06

648 86 0
                                    

"seperti pelangi, hanya datang sebentar dengan keindahan nya menemani matahari, kemudian pergi."

.

.

.

Setelah acara kampus selesai, kini Dirga dan Elvina sedang berada di mobil berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah acara kampus selesai, kini Dirga dan Elvina sedang berada di mobil berdua. Dirga yang sedang menyetir, dan Elvina yang hanya bermain ponsel. Keduanya terus saja terdiam semenjak Dirga mengutarakan usahanya dalam merebut hati Elvina. Sementara Elvina merespon biasa saja ucapan Dirga.

Entah ia peduli namun pura-pura tak peduli, atau memang tak peduli sama sekali. Dirga tak tahu pasti. Respon Elvina justru membuat perasaan Dirga seolah semakin ciut karena pengakuan nya ia anggap memalukan. Dirga bahkan reflek menepuk jidat nya sembari menghembuskan napas kasar saat sedang menyetir.

Elvina pun menoleh, melihat tingkah aneh mengejutkan Dirga. Dirga yang tersadar dengan tingkahnya sendiri, akhirnya perlahan mengembalikan posisi tangan nya ke setiran mobil. Dasar ceroboh. Dirga menyumpahi dirinya sendiri yang sebenarnya melakukan banyak kesalahan hari ini.

Mulai dari Dirga yang tak membalas pesan Elvina tadi sore dan membuat Elvina khawatir. Kemudian tingkah memalukan nya yang menyatakan akan berusaha mendapatkan hati Elvina. Sampai ia reflek menepuk jidatnya sendiri saat ditengah keheningan diantara keduanya.

"Kamu, mau makan dulu?" tawar Dirga membuka suara setelah keadaan semakin dingin di sekitar Dirga. Sepertinya aura dingin Elvina mulai terpancar sampai tubuh Dirga hampir bergetar karena kedinginan.

"Boleh." jawab singkat Elvina yang masih menatap layar ponsel nya. Entah Elvina melakukan apa, sedari tadi ia terus mengetik, menatap, menggerak kan jemari tangan nya di layar ponsel.

"Mau makan apa?" tanya Dirga lagi.

"Terserah."

Kata mengerikan dari seorang wanita keluar begitu saja dari mulut Elvina. Dirga yang sebelumnya tak pernah mengalami situasi seperti ini pun kebingungan harus berbuat apa. Dirga hanya terus menjalankan mobilnya perlahan dengan penuh harap keajaiban akan datang padanya. Apa yang harus Dirga lakukan sekarang?

"Aku kenal satu restoran, mau kesana?" tawar Dirga setelah keajaiban datang ke otak nya.

"Kenapa harus restoran?"

"Yaterus mau kemana?"

Hening. Elvina bahkan menghentikan aktivitas nya dengan ponsel. Elvina menatap ke depan dengan menyipitkan mata. Sementara Dirga tengah mengatur emosinya karena harus berdebat mempermasalahkan mereka mau makan dimana. Masalah klasik.

uniqueness//hunlisa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang