Jam makan siang datang bersamaan dengan Bang Andre yang membawa beberapa dus Soto Tangkar untuk dimakan beramai-ramain.
"Waaahhh asiiikk!" seru semua orang saat Bang Andre memberi aba-aba agar semua mendekat ke mejaku.
Bang Andre adalah Managing Director Exhale, alias bos dengan jabatan tertinggi yang dimiliki kantorku. Sebelum mulai bekerja di sini aku sudah beberapa kali bertemu dengannya dan cukup tahu sejarahnya memimpin Exhale. Jika boleh dibilang, Bang Andre sedikit banyak memiliki latar belakang yang serupa denganku. Dia adalah salah satu anak komisaris NRA Group yang artinya dia punya cukup uang untuk hidup nyaman tanpa perlu bekerja keras. Tapi yang membedakan nasipku dengan Bang Andre adalah keluarganya berpikiran terbuka dan mampu memahami kecintaannya pada musik elektronik. Alih-alih membuangnya dari kartu keluarga, Bang Andre justru dibuatkan wadah untuk menyalurkan passion-nya yang juga menjadi cabang bisnis baru bagi NRA Group.
"Gimana persiapan meeting minggu depan sama direksi?" tanya Bang Andre.
"Aman, Bang," jawabku. "Tinggal nunggu foto-foto aja yang masih diedit sama Gandi."
"Belom selesai, Ndi?" Bang Andre kini bertanya Pada Gandi yang sedang sibuk menuangkan kuah soto dengan hati-hati agar tidak membasahi meja kerjaku.
"Kemaren komputernya nge-freeze, Bang. Ini anak IT juga belom dateng. Tadi udah coba dihubungin lagi sih."
"Udah lo back up belom?"
"Back up-an dokumentasi aslinya sih aman, Bang. Cuma yang kemaren lagi diedit itu belom diangkut," jawab Gandi.
"Banyak?" tanyanya lagi.
"Lumayan," sahut Gandi.
"Yang tabah ya punya bos baru kayak Tania. Gue denger-denger dari kantor pusat sih dia emang perfeksionis." Bang Andre menepuk pundak Gandi dengan wajah serius yang dibuat-buat.
"Rese lo, Bang! Gue tahu kok kalau sebenernya elo yang khusus minta gue dipromosi ke sini karena terpesona sama bakat alami dan kejeniusan gue," debatku.
"Iya saking jeniusnya semua orang tinggal tanya sama Tania kalau butuh informasi apapun tentang kerjaan, dan dia pasti punya jawabannya," terang Bang Andre seraya tertawa. "Udah kayak Wikipedia berjalan lo di kantor pusat. Karena mereka semua eneg sama kejenisuan lo makanya lo dimutasi ke sini," selorohnya.
"Nggak apa-apa gue dimutasi ke sini, yang penting gaji gue naik," sahutku sambil menyuapkan sesendok Soto Tangkar ke dalam mulutku.
Bekerja di Exhale selama enam bulan sudah jelas banyak mengubah hidupku. Aku, si corporate PR yang terbiasa dengan strategi publikasi serius di kantor pusat, mendadak harus memikirkan publikasi yang jauh berbeda. Jika tadinya daftar sasaran publikasiku adalah majalah-majalah bisnis, koran dan surat kabar, kini berubah menjadi website lifestyle dan majalah dewasa. Bahkan setahun lalu aku masih mengurusi PR package berisi jurnal, alat tulis kantor, dan kawan-kawannya untuk dikirimkan ke pada para klien NRA Group, kini harus memilihkan wine dan kondom untuk isi PR package akhir tahun bagi pada selebriti, DJ dan tamu-tamu VIP Exhale.
Duniaku benar-benar berubah drastis, tapi aku tetap menyambar kesempatan apapun yang ditawarkan untukku. Meski dalam banyak hal aku harus mulai dari nol lagi, tapi ilmu yang kumiliki akan aku maksimalkan untuk menjadikan Exhale sebagai kelab malam terbaik yang dikenal orang seantero negeri. Aku siap pada tantangan apapun yang menantiku di depan sana, sesulit apapun itu. Karena dari setiap kesulitan itulah aku belajar lebih banyak.
"Eh gue baru inget!" seru Mandy tiba-tiba. Semua orang yang tadi sedang menikmati makan siang mendadak menatapnya. "Hari ini lo ulang tahun kan, Bang?"
Bang Andre memamerkan sederet giginya yang rapi alami. Tampang kegepnya nggak banget.
"Ih najong! Masa cuma traktir makan siang doang? Open table dong ah nanti malem!" paksa Mandy.
"Jangan nanti malem. Gue udah ada acara. Weekend aja, gimana?" tawar Bang Andre.
"Deal!" sahutku. "Yo, berarti di flyer dan poster tambahin juga tuh tulisan Andre's Birthday. Lumayan buat jualan ke crowd."
"Tapi nggak ada yang spesial gitu DJnya?" tanya Ario.
"Ide bagus tuh! Gue minta kado dari elo supaya Will main. Gimana?" usul Bang Andre.
Aku memutar mata sebelum mulai menggerutu, "Semacam jadwalnya pasti free aja, yaaahh!"
"Kalau elo yang minta pasti bisa deh dia," ujar Bang Andre meyakini.
Sial! Sepertinya aku kena jebakan betmen.
---
Music Video: Taki Taki by DJ Snake ft. Selena Gomez, Ozuna, Cardi B
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanya Tania [TERBIT]
ChickLit[SUDAH DITERBITKAN OLEH PENERBIT KATA DEPAN] Menjadi Public Relations Officer memang mimpi Tania sejak kuliah dulu. Kini, setelah lima tahun bekerja di head office NRA Group, sebuah tawaran menggoda datang untuk menjadi head of PR department di Exha...