16 : felix yang hilang

7.7K 1.8K 331
                                    

Guanlin menatap ketiga temannya dengan tatapan datar. Bukan seperti ini skenarionya, seharusnya mereka berjalan terburu-buru sambil menggendong Felix, kemudian Guanlin akan menginjak pedal gas dalam-dalam, bukan malah berjalan santai seperti ini.

"Ngapa lo?" tanya Guanlin sesaat setelah Jeno mendudukkan tubuhnya di kursi sebelah Guanlin.

"Felix gak sekolah hari ini, kita ke rumahnya," jawab Jeno.

"Lah bangsat, kok bisa??" tanya Guanlin.

"Mana gue tau, santoso. Nih pegang hp nya Hwall," jawab Sunwoo.

"Rese ya lo, ada rasa-rasa menyesal gue ngegas malem-malem buat nyari lo di gudang," kata Guanlin.

"Gini aja deh, Hwall tau daerahnya Felix, kan? Mending lo nunjukin jalan, daripada woogle yang ngomong. Emosi gue denger suaranya woogle," saran Jeno.

"Bentar, kita butuh chloroform, gak? Emang Felix bakal segampang itu ikut kita? Gimana bilang ke orangtuanya?" tanya Hwall.

"Hmm, es tehnya udah dibuang sama Daehwi, ya?" tanya Sunwoo.

"Bukannya udah lo minum?" canda Jeno.

"Kagak lah bangsat. Iket aja lah, daripada beli chloroform dulu, ntar muka ganteng gue disangka muka-muka penculik kan bahaya," kata Sunwoo.

"Lo tuh cakep-cakep tapi goblok ya. Btw udah ngabarin cewek-cewek? Katanya mau ikutan ke rumah sakit?" tanya Hwall.

"Udah," jawab Guanlin. "Lo pindah belakang sana, Jen. Hwall sebagai peta berjalan, jangan duduk di belakang dong."

"Ye, anjeng,"

"Abis ini belok kiri," kata Hwall

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abis ini belok kiri," kata Hwall.

Guanlin mengarahkan alejandro sesuai dengan instruksi Hwall. Setelah sesi hujat-menghujat, Jeno akhirnya lengser ke kursi belakang, dan Hwall pindah ke kursi depan.

Selama perjalanan, Jeno hanya menatap jalanan datar sambil menopang dagu. Ketika mereka hampir mencapai perempatan, langkah alejandro tiba-tiba berhenti.

"Loh, kenapa berhenti?" tanya Jeno.

"Nakyung tadi pesen, nyuruh kita ngeliatin selipan gedung. Depan situ ada gap dua gedung deh," jawab Guanlin.

"Selipan gedung apaan sih anjir, gak jelas amat," ucap Sunwoo.

"Jangan ngatain Nakyung dong bangsat. Udah sana turun lo, siapa tau nemu harta karun," titah Guanlin.

"Harta karun, nemu tai kali," kata Sunwoo sambil melangkah keluar, diikuti oleh Jeno dan Hwall.

Ketika laki-laki itu berjalan menuju sebuah tempat yang berada diantara dua gedung kantoran. Beberapa detik setelah mereka masuk ke sana, Jeno tiba-tiba muncul dan memberi isyarat agar Guanlin dan alejandro mendekat. Guanlin berjalan mendekat sambil menurunkan kaca mobilnya, ternyata Sunwoo dan Hwall sedang bersusah payah menggendong tubuh seseorang penuh luka lebam, Lee Felix.

"Anjir ni bocah abis ngapain??" tanya Guanlin panik.

"Abis ini jangan lupa nyuci delman lo, Felix gak mandi," celetuk Sunwoo.

"Bacot, alejandro dikata delman,"

Setelah memastikan semua orang sudah berada di dalam mobil, Guanlin segera melajukan alejandro secepat mungkin menuju rumah sakit. Selain untuk mencegah Felix sadar sebelum mereka sampai di rumah sakit, kondisi Felix sekarang saja sudah cukup memprihatinkan dengan banyaknya lebam biru di sekujur tubuhnya.

"Felix abis dikeroyok kali ya, ancur banget gila," ucap Jeno. "Tapi, dikeroyok kenapa?"

Tidak ada satupun yang merespon ucapan Jeno. Hwall sibuk menggumamkan doa-doa untuk keselamatan mereka, karena Guanlin benar-benar fokus menyetir mobilnya seperti orang kesetanan. Sedangkan Sunwoo?

"WOOHOO GAS TEROOS, MINGGIR KAU BANGSAT, GUANLIN MAU LEWAAAT!!"

"WOOHOO GAS TEROOS, MINGGIR KAU BANGSAT, GUANLIN MAU LEWAAAT!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gak ngerti juga sunwoo kenapa. kolom menghujat, dipersilahkan ~

btw aku bener-bener play hard di buku ini wkwkwk, gak ada serius seriusnya ㅋㅋㅋ

[✔] The Lost : Habitual Strange  (00ㅡ01L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang