliennya" Zayn meneguk teh hangat buatan Icha "dan aku suka teh buatan kamu" tambah Zayn, lalu meneguk teh kembali

Icha sejak tadi hanya memperhatikan Zayn yang masih menikmati teh buatan Icha. Pikirnya ini hanya teh biasa, entah sepertinya Zayn sangat suka. Bahkan ia tiada henti untuk memuja betapa enaknya teh buatan Icha.

DRRRTTT...

Ponsel Icha berbunyi, pesan masuk dari Mika dan Icha segera membukanya.

"Tugas keenam sekretaris itu tidak meninggalkan kliennya dalam kondisi apapun"

Seketika Icha menatap Zayn, ia terkejut bahwa memang Icha akan pergi setelah menerima pesan di ponselnya. Mika mengajak Icha untuk menemaninya ke supermarket membeli bahan makanan bulanan untuk di kost an.

"Apalagi dalam kondisi yang sedang tidak enak badan seperti ini" jelas Zayn, ia benar-benar mencegah Icha untuk meninggalkannya sendirian di pantry

Hello Doctor! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang