"Bahkan status sahabat pun tetap tak bisa merubah takdir seseorang."
.
.
.
Caca sedang berjalan menyusuri lorong loker setelah kelasnya selesai. Langkah Caca terhenti ketika ponselnya berdering didalam sakunya.
Caca menerima panggilan dari orang yang tak dikenalnya, dan dengan pasti Caca mengangkat telepon itu untuk memastikan. Siapa tahu orang yang menghubungi nya memang memiliki urusan dengan Caca.
"Siaㅡ"
Plak!
Tamparan keras mendarat di wajah kiri Caca, Caca bahkan sampai menunduk, menyadari situasi nya sendiri. Rasanya seperti mimpi, hanya saja rasa sakit ini begitu nyata.
Reza yang baru saja tiba di kampus, melihat kejadian itu. Kemudian Reza berlari menghampiri Caca yang masih menunduk di tempat dengan ponsel di telinga nya.
"Keysa!" bentak Reza yang secara paksa menarik bahu Keysa agar menatap matanya yang tengah membara. Ya, Reza emosi bukan main. Bagaimana bisa Keysa melakukan itu setelah hubungan keduanya sudah berakhir tiga bulan lalu.
"APAAN SI KAMU DIEM!!!" bentak Keysa pada Reza yang menarik tangan nya.
"MIKIR DONG DIA NGGA SALAH APA-APA!" untuk pertama kalinya, Reza membentak Keysa didepan banyak orang yang mengerubungi mereka bertiga. Keysa bahkan sampai bungkam, dirinya terkejut mendapat bentakan cukup keras dari lelaki yang pernah dicintai nya itu.
Dengan perlahan, dan tangan yang bergetar, Caca mengangkat pandangan nya, melihat pelaku yang baru saja mempermalukan nya didepan banyak orang saat ini. Reza dan Keysa melihat ke arah Caca, dan Caca menatap keduanya secara bergantian dengan menitihkan air matanya.
Caca pun beranjak dari tempatnya, bahkan berlari dari kerumunan mahasiswa lain yang ternyata sudah mengerumuni nya. Reza tak tinggal diam, dirinya mengejar Caca meski Keysa berusaha mencegahnya. Caca tak peduli lelaki itu, sungguh, Caca sudah ikhlas lahir-batin jika Reza bersama Keysa. Asal tak membawa dirinya ke masalah mereka berdua.
Langkah Caca terhenti ketika tangan Reza berhasil meraih tangan kiri nya. Tubuh Caca memutar secara paksa, sampai ia menatap mata Reza yang terlihat sangat khawatir. Mata Caca sudah basah, menangisi kejadian yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Caca masih memegangi pipi kirinya, bekas tamparan Keysa padanya.
"Ca, kamu gapapa?" tanya Reza dengan maksud khawatir. Caca tersulut emosi, hingga akhirnya ia memaksa menarik tangan nya sendiri dari genggaman Reza.
Tangan nya berhasil lepas meski sakit. Caca kembali berjalan cepat didepan Reza, berusaha menghindari kedua sejoli itu dalam hidupnya.
Caca terduduk di halte bus dekat kampus, dia memang tak menaiki bus, tapi entah kenapa dirinya butuh sandaran untuk duduk dan menangis seorang diri. Ya, hanya ada Caca, dan wajahnya yang basah akibat air matanya sendiri. Caca bingung, dirinya salah apa, Caca hanya diam kemudian Reza yang menghampirinya. Jika terus saja Caca dibenci karena Reza, Caca lebih memilih untuk menjauhi Reza dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
uniqueness//hunlisa✔
Teen Fiction[24 Feb 2019] ㅡ#2 Elvina [07 Maret 2019] ㅡ#551 Devan [13 Maret 2019] ㅡ#1 Elvina Percayalah, mentari menyinari bumi karena ia sayang pada penduduk bumi. Begitu pula dengan rembulan, ia menutupi sinar matahari untuk penduduk bumi agar beristirahat. Sa...