16

447 53 0
                                    

"Masa lalu, dan masa kini."

.

.

.

9 tahun yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

9 tahun yang lalu.

"Bu, kita mau kemana?" tanya Dirga pada sang Ibu yang tengah menyetir mobil di sebelahnya. Sang Ibu terlihat tergesa-gesa sejak keduanya pergi meninggalkan rumah.

"Kita harus jemput ayah, nak!" seru sang Ibu yang masih terfokus menyetir.

"Kenapa ayah harus di jemput?" Ya, Dirga benar. Untuk apa menjemput sang ayah, padahal sang ayah sering kali pergi dan pulang dengan taksi.

"...baik, disini saya akan melaporkan terkait berita tentang jatuhnya pesawat yang baru saja jatuh di tengah laut Indonesia..." suara dari radio didalam mobil terdengar.

Dirga ingat, terakhir kali dirinya melihat ayah dan ibu berkomunikasi ketika sang ayah akan terbang dengan pesawat menuju Amerika. Dan saat itu, Dirga sempat berbicara panjang lebar dengan sang ayah yang terus saja menasehatinya agar tidak nakal ketika di sekolah. Padahal saat itu Dirga sedang berlibur kenaikan kelas selama sebulan, tapi ayahnya tak pernah bosan mengingatkan Dirga untuk belajar.

Kini mata sang ibu sampai basah akibat menahan tangisan nya sendiri. Berulang kali ia mengusap matanya sendiri, mencegah tangisan nya untuk pecah di sebelah anak kesayangan nya. Dirga yang tak paham dengan situasinya saat itu hanya mampu termenung menatap sang ibu yang sedang menahan tangisan nya sendiri. Kenapa ibu menangis?

"Ibu..." panggil Dirga dengan suara lirihnya.

"DIRGAA!!!" teriak ibunya yang kini memeluk Dirga dengan erat setelah Dirga melihat cahaya yang besar itu mendekati kaca mobil di depan nya. Dengan pandangan yang kini hitam semua akibat sang Ibu memeluknya, Dirga merasakan tubuhnya terguncang kesana-kemari.

Bahkan Dirga bisa merasakan kepalanya menghantam atap mobil dan berakhir di atas kursinya lagi. Dengan tubuh sang ibu yang kini jatuh di pelukan nya. Dirga yang masih tersadar pun, akhirnya memanggil sang ibu yang sudah tak sadarkan diri di depan nya.

"Ibu..." lirihnya dengan mata yang mulai berkaca. Dirga menangis.

Dirga terus saja menggoyangkan tubuh ibunya, dengan penuh harap ibunya akan kembali bangun dan bilang pada Dirga bahwa saat ini keadaan nya baik-baik saja. Dengan mata yang begitu sayu, ibu Dirga kini bisa menatap mata anak satu-satunya itu.

"Dirga janji sama ibu ya, harus jadi anak pinter." pesan sang ibu sebelum sebuah mobil berhasil menghantam mobil milik Ibu Dirga dari sebelah kiri. Tubuh Dirga kembali terhantam, namun kini pandangan nya kembali hitam tanpa sang ibu yang memeluknya.

Dirga tak sadarkan diri. Dan segera di bawa ke rumah sakit setelah seseorang berhasil melaporkan kecelakaan beruntun di jalan tol malam ini. Dengan mata yang sayu, Dirga bisa melihat ada tiga dokter yang berada di sebelah ranjang tengah membawa Dirga ke sebuah tempat. Ditemani oleh keempat susternya yang mengenakan masker rumah sakit seperti ketiga dokter itu.

uniqueness//hunlisa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang