[✔] The Lost : Habitual Strange (00ㅡ01L)

20 : jaga felix

"... kepolisian?" tanya Jeno.

Dokter Mina mengangguk. "Validnya nunggu kepolisian aja. Oh ya, udah kabarin orang tuanya?"

"Felix anak rantau. Orang tuanya di Australia," jawab Nancy.

"Yaudah, jagain dulu Felixnya. Kepolisian mungkin datang nanti malam atau besok. Setiap jam makan, nanti saya ke sini, Felix nurut kok sama saya. Oke, saya mau ke pasien lain, selamat siang!"

Keenam remaja itu menatap datar punggung Dokter Mina yang telah menghilang di balik pintu. Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa kasus ini cenderung seperti oper-operan?

Guanlin menghela nafasnya. "Yaudah, sesuai yang Dokter Mina bilang, siapa yang mau jagain Felix?"

"Jangan Sunwoo, please. Pikirin kesehatan jiwa pasien lain," usul Nancy.

"Sunwoo mah jelas, gue blacklist dari kapan taun udah. Hwall? Jen?"

"Mmm, bukannya gimana-gimana, tapi kan lo ada mobil, jadi gue saranin lo ikut stay di sini. Jaga-jaga kalo ada yang urgent, ada alejandro. Masa tau-tau mau ke kantor polisi naik ambulans, kan ga lucu," jawab Hwall.

"Lucu lah, ninu ninu gitu masa ga lucu," celetuk Sunwoo.

"Woo, gue tau nih. Pas pembagian otak, lo pasti mabal sama Haechan. Ngaku lo," kata Nakyung.

"Yaudah, gue di sini. Hwall atau Jeno, siapa yang mau temenin gue?" tanya Guanlin lagi.

Hening. Antara Jeno ingin mengalah agar Hwall yang tinggal, atau Hwall yang mengalah.

"Lama banget kalian, udah suit aja. Yang menang nemenin Guanlin, nanti kalo udah jam bezuk, kalian gantian jaga," kata Nancy.

Kedua ketua itu saling beradu suit, hingga jari telunjuk Jeno menang atas jari kelingking Hwall, maka Jeno lah yang pertama kali menjaga Felix.

"Mantul dah, yang sabar ya lo sama si Felix, banyakan tidurnya kok," kata Sunwoo.

Guanlin mengangguk. "Kalian pulang bareng cewek-cewek, kan? Jagain yang bener," pesan Guanlin.

"Jagain semuanya apa jagain Nakyung doang?" ledek Sunwoo.

"Jagain gua. Jagain semua lah goblok. Hwall, lo aja yang nyetir ya,"

Pukul setengah tujuh malam. Jeno dan Guanlin cukup lelah hari ini. Ketika mereka hampir menutup mata mereka dan mengistirahatkan tubuh mereka, ketukan pintu terdengar, dan kemudian Dokter Mina dan suster muncul sambil membawa nampan makan malam.

"Hooam, udah waktunya makan malam ya, dok?" tanya Jeno.

Dokter Mina mengangguk. "Kalian bisa beli makan sekarang, tapi jangan lama-lama ya,"

Jeno dan Guanlin bangkit dari sofa dan berjalan beriringan meninggalkan kamar. Tepat setelah mereka menginjakkan kaki keluar, tampak anggota kepolisian dengan seragam lengkap di depan kamar Felix.

Jantung kedua remaja itu berdebar, rasa kantuk mereka hilang begitu saja. Mereka belum siap jika harus berurusan dengan polisi lagi. Terakhir kali mereka berhadapan polisi adalah saat kasus lukisan utama, dan berurusan dengan aparat rasanya sangat merepotkan.

"Adek-adek, kalian temennya Felix?" tanya seorang polisi yang masih muda. Dari name tag-nya, beliau bernama Park Seonghwa.

Garis muka Pak Seonghwa sangat tegas, Jeno dan Guanlin semakin gugup sekarang.

"I–ya, pak," jawab Guanlin.

"Setelah ini, kami akan mengadakan pemeriksaan lebih lanjut pada Lee Felix. Mungkin akan memakan banyak waktu sampai tengah malam, jadi kami memindahkan kalian ke asrama pegawai untuk malam ini. Gak apa-apa, kan?" tanya Doyoung.

Guanlin mengangguk. "Gapapa, pak,"

Sementara itu, Jeno menyikut Guanlin. "Asrama pegawai di mana anjir?" bisik Jeno.

"Deket ruang mayat," jawab Guanlin santai.

"YAKALI?!?!"

SHOUT OUT FOR PAK SEONGHWA

YAALLAH BAPAAAK MATAMU MELEMAHKANKUUU bucin tiada akhir kalo begindang caranya bapakkkkkk :")))