Perempuan Dalam Pelukan (1)

7.3K 326 10
                                    

Sejak pulang dari rumah Zayn tadi Icha hanya bermalas-malasan di kasurnya. Menatap layar ponsel membolak balikkan layar home dan aplikasi whatsapp tapi tak ada tanda pesan yang dikirimkan dari sang pacar. Icha jadi bertanya-tanya sendiri "apa benar Zayn itu pacarnya?" Gaya pacaran yang sangat serius, bahkan dalam mode LDR-an saja tidak ada diantara keduanya yang ingin memulai memberikan kabar lebih dulu. Bohong jika saat ini Icha tidak ingin menghubungi Zayn, tangannya sudah gatal sekali ingin menekan tombol panggil di layar ponselnya yang sudah tertuliskan nama Zayn di kontak Icha. Namun, lagi-lagi rasa gengsi yang besar itu berhasil mencegahnya.

Rasa bosannya sore ini menuntun Icha untuk membuka aplikasi radio di ponselnya. Lalu memutar siaran radio komunikasi yang sudah lama tidak ia dengar. Biarpun sedang liburan semester tapi siaran radio jurusan Komunikasi tetap sedia menghibur pendengar setianya, alias tidak ada libur. Siaran hari ini kebetulan diiringi dengan siaran si centil manis dari Mbak Ratna. Icha juga sudah lama sekali tidak melihat seniornya itu di kampus, sepertinya masa-masa skripsian memang membuat para senior menjadi sosok manusia tak kasat mata.

"Hello my dearest listeners! Ciaahh!? Balik lagi nih sama si centil manis, mbak ratna. Balik ke sesi curhat bareng mbak ratna lagi dong pastinya. Sudah banyak banget nih curhatan yang masuk, tapi sebelumnya mbak ratna mau bacain ramalan zodiak nih, mumpung lagi hitsnya nih. Tebak-tebak manggis"

"Yuk mulai dari zodiak yang paling cemerlang bulan ini, yaitu pisces! Soal asmara sudah enggak diragukan lagi, doi bakalan tambah mesra deh sama kamu. Jadi jangan sia-siakan waktu selalu bersama ya gengs! Kalau pisces sangat cemerlang, ada kebalikannya nih. So sad banget bagi kamu seorang geminians, doi ada sesuatu hal yang bikin kamu ragu sama dia. Jangan khawatir dan tetap kuat yaaa ayo semangat terus dengan asmaramu geminians!"

"Dih sok tahu nih ramalan, pasti ga bener nih ramalan bohongan!" Icha langsung sewot di kala ramalan zodiaknya dibacakan dan soal asmara yang sangat menyedihkan versi mbak Ratna. Sejauh ini cukup menyedihkan sih, soalnya hubungan Icha sama Zayn kayak lagi perang dingin jarak jauh.

Volume ponselnya mendadak mengecil, panggilan masuk dari sahabatnya, Mika. Icha mengangkat ponsel mendekatkan pada telinganya dengan posisi yang masih posisi wuenak rebahan dikasur.

"Sini napa dah, ngecafe kita. Jangan galau dong, udah punya pacar masih sendirian aja. Gabung sini" ajak Mika lewat panggilan telepon.

"Siapa aja tuh? Kalo sama lo doang mah ogah, udah cukup deh lesbian sama elo!"

"Dih curut! Mentang udah pacaran sombong amat lu. Sama Rama doang sih Hahaha" gelak tawa Mika menular pada Icha

"Haha sialan, sengaja ya mau buat gue jadi nyamuk? Yaudah gue siap-siap dulu"

Icha mematikan sambungan telepon dan bergegas untuk mengubah penampilannya. Icha siap dengan pakaian santainya tapi tetap terlihat cantik sore itu, padahal yang ditemuinya cuma Mika dan Rama. Baginya tak apalah, daripada membusuk di kamar, manalagi ponselnya sepi, pesan masuk cuma dari grup whatsapp kelas yang tak karuan. Berisi orang-orang yang haus akan liburan tapi tidak punya budget untuk pergi.

***


"Idih rajin amat lo ram, di cafe pake nugas segala, eh ralat skripsian lo? Lagian masih libur semester kali, santai aja napa sih"

"Kaga skripsian kampret. Ini si Ketua UKM rempong bener, udah libur masih aja kasih gue kerjaan. Biasa lah editing"

"Hmm. Ya kali, skripsian duluan ntar kaga ada temen tuh si Mika. Soalnya kalau dilihat-lihat tuh, mukanya Mika tanda-tanda lulus 6 taun"

"Awas lo karma balik!"

"Canda kali Mik, sensi amatttt"

"Tuh gue udah pesenin minuman favorit lo"

Hello Doctor! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang