Guanlin dan Jeno akhirnya dibawa ke sebuah kamar rawat untuk menenangkan diri. Mereka ditemani oleh Dokter Yanan dan Dokter Mina yang berusaha membuat mereka sedikit lebih rileks setelah kejadian mendebarkan tadi. Sejauh ini pun, mereka tidak berani dan tidak ada satupun yang menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana keadaan Moonbin saat ini.
"Mau minum air lagi?" tanya Dokter Mina.
Jeno mengangguk. Bisa dibilang saat ini keadaan Jeno lebih buruk dari Guanlin, karena bagaimanapun juga Moonbin masih memiliki ikatan darah dengannya.
Dokter Mina membawakan segelas air mineral dingin untuk Jeno. Sedari tadi, dua profesional (sebenarnya hanya Dokter Mina saja) sibuk menetralisir perasaan kedua remaja itu, bahkan Dokter Mina sempat bersenandung kecil untuk mereka berdua.
Bukannya alay, tapi siapapun pasti takut atau bahkan trauma dengan kejadian itu.
"Om," panggil Guanlin.
"Apa?"
"Tadi itu... Kenapa?" tanya Guanlin pada akhirnya.
Jeno menolehkan pandangannya pada Guanlin.
"Eh eh bentar, Jeno butuh sesuatu?" tanya Dokter Mina, berusaha mengalihkan topik.
Jeno menggeleng tegas. "Enggak dok. Tadi itu kenapa?"
Raut muka Dokter Yanan dan Dokter Mina berubah serius. "Kalian yakin mau tau? Tunggu kalian udah baikan aja," ucap Dokter Yanan.
"Aku udah gapapa, om, dok. Cerita aja," ucap Jeno.
Dokter Mina menghela nafas. "Sesuai dugaan saya, Felix itu dihipnotis. Gimana lanjutnya, saya belom tau. Barusan itu kepolisian kayaknya lagi berusaha wawancara Felix, tapi tiba-tiba ada orang jahat yang menyabotase rumah sakit, salah satunya bikin gaduh di bangsal Felix," jawab Dokter Mina.
"Orang yang bajunya item-item itu?" tanya Guanlin.
Dokter Mina mengangguk. "Belom jelas apa motifnya, dan bahayanya, dia bawa senjata, seperti yang udah kalian liat. Tapi gapapa kok, pelakunya udah diamankan sama pihak berwajib,"
"Terus, bang Moonbin gimana?" tanya Jeno.
"Moonbin kena satu tembakan di bahu. Sekarang, Moonbin lagi menjalani operasi buat ngangkat pelurunya. Gak usah khawatir, Jen, tim profesional langsung nanganin kok," jawab Dokter Yanan.
"Tapi Bang Moonbin gak kenapa-kenapa, kan?" tanya Jeno lagi.
"Iya. Itu cuma satu tembakan di bahu, Jeno. Masih bisa diselamatkan," jawab Dokter Yanan.
Keduanya bernafas lega. Setidaknya, mereka tahu bahwa Moonbin selamat.
"Oh ya, jangan lupa kabarin temen kalian kalo kalian nginep di kamar ini," pesan Dokter Mina.
"Eh, Felix di mana dong, dok? Tadi si Felix digotong-gotong gitu sama polisi," tanya Guanlin.
"Kayaknya dibawa ke kantor polisi deh. Kepolisian masih butuh keterangan dari Felix selagi mereka ngurus ninja hatori itu," jawab Dokter Mina.
"Wkwkwk, ninja hatori apaan coba," ucap Dokter Yanan sambil tertawa.
"Bajunya item-item tertutup kayak ninja gitu," jawab Dokter Mina.
"Bentar bentar, kalo Felixnya di kantor polisi, ya kita pulang aja kali njir. Ngapain stay di rumah sakit, sakit aja ngga," ucap Jeno.
Dokter Yanan melirik arlojinya, "Ini jam 11 malem, kalian yakin mau pulang? Lagian Felix kayaknya bakal sampe pagi juga, atau kalo dia selesai lebih cepat, pokoknya Felix bakal balik ke rumah sakit lagi."
"Buat apa?" tanya Guanlin.
"Pemulihan. Selama Felix ada di bawah pengaruh hipnotis, dia pasti gak ngurus dirinya. Semacam otw gizi buruk, makanya pas di sini, kita pantau terus," jawab Dokter Mina.
"Ayo, udah malem. Kalian jangan melek terus, gak capek apa ngurusin Felix mulu?" tanya Dokter Yanan.
"Lah gak mau sendirian, om. Temenin sini lah, setia ponakan," pinta Guanlin.
"Hmm iya iya. Dokter Mina mau tidur di sofa apa gimana? Saya mau nyari kasur," kata Dokter Yanan.
"Udahlah om sama Dokter Mina aja sana, aku restuin," celetuk Guanlin.
"GUANLIN MULUTNYA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] The Lost : Habitual Strange (00ㅡ01L)
Fiksi PenggemarKepribadian Felix tiba-tiba berubah, ada apa? Originally written by Penguanlin, 2019. [ !! ] urutan/cara baca, cek buku "Case Journal" chapter "How to Read".