1 : kunjungan museum

13K 2K 69
                                    

"Diorama ini menceritakan tentang perjuangan bangsa kita melawan penjajah, nah di sini kita bisa melihat jenis senjata..."

Hari ini, sekolah mengadakan studi wisata melalui kunjungan ke museum. Tidak ada siapapun yang tertarik pada kunjungan museum ini.

Tidak ada, kecuali Sunwoo, tentu saja. Laki-laki itu mengikuti kemanapun guide pergi dengan bersemangat, sementara teman-temannya yang lain? Mereka hanya ingin kunjungan ini cepat berakhir.

Sama halnya dengan Haechan dan Nakyung. Dua remaja berbeda jurusan itu hanya melangkahkan kaki mereka dengan malas mengikuti rombongan sekolah mereka.

"Ketawa dong Kyung," kata Haechan.

"Serem lah anjir, yakali tau-tau ketawa," kata Nakyung.

"Sunwoo yang baru sembuh aja langsung keluyuran gitu, ikutin sana," ucap Eric.

"Bacot kalian." Nakyung memilih pergi meninggalkan rombongan, keluar dari museum. Mau tidak mau, Haechan berlari mengikuti langkah gadis itu, jaga jaga apabila sesuatu yang buruk atau mungkin saja gadis itu tersesat, setidaknya Nakyung tidak sendirian. Sedangkan Eric, ia tidak mau ambil resiko.

"Nakyung!" panggil Haechan.

Mendengar panggilan Haechan, Nakyung justru mempercepat langkahnya. Mungkin Haechan melihat Nakyung 'berjalan' seperti biasa, lain halnya dengan gadis itu yang sibuk menabraki orang-orang yang tidak terlihat.

Kau tau kan, sebenarnya museum tidak pernah sepi, apalagi museum perjuangan seperti ini. Lantas, apakah museum prasejarah tampak seperti kebun binatang dengan arwah dinosaurus yang berjalan-jalan? Entahlah, mungkin Nakyung bisa menjawabnya.

"Nakyung!" seru Haechan sekali lagi.

Netra gadis itu menemukan sebuah kursi kosong di bawah pepohonan rindang. Tanpa pikir panjang, Nakyung menghampiri kursi tersebut dan mengistirahatkan tubuh dan pikirannya pada alam.

"Bangsat, cewek dipanggil-panggil kagak nyaut. Pake keluar dari museum lagi, ntar kalo ilang gimana??" omel Haechan.

Nakyung menghela nafasnya. "Gak bakal ilang, kalo ilang pun masih banyak yang bisa bantuin kita."

"Senjata laras panjang ini menjadi salah satu senjata api yang bangsa kita gunakan pada masa itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Senjata laras panjang ini menjadi salah satu senjata api yang bangsa kita gunakan pada masa itu. Senjata ini..."

Guanlin dan Jeno benar-benar bosan. Meskipun mereka adalah siswa kelas IPS dan seharusnya mereka 'cinta' dengan sejarah, entah kenapa kali ini rasanya berbeda. Tidak bisakah guide museum memberikan penjelasan dengan lebih menarik?

"Kyung--eh Nakyung sama Haechan ke mana?" tanya Guanlin pada Jeno.

Jeno reflek mengedarkan pandangannya ke sekeliling. "Lah nggak ada," kata Jeno.

Guanlin menggigit bibir bawahnya. "Gue mau nyari mereka," kata Guanlin, kemudian berlari keluar dari rombongan.

"Lin! Jangan pergi sendirian!" seru Jeno, namun tanpa ada niat untuk mengikuti langkah pemuda tinggi itu.

Guanlin mengabaikan peringatan Jeno (juga peringatan semua orang) tentang larangan berpisah dari rombongan. Sebenarnya ia juga belum pernah mengunjungi museum ini dan ia bisa tersesat kapan saja, namun Guanlin tidak peduli dan membiarkan kakinya melangkah mengikuti nalurinya.

"Anjir mana sih itu orang dua??" gumam Guanlin.

Guanlin kembali melangkahkan kaki panjangnya menyusuri lorong. Nafasnya cukup memburu karena berlarian di museum yang sangat luas, hingga ekor matanya menangkap sepasang manusia, duduk di bangku di luar museum.

Itu Nakyung dan Haechan.

hiahaha i'm backkkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hiahaha i'm backkkk

masa bodo sama 10k old melody, kalo nungguin 10k mah gue keburu naik kelas duluan

[✔] The Lost : Habitual Strange  (00ㅡ01L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang