14

501 54 0
                                        

"Rembulan dan bintang."
.

.

.

"Tampil dalam majalah kampus?!" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tampil dalam majalah kampus?!" 

Ekspresi terkejut Elvina bukan main. Elvina sampai membulatkan mata dan bertanya dengan suara keras. 

Saat ini, Elvina seorang diri berada di ruang seorang dosen yang dikenal sebagai pembina organisasi mahasiswa yang mengurus majalah kampus. Elvina duduk di kursinya sambil menggelengkan kepalanya cepat.

"Kayaknya engga deh, Pak. Dirga ngga akan mau harus tampil pemotretan dalam majalah kampus." ungkap Elvina memohon agar rencana sang dosen yang akan menjadikan Dirga dan Elvina sebagai model cover majalah kampus.

Bukan tentang majalah kampus yang sampai dijual untuk masyarakat umum. Tapi Dirga yang memang tak ingin bersikap lebih dikenal publik. Dirga hanya melakukan itu asal bersama Elvina, dan membahagiakan Elvina. Menurut Elvina, keberanian Dirga tampil di depan penonton semalam sudah cukup. Elvina tak ingin membebani Dirga dengan mengajaknya menjadi model cover majalah kampus.

"Permisi, Pak!" seru seseorang yang baru saja membuka kan pintu ruangan. Elvina menoleh ke belakang, melihat siapa orang yang mengganggunya dalam menolak tawaran sang dosen.

Andi yang membuka kan pintu, bersama dengan Dirga yang berada di balik tubuh Andi. Andi memiliki tubuh lebih pendek, hanya saja tubuhnya mampu menutupi wajah Dirga. Elvina hanya menatap Dirga dengan tatapan tak suka. Dirinya berusaha sebisa mungkin menolak tawaran sang dosen. Tapi sekarang? Dirga justru datang dengan Andi, si wartawan kampus yang terkenal gigih dengan tujuan hidupnya, yaitu membuat majalah kampus dikenal banyak orang di luaran sana.

Elvina kembali melempar pandangan nya, ia duduk menghadap sang dosen dengan menunduk. Dirga pun duduk di sebelah Elvina, dan segera berusaha melihat mata Elvina saat ini. Padahal jelas-jelas mereka ada didepan dosen, dan Dirga berani melakukan hal itu.

"Kamu kenapa?" tanya nya dengan suara khawatir. Elvina terduduk bangkit, dan menggeleng cepat sebagai respon. Elvina yang tak tersenyum dan menatap mata Dirga, membuat Dirga semakin khawatir dengan kondisi hati Elvina.

"Ekhem." sang dosen berdehem, mengkode bahwa sang dosen sedang memperhatikan tingkah romantis anak jaman sekarang. Sang dosen sempat membenarkan dasi nya yang entah sejak kapan mulai longgar.

Dirga dan Elvina duduk menghadap sang dosen.

"Jadi, saya akan menjadikan kalian model cover majalah kampus, bagaimana Dirga? Kamu mau kan?" tawar sang dosen.

"Sama Elvina 'kan, Pak?" tanya Dirga. Elvina menoleh pada Dirga, dan menggeleng cepat, memberi kode agar Dirga menolak tawaran sang dosen.

"Kalo sama Elvina saya mau Pak." jawab Dirga yang tersenyum lebar. Elvina segera melempar pandangan nya sembari menghembus napas kasar. Elvina semakin merasa bersalah dengan Dirga yang kini terlibat dengan segala aktivitasnya.

uniqueness//hunlisa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang