Satu jam setelah selesai diwawancari oleh pihak kepolisian aku sudah selesai mempersiapkan press release. Berdasarkan diskusi dengan beberapa orang di kantor pusat, aku akan menggelar konferensi pers atas kasus ini. Menurut pihak kepolisian konferensi pers pertama ini sangat penting untuk dilakukan sesegera mungkin, demi meredam berita yang bisa saja simpang siur tersebar di masyarakat. Terutama karena kejadian ini melibatkan keluarga yang cukup terpandang di masyarakat. Karena itu pula, konferensi pers akan melibatkan tiga pihak, kepolisian, Exhale, dan perwakilan keluarga korban. Aku dibantu divisi humas kepolisian Polda Metro juga telah selesai menyebarkan undangan kepada para wartawan. Dan demi menciptakan atmosfer yang lebih baik, kami semua sengaja memilih Exhale sebagai lokasi konferensi pers.Sebuah tenda besar sedang mulai dipersiapkan di parkir depan Exhale untuk menampung para wartawan. Keberadaan tenda itu tentu saja juga berfungsi untuk menghalangi akses orang-orang yang tidak diinginkan ke dalam area basement, kantor, maupun kelab. Tak ada yang ingin siapapun mendekati area ditemukannya jenazah Joseph Laksmono ataupun mencuri dengar informasi yang masih rahasia.
Will tadi berbaik hati mengambilkan beberapa pakaian ganti dari apatermen untuk kugunakan pada konferensi pers nanti. Mandy membantuku memilih setelan blazer putih dari tumpukan pakaian yang dibawakan Will.
"Biar lo kelihatan bersih dan nggak bersalah. Lo kan mewakili Exhale," ujarnya berusaha meyakinkanku.
"Semacam fashion stylish ya lo sekarang. Udah sana bantuin Sheila di bawah. Tuh anak suka panik," tukasku.
"Iye iye gue ke bawah. Lo ganti baju gih sana buruan. Dandan juga deh, kantong mata lo udah kayak kresek belanjaan indomaret." Mandy segera beranjak keluar dari ruangan.
"Ternyata ada juga yang berani ngeledekin lo, ya," ledek Will.
"Cuma lo sama Mandy doang emang orang paling kurang ajar di seluruh jagad raya ini," semburku. "Anyway, makasih ya udah mau repot-repot bantuin di sini."
"Nggak masalah. Gue juga nggak ada kerjaan sampe hari Rabu. So, i am gonna stick around."
Will yang sedari tadi duduk di kursi kerjaku beranjak bangkit. Aku tahu dia sama lelahnya denganku, wajah tampannya terlihat agak pucat, rambut tebalnya acak-acakan, dan kantong matanya sudah jelas menceriminkan minimnya jumlah jam tidur kami. Mungkin tampangku juga sekacau itu.
"May i kiss you?" tanya Will setelah berdiri cukup dekat denganku.
Tak ada siapapun di ruang kerjaku saat ini. Semua orang sedang sibuk membantu persiapan konferensi pers yang akan diadakan pukul sembilan. Para polisi juga sudah banyak yang diminta membubarkan diri oleh Pak Amal. Hanya beberapa saja yang ditugaskan berjaga di tempat ini hingga fase krisis terlewati. Namun, meski hanya berduaan di ruangan ini pertanyaan Will membuatku sedikit jengah.
"Sepanjang pertemanan kita yang udah tujuh tahun lebih ini, kayaknya itu pertanyaan paling aneh yang pernah keluar dari mulut lo," ujarku.
"Sorry. Gue seharusnya sudah menanyakan itu jauh sebelum hari ini."
Will mengusap bibirku dengan ibu jarinya.
"So, why now?"
"Karena ini pertama kalinya otak waras gue bekerja dengan cukup baik saat berada di dekat lo."
"Terus?"
Will mendekatkan wajahnya. Aku bisa merasakan panas dari napasnya yang berhembus ke wajahku. Kali ini tak ada bau alkohol. Samar-samar aku justru mencium aroma mint.
Sial! Aku lupa belum sikat gigi.
"May i?" ulangnya.
Aku tak menjawab pertanyaan Will. Hanya menutup jarak antaran bibir kami yang hanya satu helaan napas.
Mencium pria itu tanpa pengaruh alkohol terasa berbeda. Will merapatkan tubuh kami. Ada dahaga di jiwaku yang terisi pada setiap detiknya. Belum lagi gejolak perasaan yang membuatku merasa sedang berjalan di titian jurang.
"I need to prepare myself," ucapku menghentikan manufernya.
"You better be." Will kembali melepaskan pelukannya dari tubuhku. "Gue tunggu di luar. Kali aja ada yang bisa gue bantu-bantu."
"Oke."
---
Music Video : Wild Thoughts by DJ Khaled ft. Rihanna, Bryson Tiller
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanya Tania [TERBIT]
ChickLit[SUDAH DITERBITKAN OLEH PENERBIT KATA DEPAN] Menjadi Public Relations Officer memang mimpi Tania sejak kuliah dulu. Kini, setelah lima tahun bekerja di head office NRA Group, sebuah tawaran menggoda datang untuk menjadi head of PR department di Exha...