"Dok, punya saya negatif,"
"Punya saya juga,"
Dokter Yanan menoleh pada petugas laboratorium yang menunjukkan tabung reaksi masing-masing. Bermacam-macam warna yang ditunjukkan oleh tabung tersebut.
"Hmm, punya saya negatif juga," kata Dokter Yanan.
"Negatif gimana, dok?" tanya Jeno.
"Ini gak mungkin negatif,” kata Dokter Yanan, tidak menghiraukan pertanyaan Jeno dan justru pergi melihat hasil kerja petugas laboratorium dengan teliti.
"Kalian pakai dosis yang tepat, kan?" tanya Dokter Yanan.
Para petugas laboratorium mengangguk.
"Tidak ada yang mendekati juga, dok. Sampelnya steril," jawab Woojin, salah satu petugas laboratorium.
Dokter Yanan memijat pelipisnya, kemudian menulis laporannya di atas kertas.
"Felix steril, dia gak pake narkoba," kata Dokter Yanan.
"Hah? Kok bisa?" tanya Jeno.
Dokter Yanan mengangkat bahunya, "Tugas saya dan tim laboratorium sudah selesai. Kita oper ke psikolog, nanti saya bikinin surat pengantar ke Dokter Mina,"
Guanlin, Jeno, Hwall, dan Sunwoo duduk bersama di sofa kamar inap Felix. Luka-luka Felix sudah dibersihkan, dan ia telah mendapatkan penanganan medis yang cukup baik. Untuk jaga-jaga, rumah sakit juga memasangkan ikatan pada tangan dan kaki Felix sesuai permintaan Dokter Yanan.
"Kok bisa sih Felix steril gitu? Apa serbuk-serbuk angel dust-nya udah lenyap ditelan darah?" tanya Sunwoo.
"Ya nggak bisa lah tolol. Kalo bisa gitu, mana ada pemakai narkoba ketangkep BNN," jawab Hwall.
Guanlin berdiri dari tempatnya dan berjalan mendekat pada ranjang Felix. Matanya memperhatikan segala ikatan di tubuh Felix.
tok tok!
"Felix?" bisik Nakyung sambil membuka pintu.
"Molor Felixnya," kata Jeno, kemudian mempersilahkan gadis-gadis itu masuk.
Nakyung hanya datang berdua bersama Nancy. Keduanya menghampiri Guanlin dan Felix, melihat perkembangannya.
"Ih, kok bisa luka-luka gini?" tanya Nancy sembari berbisik.
"Gak tau, kita nemu udah gini. Duduk dulu sana," kata Guanlin.
"Serem Felixnya, diiket iket," kata Nakyung.
"Kasian juga gue ngeliat Felix diiket gini," ucap Guanlin, kemudian membalikkan tubuhnya kembali melihat Felix.
Di saat yang bersamaan, Felix tiba-tiba membuka matanya dan menatap Guanlin datar.
"Bangsat kaget tau-tau melek!!" seru Guanlin.
Felix kembali memberontak, apalagi setelah menyadari posisinya yang terikat.
"Lepasin gua, LEPAS!!!" seru Felix, kaki dan tangannya ia hentakkan sekeras mungkin pada ranjangnya.
"ANJING SERU BANGET!!" seru Sunwoo.
"Goblok lo anjir!" omel Guanlin, tangannya sibuk menekan tombol merah untuk memanggil petugas kesehatan.
"Anjir mana ini susternya??" tanya Jeno panik.
Beberapa detik kemudian, suster dan dokter yang menangani Felix datang dengan sebuah kotak di tangan sang suster.
Dokter yang menangani Felix--namanya Dokter Hyungwon menyernyitkan dahinya. "Baru sadar? Atau sudah dari tadi?" tanya Dokter Hyungwon.
"Barusan, Dok. Langsung serem gini, hiiiihh!" jawab Sunwoo.
"Kasih anestesi dulu, sus. Dokter Mina masih dua jam lagi," titah dokter Hyungwon.
Suster tersebut agak kesusahan karena Felix yang terus bergerak, meskipun sudah dibantu oleh empat remaja laki-laki itu. Setelah cairan suntik anestesi itu masuk ke tubuh Felix, laki-laki itu semakin tenang, hingga akhirnya tertidur.
"Pasien ini latar belakangnya gimana? Sakit jiwa?" tanya Dokter Hyungwon.
"Gak tau, dok. Kayaknya iya, soalnya abis di cek laboratorium, Felix steril, gak pake narkoba," jawab Guanlin.
"Hah, steril?" tanya Nakyung dan Nancy.
Hwall mengangguk. "Sama sekali gak pake narkoba," jawab Hwall.
"Ya sudah, sekitar dua jam lagi dokter Mina datang, kalian bisa beristirahat dulu. Kalau Felix sudah sadar sebelum dokter Mina datang, pencet belnya lagi," pesan dokter Hyungwon, kemudian pergi bersama susternya.
ku persembahkan sefruit updatean karena uhb udah selesai yeay
dan sefruit sneak peek
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] The Lost : Habitual Strange (00ㅡ01L)
FanficKepribadian Felix tiba-tiba berubah, ada apa? Originally written by Penguanlin, 2019. [ !! ] urutan/cara baca, cek buku "Case Journal" chapter "How to Read".